Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Pahit Menderita Gejala Covid-19

21 Juli 2021   10:58 Diperbarui: 22 Juli 2021   04:59 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebenarnya saya malu jika harus mengulasnya di sini, lantaran bagi siapa saja yanga pernah mengalami covid-19 selalu menjadi sorotan oleh masyarakat. Masih mending jika hanya dijauhi, karena tak sedikit masyarakat yang begitu antipati dengan penderita Covid-19.  Para korban acapkali mendapatkan perlakuan kasar dari orang lain, bahkan ada yang sampai diusir dari tempat tinggalnya lantaran masyarakat takut terkena virus yang mirip kutukan ini.

Tak hanya disorot sebagai musuh tersebab virus yang mematikan ini, lantaran karena  covid-19 saat ini masih menimbulkan trauma bagi penderita dan atau masyarakat yang belum merasakannya.

Saya mungkin terlalu pede untuk ikut dalam kerumunan tersebut lantaran sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Sayangnya vaksinasi itu belum berhasil menghalau virus yang masuk ke tubuh ini.

Sekali lagi, karena pernah merasakan sakit tersebut, saya ingin berbagi pengalaman, maka tak salah jika apa yang saya sampaikan ini agar bisa diambil hikmahnya. 

***

Bermula ketika kami diminta untuk membantu kerabat dalam acara walimatul ursy atau "rewang" pesta pernikahan. Pesta pernikahan yang saat ini sangat darurat untuk dilaksanakan. Sebab, banyak kasus berawal dari acara hajatan ini justru meninggalkan kesan sedih karena justru menjadi spot penyebaran virus dari Wuhan ini.

Sebenarnya agak ragu sewaktu kami diminta membantu pesta itu, tapi mau bagaimana lagi yang namanya saudara tentu tidak pantas jika tidak mengiyakan. Walaupun dalam acara tersebut hanya sebagai MC dan penerima tamu, ternyata pembatasan kerumunan masih sulit dilakukan. Padahal meskipun jadi panitia, saya selalu menggunakan hand sanitizer dan memakai masker. Meskipun bersalaman dengan tamu, tetap saja tidak semua disalami dan tangan terus dibersihkan dengan air pembersih kuman itu.

Tapi apalah daya, keinginan untuk terhindar dari covid-19 ternyata tak berhasil. Dan beberapa hari pasca pesta itu kami sekeluarga langsung demam, pilek dan batuk hingga berberapa hari.

Awalnya saya tidak menghiraukan gejala sakit itu, dan kami menganggap sakit itu hanya sakit biasa yang jika dikasih aspirin 2 hari kemudian pastilah sembuh, sesuai dengan pengalaman kami selama bertahun-tahun.

Sayangnya apa yang saya lakukan selama 2 hari tidak menunjukkan gejala kondisi dapat membaik, penyakit itu enggan pergi. Kami panik dan takut karena tidak juga menunjukkan kesembuhan. Bahkan sampai empat hari, demam, badan yang gemetar dan rasa tidak di badan semakin parah. Badan panas, tapi tangan dingin seperti mayat.

Lima hari berselang akhirnya istri menghubungi saudara yang kebetulan seorang dokter, dan beliau memberikan resep yang kemudian kami belikan obatnya di apotik terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun