Mohon tunggu...
Malik Anwar
Malik Anwar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya (HR. Ahmad)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengambil Butir-butir Keteladanan Khalifah Umar Bin Khattab dari Film Series Omar

7 Juni 2021   23:28 Diperbarui: 7 Juni 2021   23:31 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sepeninggal Rasulallah SAW keadaan umat muslim kala itu sedang mengalami cobaan serius dimulai dengan munculnya Musailamah Al Kazab, Thulaihah bin Khuwailid bin Naufal, Sajah binti Al-Haris bin Suwaid dsb. Sebelum adanya cobaan tersebut, awal-awal setelah wafatnya Rasulallah SAW ujian pertama kali yang datang mengenai penerus tongkat estafet kepemimpinan, karena pada saat itu umat perlu sesosok pemimpin yang bisa menjadi reformer bagi perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pemilihan khalifah baru pengganti Rasalullah SAW bisa dibilang bukan usaha yang mudah, karena pada saat itu orang-orang yang menjadi sahabat dekat dengan Rasulallah SAW enggan untuk menjadi khalifah, mereka semua menganggap tidak layak untuk menggantikan Rasalullah SAW. Atas desakan Umar bin Khattab dan juga didorong oleh sahabat yang lainnya seperti Utsman dan Ali, akhirnya terpilihlah satu nama, yaitu Abu Bakar Siddiq R.A. Salah satu alasan kuat kenapa para sahabat menjadikan Abu Bakar sebagai seorang khalifah pengganti Rasalullah dikarenakan beliaulah orang yang paling dekat dengan Rasalullah, orang-orang yang pertama kali masuk Islam sekaligus menjadi orang pertama yang membenarkan perjalanan Isra dan Miraj Rasullah disaat yang lain menganggap Rasullah sebagai orang yang tidak rasional. Di zaman kepemimpinan Abu Bakar ini, beliau bisa mengatasi kekisruhan umat pada saat itu yang salah satunya beberapa suku tidak mau lagi tunduk kepada pemerintahan Madinah setelah Rasullah wafat. Mereka menganggap perjanjian berakhir seiring wafatnya Rasul SAW. Melihat perpecahan ini Abu Bakar menyelesaikannya dengan perang Riddah atau perang melawan kemurtadan. Khalid bin Walid panglima yang paling berjasa dibalik kemenangan perang ini.

Di usianya yang terus berangsur menua Abu Bakar Siddiq sering ditimpa sakit-sakitan, hal ini sebuah rasio logis dikarenakan tubuh Abu Bakar tidak sanggup menampung umur yang kian menua. Pada tanggal 21 Jumadil Akhir, 13 H Abu Bakar meninggal dunia. Skenario setelah Rasullah SAW dan setelah Abu Bakar wafat hampir mirip, dikarenakan tidak ada yang merasa pantas untuk menggantikan keteladanan dan kecerdasan Abu Bakar. Umar yang saat itu mendengar wafatnya Abu Bakar langsung tidak ingin ikut campur lagi dalam pemerintahan kala itu dan lebih menyerahkan hal tersebut kepada Utsman dan Ali. Setelah diskusi yang dilakukan sahabat lainnya akhirnya nama Umar bin Khattab terpilih menjadi pemimpin yang menggantikan khalifah Abu Bakar. Umar pada awalnya langsung menolak hasil konsensus para sahabat tersebut, namun sahabat berhasil meyakinkan Umar dan Umarpun di Bai'at di hadapan para sahabat dan umat kala itu. Selama masa hidupnya Umar bin Khattab banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari beliau. Berikut penulis rangkum pelajaran menarik dari kisah Umar

a. Tidak gila jabatan

Umar semasa hidupnya sangat takut sekali dengan sebuah amanah, beliau yakin bahwa amanah merupakan suatu hal yang besar dan orang yang berkhianat akan mendapatkan dosa besar. Umar sosok pribadi yang tawadhu tidak gila kekuasaan dan tidak pula mengambil jabatan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri maupun bagi kepentingan golongannya. Umar dalam menerima kekhalifahannya murni hanya untuk mengharap balasan dari Allah dan Umar selalu berdoa agar selalu dituntun oleh Allah ke jalan kebaikan serta dijauhi dari segala keburukan

b. Sederhana dan merakyat

Di Indonesia selama satu dekade terakhir dihebohkan dengan kepemimpinan salah satu tokoh pemimpin di Indonesia dengan gaya kampanye andalannya yaitu blusukan, simpelnya suatu cara untuk berinteraksi langsung dari sudut masyarakat ke masyarakat lainnya sebagai wadah untuk mendulang suara. Jauh sebelum pemimpin Indonesia, Umar bin Khattab telah melakukannya terlebih dahulu. Bedanya Umar melakukan kegiatan tersebut selama masa jabatannya sebagai khalifah, bukan hanya ketika mengadakan kampanye saja layaknya pemimpin di Indonesia. Di zaman Umar pernah terjadi wabah yang bernama Tha'un, wabah tersebut sangat mematikan banyak membunuh kaum muslimin salah satunya Suhail bin Amr yang meninggal oleh wabah yang mematikan ini. Wabah ini tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan saja, melainkan merambah juga kepada aspek ketersediaan pangan yang memadai, bahkan Umar menyurati seluruh gubernur-gubernur di bawah pimpinannya untuk membawa makanan, minuman dan kebutuhan pakaian untuk kaum muslim terutama untuk daerah Madinah. Umar sebagai khalifah pada saat itu memastikan kebutuhan umat harus terpenuhi terlebih dahulu dan beliau sendiri malah memilih untuk memakan roti dan zaitun, sungguh akhlak yang patut untuk dijadikan contoh. Di lain kisah datang seorang utusan dari byzantium untuk bertemu dengan khalifah Umar, seketika utusan byzantium tersebut kaget melihat khalifah kaum muslim yang telah banyak melakukan penaklukan daerah-daerah besar seperti Persia malah tidur di luar hanya dengan beralaskan kain seadanya saja, hal itu sulit ditemui di daerah manapun pada saat itu

c. Berani

Selama masa kepemimpinan Umar banyak daerah yang ditakluki oleh kaum muslimin, salah satu yang melatarbelakangi hal itu dikarenakan ada sosok panglima sentral yang bernama Khalid bin Walid. Bahkan pada saat itu kaum muslimin meyakini bahwa selama yang menjadi pemimpin panglima perang adalah Khalid bin Walid umat muslim pasti menang, hal itu bukan isapan jempol semata, melainkan bukti kalau Khalid selama perang baik ketika menjadi prajurit atau panglima tidak pernah kalah. Jadi saat itu kaum muslim menganggap bahwa kemenangan yangkaum muslim dapati murni berkat kehadiran Khalid, bukan berkat rahmat Allah yang menjadikan kaum muslim menang. Agar menjaga nilai nilai tauhid dalam diri muslim saat itu, Umar bin Khattab menggantikan Khalid dengan Abu Ubaidah yang diberi gelar oleh Rasulllah SAW sebagai orang kepercayaan umat. Umar berkeyakinan bahwa tauhid harus lebih diutamakan dibanding kemenangan di medan perang, karena sejatinya dengan bertauhid kepada Allah kemenangan pasti akan datang, bukan malah mengagungkah Khalid sebagai manusia.  Walaupun kebijakan Umar dikecam oleh banyak pihak kala itu, namun Umar berhasil meyakini umat bahwa kebijakan yang diambil murni untuk kebaikan umat, alhamdulillah dengan berjalannya waktu umat pun percaya.

Demikianlah sedikit pelajaran yang bisa diambil dari kisah Umar bin Khattab R.A. Semoga kita semua bisa meneladani jejak-jejak perjalanan kehidupan Umar bin Khattab R.A yaa teman....

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun