Mohon tunggu...
Malikasyah rachman
Malikasyah rachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuliah Daring dan Kuliah Tatap Muka

10 Januari 2022   22:10 Diperbarui: 10 Januari 2022   22:19 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran daring dimulai secara mendadak tanpa persiapan di seluruh dunia yang terkena dampak covid-19 tanpa terkecuali. Walaupun seperti yang kita tahu, pembelajaran daring atau jarak jauh sudah digunakan di banyak negara termasuk Indonesia seperti Universitas Terbuka yang sudah ada sejak tahun 1984, namun sampai titik dimana covid-19 belum terjadi pembelajaran daring hanyalah salah satu alternatif dari banyaknya sistem pembelajaran namun penggunaannya masih minim karena belum meratanya jaringan internet yang ada.


Namun karena pandemi yang berlangsung mau tak mau semua sektor pendidikan menggunakan sistem daring agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung. Hal ini menyebabkan banyaknya peserta didik yang tidak siap mulai dari sarana yang tidak memadai karena perbedaan ekonomi yang tak rata dan peserta didik akan teknologi itu sendiri.


Banyak yang menilai pembelajaran daring banyak memiliki kekurangan, namun ini merupakan jalan satu-satunya sampai pandemi ini berakhir. Peserta didik mulai beradaptasi dengan suasana yang baru, banyak yang mulai membuka laptop mereka dari yang tadinya hanya digunakan untuk sekedar mengetik atau menonton film sekarang semua pelajaran ada di internet, dan peserta didik dituntut untuk belajar mandiri di internet.


Guru berperan penting dalam pembelajaran daring, karena tidak bertemu tatap muka banyak pendidikan tentang sikap dan perilaku yang diajarkan jadi diabaikan karena pembelajaran daring ini, hingga para murid tidak merasa kehilangan figur guru dan menganggap mereka sebagai seorang yang penting. Karena jika Guru hanya memberikan tugas selama masa pandemi tanpa ada interaksi lebih lanjut maka peserta didik merasa tidak terbantu dengan kehadiran Guru dan perlahan mulai meremehkannya.


Peran Orang tua juga berkali lipat karena harus memantau anaknya lebih lama dari biasanya, para Orang tua dituntut untuk bisa menjadi pemberi informasi dan membantu anak dalam belajar. Hal ini bisa meningkatkan kedekatan antara anak dan Orang tua yang mungkin tadinya jarang bertemu karena mereka memiliki kegiatan masing-masing.


Masalah utama dari pembelajaran daring adalah karena belum meratanya sarana yang ada di Indonesia, masalah listrik yang belum bisa menjangkau semua belahan nusantara membuat para penerus bangsa yang berada di pedalaman negeri merasa sangat kesulitan karena adanya pembelajaran daring. Memang Indonesia belum siap dengan pembelajaran daring secara menyeluruh, apalagi banyak pelajaran yang menggunakan motorik dengan indra yang ada sehingga pembelajaran daring masih dinilai kurang.


Oleh karena itu pemerintah mulai melaksanakan pembelajaran offline dimana menjadi masa transisi antara pembelajaran daring dan luring. Bagi para peserta didik yang merasa kurang saat pembelajaran daring mereka diperkenankan datang ke sekolah dengan protokol yang ada dan yang bisa mengikuti pembelajaran daring bisa melakukannya tanpa datang ke sekolah.


Setiap sistem pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing, dalam kasus ini mungkin jika persiapannya menjadi lebih matang pembelajaran daring bisa menjadi sistem yang baru dan diterapkan di Indonesia namun untuk saat ini masih banyak yang perlu diperbaiki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun