Mohon tunggu...
Maliki FebriantonoSaputra
Maliki FebriantonoSaputra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa di Institut Pertanian Bogor

Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM IPB ~Yang Amat Pembelajar~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Good to Great

15 Februari 2020   15:08 Diperbarui: 15 Februari 2020   15:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan manusia tentu selalu identik dengan kata baik, dan kebanyakan dari kita selalu terobsesi untuk menjadi baik. Semenjak kecil kita sering diperintahkan oleh orang tua kita "be a good person" atau "daddi wong sing apik", namun apakah nomenklatur "baik" masih relevan untuk kita jadikan tujuan di zaman yang penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan ambiguitas.

Mengutip statement dari rektor IPB, Prof. Arif Satria "pada saat ini kita sedang mengalami Disruption Era, dimana kita mengalami 4 Hal VUCA : Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity", pada era sekarang generasi muda, pemimpin sedang dihadapkan dengan 4 hal Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity. Dimana dengan adanya 4 hal ini, maka kita sebagai pemimpin, generasi muda tidak cukup untuk menjadi "Good Person", but we must to be "A Great Person". Lantas bagaimana cara kita untuk menjadi Great Person? Apa nilai yang musti kita bawa? Apa instrument yang harus kita lakukan?

Menjadi Pemimpin yang hebat merupakan pekerjaan yang berat dan tidak mudah, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus kita miliki, ada beberapa instrument yang harus kita lakukan. Menjadi pemimpin hebat, yang pertama harus dimiliki adalah "Inspire Greatness" kita sebagai generasi muda harus memiliki visi yang sangat besar, visi yang memiliki value yang mendalam dan impactfull sehingga mampu untuk menggetarkan orang-orang yang kita pimpin, visi yang mampu menggerakkan semua orang, visi yang mampu memberikan optimisme kepada semua orang yang kita pimpin. Sebagaimana pemimpin-pemimpin hebat yang pernah lahir di dunia ini, napoleon bonaparte, muhammad saw, soekarno, hitler, lenin mereka semua selalu memberikan optimisme, visi dan impian yang menggetarkan seluruh komponen yang dimpimpin, sehingga mampu membentuk gelombang massa untuk mencapai impian yang diinginkan.

Langkah kedua yang harus dilakukan ialah "Model the Way" memberikan contoh di depan, menjadi tauladan dalam setiap aktivitas. Karena tindakan akan lebih memberikan efek lebih besar untuk menggerakkan orang lain. Menjadi yang terdepan dalam setiap kebahagiaan, kemenangan, dan menjadi yang terdepan juga dalam setiap kegagalan dalam segala tujuan bersama. Langkah ketiga adalah "Challenge the Process", dalam buku Good to Great karya Jim Collins, ada sebuah konsep yang bernama paradoks stockdale

"Paradoks Stockdale adalah konsep dimana kita harus memiliki visi setinggi gunung, impian setinggi langit, valuable, namun jangan lupa bahwa ada fakta- fakta berat yang harus di hadapi saat ini"

Lalu apa yang bisa kita lakukan adalah dengan terus challenged the process, terus mengambil resiko dalam setiap langkah yang akan kita ambil, dan akhirnya akan memperkecil gap antara impian kita dengan realitas kita saat ini.

Hal keempat yang harus dimiliki seorang pemimpin hebat adalah "Enable other to Act", bukankah sejatinya kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi orang lain " The Art of Influence" jadi sejatinya ketika kita menjadi seorang pemimpin dan kita memiliki impian yang sangat besar maka tentunya kita tidak akan bisa menyelesaikan visi itu sendiri, kita harus menggerakkan segala komponen untuk mencapai visi besar tersebut. Lalu cara cepat untuk menggerakkan orang lain apa?

"Make Sacrify" buatlah pengorbanan, karena kepemimpinan itu tentang seberapa kita berkorban untuk orang lain, bahkan pemimpin besarpun selalu mengorbankan segalanya bagi anggotanya, dan bagi impian besarkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun