Mohon tunggu...
Mohamad Sastrawan
Mohamad Sastrawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Matraman

http://malikbewok.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

APPERTI Kutuk Dugaan Kecurangan Pemilu

23 April 2019   20:24 Diperbarui: 23 April 2019   20:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekjen APPERTI Taufan Maulamin (dok pribadi)

Jakarta -- Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (APPERTI) mengutuk keras adanya kecurangan penyelenggaraan Pemilu 2019. Sekjen APPERTI, Dr. Taufan Maulamin, SE, AK, MM, menegaskan banyaknya kasus kecurangan Pilpres menjadi preseden buruk yang akan berdampak pada Pemilu 2019 sebagai Pemilu terburuk sejak Reformasi.

"Kita mendukung upaya pengungkapan adanya kecurangan Pemilu, seperti penggelembungan suara bagi Capres dan Cawapres 01 dan penyusutan suara bagi pasangan 02," kata Taufan Maulamin seperti dikutip dari rilis yang disebarkannya kepada wartawan pada Selasa (23/4/2019).

Disebutkannya, kecurangan semakin tampak karena di berbagai daerah ditemukan surat suara yang telah tercoblos. Selain itu, di luar negeri, menurutnya, banyak WNI yang tidak bisa mencoblos karena sikap Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang tidak kompromistis. Selain itu, Taufan pun mengungkapkan adanya intimidasi bagi pemilih di beberapa daerah untuk mencoblos pasangan 01.

"Di luar negeri, banyak rakyat Indonesia tidak mencoblos karena kehabisan surat suara atau alasan lainnya," tandanya.

Taufan mendukung berbagai pihak untuk melaporkan adanya kecurangan tersebut agar Pemilu 2019 bisa jujur dan adil. Dia menyoroti Pemilu kali ini yang jauh dari rasa keadilan, mempertontonkan kecurangan, intimidasi, penghilangan serta perusakan kotak serta surat suara. Di beberapa daerah, menurutnya, telah terjadi upaya pencurian Form C1 yang merata di seluruh Indonesia. KPU sering salah input dengan pola yang seragam sehingga mengurangi jumlah suara paslon 02.

"Sebagai akademisi, kita memiliki kepentingan besar terhadap penyelenggaraan Pemilu yang jujur dan adil. Tanpa keduanya, maka integritas KPU dipertanyakan dan keabsahan hasil Pemilu juga bisa ternoda," tukasnya.

Lebih dari itu, Taufan juga mengimbau semua pihak untuk menjaga kondusifitas pascapemilu. Dia tidak ingin terjadi perpecahan sesama anak bangsa.

"Untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara, kita mendesak KPU untuk jujur dan adil dalam menghitung hasil suara," katanya lebih lanjut. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun