Mohon tunggu...
Malik Ibnu Zaman
Malik Ibnu Zaman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ditipu Kuntilanak

23 Mei 2021   20:40 Diperbarui: 23 Mei 2021   20:55 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak saya cerita tentang kisah masa mudanya, ini kisah yang cukup unik, dan lucu, menggambarkan bahwa setan menipu manusia itu benar adanya.

Jadi ceritanya, sekitar tahun 1990-an, bapak saya saat itu masih bujang, seperti anak desa pada umumnya saat itu, selepas menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama langsung merantau ke ibukota, ketika itu bapak saya bekerja sebagai penjual nasi goreng keliling.

Bapak berjualan nasi goreng di salah satu wilayah di Jakarta Selatan, mengenai lokasi pastinya bapak tidak menceritakan kepada saya.

Seperti anak muda yang sedang semangat-semangatnya bekerja, bapak saya berangkat menjajakan nasi gorengnya sejak pukul lima sore. Keliling dari satu komplek perumahan ke komplek perumahan lainnya. Kurang lebih sudah tiga bulan berjualan nasi goreng, meskipun dagangannya tidak laris-laris amat.

Sore itu seperti biasanya di jam lima sore bapak saya berangkat dari kontrakan ditemani gerobak nasi gorengnya. Namun, sudah satu jam berkeliling, dua komplek perumahan sudah dilewati tetapi tidak ada satupun pembeli. Akhirnya bapak saya pun mencari komplek perumahan yang lain yang belum pernah ia lewati sebelumnya, hanya berbekal insting saja, ke mana langkah kaki berjalan.

Tetapi sayang sekali di komplek berikutnya juga sama saja sepi, tak berselang lama adzan Maghrib berkumandang, bapak saya pun segera mencari mushola di kompleks perumahan tersebut. Setelah selesai sholat Maghrib, bapak saya mangkal di pojokan samping kompleks, siapa tahu katanya ada yang membeli.

Benar saja, tidak berselang lama, ada seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang mendekati gerobak. Sontak bapak saya begitu girang akhirnya ada yang membeli, tentu saja bapak saya bersiap siap menerima kedatangan pembeli pertama di hari itu. Tetapi sungguh di luar dugaan perempuan tersebut ternyata tidak membeli, hanya memberi tahu sesuatu.

"Mas dagangannya sepi yah, mending mas jualan di sana saja, tinggal lurus 300 meter dari sini, di daerah situ sedang ada pasar malam, bukanya jam sebelas malam dan tidak ada yang menjual nasi goreng," kata perempuan tersebut.

"Wah, mbak tahu aja kalau nasi goreng saya belum ada yang membeli, terima kasih" ujar bapak saya.

Perempuan tersebut pun langsung berlalu, bapak saya pun tanpa ada sedikitpun rasa curiga, meskipun kata bapak saya perempuan tersebut bau melati. Ia berpikir bahwa itu adalah parfum. Bapak saya pun tetap di mangkal di situ, katanya nanggung biar bisa sekalian ke pasar malam tidak terlalu jauh.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam bapak saya pun mengikuti petunjuk yang diberikan oleh perempuan misterius tersebut, betapa terkejutnya saat sampai di lokasi tersebut. Ternyata di depan adalah sebuah jurang, untung saja bapak saya begitu teliti, karena kamu berjalan dua meter lagi adalah sebuah jurang, kalau terus berjalan sudah dipastikan jatuh ke jurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun