Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Gantung Diri, Kenapa Harus Terjadi?

14 Maret 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:56 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Innalillah atau apakah yang semestinya saya ucapkan tatkala membaca berita media lokal Lampung. Kasus gantung diri yang sudah lama menghilang kini ternyata muncul lagi. Kasus tersebut terjadi di Wilayah Kota Metro, Lampung beberapa waktu lalu.

Satu korban yang menghembuskan nafasnya yang terakhir terdengar sebagai sebuah kisah yang amat tragis. Andaikan disepadankan dengan kasus kecelakaan bisa jadi kasus ini justru lebih mengerikan dan menyentuh perasaan terdalam. Hal tersebut disebabkan kasus bunuh diri hakekatnya merupakan sebuah kasus yang sulit diprediksi sebelumnya. Seorang yang awalnya sempat bercengkrama dengan teman sejawat dan kerabat, ternyata harus mengakhiri hidupnya dengan menghilangkan nyawa sendiri. Sebuah kisah tragis dan membuat miris.

Korban bunuh diri, tanpa saya sebutkan namanya merupakan penduduk Kota Metro yang masih berstatus bujangan. Berdasarkan runtutan penyebab terjadinya bunuh diri diawali oleh adanya hubungan asmara yang terpaksa kandas tanpa sebab pasti. Si pemuda rela menghabisi nyawanya sendiri karena gagal menjalin cinta dan merasa kehilangan separuh hidupnya karena diputuskan oleh sang kekasih.

Faktor yang cukup sering menjadi penyebab kehilangan akal sehat dan kesabaran ini hakekatnya sebuah kondisi psikis yang semestinya tidak terjadi, dan inipun semestinya mendapatkan perhatian penuh oleh orang-orang sekitarnya. Khususnya keluarga korban.

Pelaku bunuh diri seringkali kehilangan harga diri, kehilangan segala yang dimilikinya bahkan seringkali korban menganggap orang-orang yang dicintai seperti sosok yang begitu sempurna, sehingga tak ada sosok lain yang dapat menggantikannya. Meskipun ada beberapa wanita yang dapat menjadi penggantinya.

Karena permasalahan yang telah menjeratnya, maka akal sehat dan hati nuranipun harus digadaikan karena minimnya komunikasi dan rasa menerima atas apa yang telah terjadi. Padalah kehidupan itu ibarat mati satu maka akan tumbuh seribu. Hilang satu wanita akan ada wanita lain yang dapat menggantikannya.

Tidak hanya karena faktor putus cinta, kegagalan menjadi PNS pun ada yang menjadi sebab seseorang mengakhiri hidupnya. Lagi-lagi tidak siap menerima kenyataan hidup dan kesabaran dalam menerima ujian Tuhan atas kegagalan sebuah cita-cita.

Seperti yang diberitakan oleh salah satu media cetak, seorang honorer yang gagal lulus K2 harus mengakhiri hidupnya di tali gantungan. Kali kedua kasus bunuh diri saya temukan belum lama ini. Sebuah gambaran potren kehidupan dan kejiwaan masyarakat Indonesia yang mulai terkikis dan hilang disebabkan beratnya permsalahan hidup yang telah melilit mereka.

Putus asa karena gagal bercinta, dan kecewa karena gagal menjadi PNS hanyalah dua kasus dari beberapa kasus bunuh diri di kalangan masyarakat kita.

Kenapa mereka melakukan bunuh diri? Apakah tak ada solusi lain ketika cita-cita kandas di tengah jalan?

Bunuh diri merupakan langkah terakhir yang dilakukan para pelakunya yang biasanya sosok yang mudah sekali putus asa, rendah diri, dan seringkali menutup diri. Di dunia ini, mereka cenderung merasa sosok yang paling sengsara dan paling menderita. Sepertinya hanya merekalah satu-satunya yang mendapatkan musibah dan azab dari Tuhan. Padahal hakekatnya ada sosok lain manusia di bumi ini yang mendapatkan ujian dan cobaan melebihi apa yang telah mereka dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun