Di sana fasilitas juga sudah semakin baik dan lebih lengkap. Jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.Â
Belum lagi jalan tol yang memang hanya kalangan terbatas yang bisa melaluinya karena biayanya memang mihil bingit. Nah, bagi yang berkendara roda dua, untuk memasuki jalanan besar itu di stop dulu lantaran pasti tidak diperkenankan masuk  oleh penjaga tol.
Dua hal yang nampak dari prestasi Presiden Jokowi di masa pemerintahannya ini, dengan risiko utang pemerintah memang semakin menggunung dan beragam kenaikan harga bahan kebutuhan masyarakat juga melonjak, seperti bahan bakar kendaraan.Â
Sayangnya para petani masih mengeluh harga-harga panen mereka yang tak juga naik, seperti: karet, sawit dan singkong yang seperti tidak berharga di pasaran.Â
Mungkin ini adalah salah satu risiko investasi yang dibilang jor-joran dengan risiko utang yang membengkak. Sisi positifnya fasilitas publik semakin maju, di sisi lain kehidupan masyarakat masih perlu pembenahan.
Mudah-mudahan pemerintah bisa melunasi semua hutang sebelum kepemimpinan kedua ini berakhir.
Selain kesuksesan yang diwujudkan dengan fasilitas publik tersebut, di tahun pertama periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi jilid dua ini diwarnai konflik yang terjadi antara pemerintah, perusahaan, legislatif dan buruh terkait UU Cipta Kerja (Omnibus Law).
Empat elemen ini begitu sangat berkepentingan terkait UU Omnibus Law. Meskipun banyak pihak yang menyatakan bahwa ekses dari Undang-undang Cipta Kerja ini bisa dialami banyak pihak, termasuk industri rumahan. Baik ekses positif maupun negatif.Â
Masyarakat seperti dibuat bimbang dengan ditelurkannya UU Omnibus Law, yang notabene sampai saat ini masih banyak diperbincangkan dan dipertentangkan banyak pihak.Â
Baik yang menolak seratus persen dengan meminta agar UU ini dibatalkan, lantaran dianggap cacat prosedural. Meskipun banyak pihak yang memuji, lantara bisa memancing banyak investor manca negara.Â
Menurut pemerintah, kebimbangan terkait UU Cipta  Kerja ini terjadi karena disinformasi dan berita-berita hoax yang beredar di media sosial.Â