Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Baswedan, Antara Omnibus Law dan Korban Anarkisme

10 Oktober 2020   18:26 Diperbarui: 17 Oktober 2020   03:29 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan berusaha menenangkan massa demonstrasi di Jakarta (Ayobandung.com)

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam unjuk rasa sangat mudah tersulut emosi dan berujung perusakan fasilitas umum. Apalagi menurut informasi yang beredar pelakunya ternyata memang terorganisir. Mereka sengaja dikirim untuk membuat onar dan merusak fasilitas yang seharusnya dijaga. 

Dan yang lebih miris lagi di saat negeri ini tengah berperang melawan Covid-19, ternyata massa seperti kehilangan rasa takut hingga begitu saja melakukan aksi ini dengan risiko terpapar virus mematikan ini.

Selain aksi perusakan dan kekhawatiran adanya paparan  covid-19, ada sosok yang berada dalam lingkaran demonstrasi yang ternyata mau mendengarkan aspirasi para pendemo. Dialah Anies Baswedan yang menerima pendemo dengan ramah. 

Meskipun sikap pak Anies Baswedan dianggap berbahaya, nyatanya keberadaan beliau bisa menenangkan massa yang sempat brutal. 

Keberadan Anies Baswedan yang notabene seorang Gubernur di mana demonstrasi terjadi, tentu menjadi pertanyaan, mengapa beliau tidak meluapkan amarah meskipun wilayahnya dirusak oleh para pendemo?

Jawabannya tentu sikap kelembutan hati sang gubernur yang memang begitu menyadari kondisi psikologis para demonstran. 

Jika pada saat itu suasana tidak dibuat adem, besar kemungkinan Jakarta akan mengalami kerusakan yang lebih parah. Dan siapa yang paling repot dalam masalah ini, tentu pak Anies Baswedan sendiri yang harus siap-sia menyisihkan anggaran untuk perbaikan fasum yang rusak. Selain itu karena beliau beranggapan bahwa demonstrasi adalah hak masyarakat dan dijamin konstitusi.

Inilah iklim demokrasi, dengan risiko konflik massa yang berbuntut perusakan fasilitas umum. 

Padahal sejak awal sudah diwanti-wanti bahwa dalam setiap unjuk rasa pasti akan ada anarkisme. Baik anarkisme yang sengaja diciptakan atau memang secara spontan.

Bolehlah kita menganggap kerusakan fasilitas umum bukanlah seuatu yang perlu diperdebatkan, dibandingkan kerugian yang menurut kaum  buruh merugikan mereka. Satu yang paling dikhawatirkan adalah covid-19 yang semakin merajalela. 

Bayangkan para pengunjuk rasa berasal dari berbagai daerah yang kita tidak tahu apakah mereka dalam kondisi sehat atau tidak. Jika pada saat kembali ke rumah ternyata menularkan virus ini, tentu kerugian yang diterima akan berlipat ganda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun