Mohon tunggu...
Politik

Ideologi Berbeda? Kerja Sama Tetap Oke!

24 Februari 2018   12:39 Diperbarui: 24 Februari 2018   13:04 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Malik Athafarras

(Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia dengan Vietnam)

  • Pendahuluan
  • A. Latar Belakang

Hubungan Bilateral adalah hubungan kerjasama antar 2 negara yang mencakup dalam berbagai bidang seperti politik, budaya, pendidikan, dan lainnya. Hubungan bilateral yang sering sekali dibicarakan adalah mengenai politik dan ekonomi. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang menganut Pancasila sebagai Ideologinya. Ideologi adalah dasar atau landasan suatu negara yang merupakan visi atau cita-cita dari bangsa atau negara tersebut. Indonesia belakangan ini memiliki hubungan yang hangat dengan Vietnam. Namun dibalik berita itu, sebelumnya Vietnam dan Indonesia sedikit mengalami masalah. Indonesia berusaha menyelesaikan masalah dan memulai hubungan kerjasama kembali dengan Vietnam secara diplomatik.

  • B. Rumusan Masalah
  • Apakah perbedaan Ideologi dapat menghambat terjadinya kerjasama?
  • Apakah strategi dalam melaksanakan hubungan kerjasama antar negara dibutuhkan?
  • Pembahasan

Bagi warga Indonesia pasti tidak asing lagi dengan kata "Komunisme" yang dikenal despotisme atau penguasaan sepihak, yang tidak menghargai kekayaan seseorang. Tidak hanya kekayaan, Komunisme yang dipandang sebagai despotisme juga sering dipandang negatif. Labeling Despotisme terhadap Komunisme sangat kuat, Padahal walaupun Vietnam menganut Komunisme sebagai ideologinya, Komunisme Vietnam dengan China jauh berbeda. Komunisme China lebih bersifat ekspansif. Sehingga ada keinginan untuk memperluas daerah kekuasaan, sedangkan Vietnam tidak.

Sedangkan Indonesia adalah negara yang menganut Pancasila sebagai Ideologi negaranya. Vietnam dan Indonesia memiliki hubungan yang hangat dalam bidang Maritim dan Ekonomi. Sempat terjadi kesalah pahaman dalam wilayah ZEE Indonesia dan Vietnam. Pada 21 Mei 2017, Kapal Hiu Macan dari KKP Indonesia menyergap 5 kapal Nelayan dari Vietnam di wilayah ZEE Natuna. Disaat yang bersamaan terdapat Kapal Coast Guard dari pihak Vietnam yang menginginkan 5 kapal tersebut dapat di bebaskan dari penyergapan Kapal oleh KKP. Ada suatu insiden saat penyergapan tersebut. Beberapa kapal ikan Vietnam tertabrak oleh kapal Coast Guard dan tenggelam, oleh karenanya beberapa Nelayan melompat dan diselamatkan oleh kapal Coast Guard.

Indonesia melakukan 9 kali perundingan dengan Vietnam mengenai batas ZEE dan pertemuan terakhir terjadi pada 28-29 November 2017 di Ha Noi Vietnam. Pushidrosal sebagai Lembaga Hidrografi juga ikut dalam perundingan dan berada di pihak Kementrian Luar Negeri. Terlihat upaya Indonesia dalam menyelesaikan masalah antar negara dengan Vietnam. Indonesia mengusahakan  memperbaiki segalanya secara diplomatik. 

            Sebelum diselesaikannya masalah illegal fishing di Natuna. Pada tanggal 23-25 Agustus 2017 terjadi petemuan bilateral antara Presiden Indonesia Joko Widodo dengan Sekretaris Jederal Partai Republik Sosialis Vietnam Nguyen Phu Trong di Istana Merdeka. Dipertemuan ini difokuskan dalam beberapa isu, diantaranya yaitu mengenai Maritim. Setelah pertemuan selesai, Indonesia dan Vietnam sepakat mempercepat proses penyelesaian ZEE Indonesia yang mana itu telah terjadi perundingan ke-9 pada 28-29 November 2017 seperti yang telah disebutkan.

            "Di bidang perikanan, kedua negara sepakat untuk menindaklanjuti usulan Indonesia bagi dicapainya sustainable fisheries dan bekerja sama mengatasi illegal unreported and unregulated fishing," Jelas Presiden Joko Widodo. Selain dikabarkan memperbaiki hubungan dengan Vietnam di bidang Maritim, Vietnam juga menetapkan target US$ 10 miliar untuk bidang perdagangannya. "Kita telah membahas berbagai langkah dan inisiatif baru agar target perdagangan sebesar US$ 10 miliar dapat dicapai. Sebagai negara kunci dan produsen utama lada dan karet di dunia, kita juga bersepakat untuk mengambil langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kualitas kedua komoditas tersebut," Jelasnya.

            Indonesia meminta beberapa fasilitas yang dapat meningkatkan kerjasama yang telah disepakati bersama dan begitu juga sebaliknya. Vietnam mencoba untuk meminta kemudahan akses bagi jalannya perdagangan antara Vietnam dan Indonesia, agar cita-cita mencapai target US$ 10 miliar akan tercapai.

            Di Bidang Perekonomian Indonesia memiliki strategi untuk merangkul Vietnam guna memperkuat daya dagang Indonesia antar negara maupun ditingkat ASEAN. "Strategi kita adalah merangkul Vietnam dengan memperkuat posisi negara ini sebagai salah satu simpul utama jaringan suplai regional Indonesia di ASEAN," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Strategi ini dipilih daripada Indonesia menyaingi Vietnam dalam bidang Perekonomian. Strategi ini dipilih karena Vietnam merupakan pasar bagi ASEAN. Indonesia juga membutuhkan beberapa kemudahan akses dalam memasukan barangnya kepada Vietnam. Oleh karena itu langkah ini diambil.

  • Kesimpulan dan Penutupan

           Dari beberapa fakta yang telah dipaparkan diatas, Indonesia dan Vietnam masih memiliki hubungan yang sangat dekat. Hal ini membuktikan bahwa adanya perbedaan paham ideologi yaitu Pancasila dan Komunisme, tidak mempengaruhi hubungan kerjasama antar negara selama bertujuan untuk sama-sama maju di bidang yang diinginkan dan tidak ada niat untuk ekspansif. Selain itu Kepandaian dalam melihat suatu celah untuk membuat suatu strategi yang dapat membantu meningkatkan kredibilitas negara sangat diperlukan. Strategi perlu dilakukan agar kita tetap terjaga dan mendapatkan untung. Hubungan bilateral terjadi karena tujuan yang saling menguntungkan, jangan sampai malah kita buntung. Indonesia juga selalu berusaha menjaga dan melaksanakan apa yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 alenia 4, yaitu mengenai pelaksanaan ketertiban dunia.

  • Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun