Mohon tunggu...
Amalia Nurul Rahma
Amalia Nurul Rahma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

a student of life :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tujuhbelasan, Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak

29 Agustus 2011   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun momen tujuhbelasan telah lewat. Tidak ada salahnya saya berbagi tentang semangat merah-putih, hehe, kan masih bulan Agustus. Kan, sesuai dengan judulnya, lebih baik terlambat daripada tidak.

Meskipun saya pribadi tidak ikut upacara bendera saat tujuhbelasan lalu, baik di kampus, di RW dekat rumah bareng hansip-hansip, bahkan saya juga ketiduran sehabis sahur sehingga tidak menyaksikan upacara bendera di televisi, hehehe. Saya juga tidak pernah mengikuti lomba dalam rangka tujuhbelasan lagii, terakhir kali saat saya kelas 3 SMP, yang alhamdulillah berkesan karena saya berhasil menjuarai lomba berebut kursi di sekolah, hehehe.

Meskipun tidak mengikuti upacara atau lomba dalam rangka tujuhbelasan, saya tetap merasakan merah putih dalam diri saya. Sejak awal Agustus, selain mendengarkan ceramah-ceramah dalam rangka bulan Ramadhan, saya juga mendengarkan lagu-lagu kebangsaan. Adik saya yang masih SMA dan sedang labil-labilnya mendengarkan lagu-lagunya 30 Seconds to Mars memicingkan mata dan menutup telinga ketika saya mendengarkan lagu-lagu seperti Nyiur Hijau, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera dan lain-lainnya.

Dari sekian banyak lagu-lagu yang mampu membakar merah putih dalam diri saya, ada dua lagu yang sangat berkesan buat saya. Yang satu membuat saya semangat berapi-api dan yang satu lagi dapat membuat saya turns into tears, hehehe.

Hayoo, mari ditebak apa lagunya? Hihihi ;)

Apa? Syukur? Bukan-bukan. Eh? Apa? Maju Tak Gentar? Ayo-ayo, coba tebak lagi, hehehe.

Daripada main tebak-tebakan, langsung saya kasih jawabannya saja deh, hehe ;)

Lagu yang mampu membuat saya berapi-api adalah *backsound jeng jeng jeng* Selamat Datang Pahlawan Muda. Lagu ini pertama kali saya dengar saat latihan paduan suara di kampus, sebagai salah satu tradisi dimana mahasiswa baru menyanyikan lagu untuk kakak-kakaknya yang diwisuda. Saat itu, latihan paduan suara adalah satu-satunya hal yang membahagiakan di tengah ospek-ospek yang menerjang, hahaha :D

Lagu itu cocok sekali dinyanyikan kepada kakak-kakak yang diwisuda, hehehe. Kenapa? Karena, menurut saya, kakak-kakak itulah pahlawan-pahlawan muda yang siap mengabdikan diri dan mengamalkan ilmu yang telah mereka terima di kampus, pada rakyat dan negara. Mengingat kondisi negara kita yang carut marut seperti sekarang ini, sosok pahlawan memang dirindukan seperti dalam penggalan lirik lagu tersebut,"lama nian kami rindukan dikau". Sebut saja begitu banyaknya tokoh yang pahlawan yang dinanti-nanti, seperti Ratu Adil, Satrio Piningit, Mesiah, dan kalau dalam Islam, Imam Mahdi. Bukannya tidak mungkin, salah satu dari kakak-kakak yang diwisuda itu adalah salah satu dari tokoh yang disebutkan di atas. Bukan literally, tetapi pada intinya sebagai pahlawan yang dirindukan, tidak melulu oleh negara ini, dapat saja oleh warga sekampungnya, warga sekotanya.

Saya juga iseng-iseng mencari video lagu tersebut di Youtube, ternyata cukup banyak. Dan dari salah satu video, ada beberapa kakak-kakak yang diwisuda pada tahun 2010 berkata bahwa mereka menyukai lagu tersebut. Mungkin saja banyak dari wisudawan yang menyukai lagu tersebut. Sejujurnya, saya dan teman-teman saya saat itu juga menjadikan lagu tersebut favorit. Terlepas dari nadanya yang enak dan bersemangat, lagu tersebut juga kami anggap sebagai salah satu bentuk apresiasi terhadap kami, sebagai mahasiswa baru saat itu, dan tentunya juga kepada kakak-kakak yang baru lulus.

Ibaratnya, kami dan juga kakak-kakak tersebut berjuang untuk mencapai suatu momen bersama tersebut, yaitu saat wisuda. Kami, yang berjuang mati-matian demi masuk universitas, dan kakak-kakak, yang berjuang demi keluar dari universitas. Lagu tersebut merupakan sambutan dari universitas terhadap kami yang berhasil masuk, dan juga sambutan dari masyarakat, yang diwakili oleh universitas dan kami, kepada kakak-kakak yang baru lulus. Benar-benar merupakan oase setelah perjuangan panjang, rasanya bahagia (bagi saya saat itu dan pastinya nanti ketika saya lulus) ketika dinyanyikan (waktu itu sih saya menyanyikan). Rasanya seperti diterima dan diakui. Wajar saja menurut saya, karena manusia memang butuh pengakuan atas eksistensi dirinya, hehehe.

Setelah merasa semangat dan diterima, selanjutnya adalah bentuk syukur, terimakasih kepada pahlawan-pahlawan yang telah membawa kami ke universitas dan tentunya membawa kakak-kakak pada momen wisuda. Maka lagu kedua yang menjadi favorit saya adalah lagu Terima Kasih Kepada Pahlawanku. Lagu ini diciptakan oleh H.S Mutahar. Kalau tidak salah, tokoh ini muncul di iklan salah satu bank dalam rangka hari kemerdekaan. Kata Ayah saya, dulu beliau mengajar di universitas tempat saya menuntut ilmu sekarang. Saya dan ayah saya memang satu almamater. Memang, saat latihan paduan suara, dosen pengajar memang mengatakan bahwa lagu ini diciptakan oleh Pak H.S Mutahar untuk kampus saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun