Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lampung, Waspadai Modus Baru Kejahatan di Jalanan

23 Agustus 2014   21:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:45 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyamanan dan ketenangan di jalanan adalah hak setiap orang. Entah pejalan kaki, pengendara sepeda motor, maupun pengendara mobil mewah pun hakekatnya mempunyai keinginan yang sama tatkala mereka menggunakan moda transportasi darat ini. Bahkan tidak hanya bagi pengguna transportasi darat, karena di semua fasilitas umum sejatinya diharapkan memenuhi harapan semua penggunanya. Satu kata kuncinya, mereka keluar rumah dan kembali dalam keadaan sehat wal afiat.

Begitupula tatkala kita hendak menggunakan semua jalur transportasi, karena sampai detik inipun tatkala semua rakyat Indonesia menghedaki perjalanan mereka yang tenang dan nyaman, pun harus dinodai oleh tindakan keji oleh para pelaku kejahatan di jalan raya. Bahkan lebih mirisnya, modus kejahatan saat ini semakin lama semakin bervareasi tergantung seberapa banyak pengalaman mereka dalam mencari trik-trik kejahatan tersebut.

***

Tulisan ini sengaja saya posting mengingat saya pengguna kendaraan roda dua (maklum gak mampu beli yang rodanya empat), karena salah satu adik saya pernah dan hampir menjadi korban perampokan di jalan raya. Modus kali ini saya sampaikan khususnya yang saat ini berlaku di wilayah Lampung yang nota-bene menjadi surganya para pelaku kejahatan. Satu di tangkap, maka yang lain ikut bergerak. Seakan-akan modus dan modus selalu mereka cari agar usaha mencari uang dengan jalan yang gampang tetap dapat mereka lakukan.

Bahkan menurut beberapa korban, para pelaku kejahatan ini tidak menunjukkan gelagat buruk, bahkan berpenampilan seolah-olah warga biasa yang berlalu lalang di jalan raya.

1. Menyamar sebagai petugas kolektor

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, tepatnya hari Selasa, (15-7-2014) kebetulan adik saya mengikuti PKL yang diadakan oleh SMK swasta di daerah saya, dan karena mendapatkan PKL di salah satu pusat perbelanjaan di kota ini, maka adik pun melaksanakan tugas dengan tanggung jawab.

Bahkan, meskipun jadwal PKL melebihi tugas seorang siswa praktek, tugas tersebut tetap dilakoninya agar mendapatkan nilai yang baik. Meskipun waktu tugasnya kadang tak mengenal waktu, siang atau malam hari hingga pukul sepuluh malam masih saja dilaksanakan.

Kebetulan di hari yang "hampir" naas tersebut, adik perempuan saya hendak berangkat menuju tempat praktik tersebut, tepatnya pukul satu siang, ia menyusuri jalanan yang lumayan jauh karena melewati hamparan sawah. Tak disadari ketika melewati belokan dan jalan tersebut dipenuhi lubang adik saya pun memperlambat laju kendaraannya. Tak dinyana, ketika ia tengah berjalan pelan, dua orang pengendara motor berboncengan tiba-tiba memepet dan mendorong adik saya hingga terjatuh.

Untung akibat dari jatuhnya sepeda motor tidak berakibat luka-luka. tapi karena jatuhnya di sebuah lubang jalanan yang rusak dan dipenuhi air, maka pakaiannya basah kuyup. Dan pada saat adik terkapar tersebut, si penjahat tiba-tiba mengatakan bahwa motor tersebut hendak ditarik dealer dengan alasan menunggak kredit, bahasa lumrahnya disita. Tapi karena adik saya tahu motor tersebut bukan kreditan, maka iapun melawan dan membantah sekaligus membentak karena sudah mendorongnya hingga terjerambab.

Tapi alhamdulillah, di saat terpojok tersebut, sempat terjadi debat dan kebetulan para pelaku sedikit gugup karena sejumlah pengendara melewati jalan tersebut. Karena si penjahat merasa sudah diketahui banyak orang, merekapun melarikan diri dan adik saya selamat meski harus kecewa karena jadwal tugasnya harus terhambat karena ulah para penjahat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun