Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Baswedan, Antara Omnibus Law dan Korban Anarkisme

10 Oktober 2020   18:26 Diperbarui: 17 Oktober 2020   03:29 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari ini saya tertarik melihat suasana Ibu Kota yang begitu ramai, gaduh dan ricuh lantaran demo besar-besaran para buruh. 

Demo besar-besaran ini adalah buntut dari RUU Omnibus Law (RUU Cipta Kerja) yang lusa malam telah ditetapkan oleh DPR menjadi undang-undang. 

Sayangnya demonstrasi tersebut ternyata tidak berjalan mulus. Justru merusak fasilitas umum yang seharusnya dijaga. 

Tak hanya di Jakarta, di Lampung sendiri massa demonstran sempat membuat kisruh yang berbuntut ditangkapnya para demonstran yang dianggap membuat rusuh.

Selain adanya RUU Cipta Kerja yang sempat alot pembahasannya, dan kini sudah diketok palu menjadi UU Cipta Kerja menunggu disahkan oleh Presiden, ternyata membuahkan hasil negatif dalam prosesnya. 

Ada debat ruang terbuka dan tertutup dalam diskusi-diskusi publik yang menyoroti diskursus produk undang-undang tersebut. Belum lagi demo yang awalnya diharapkan baik-baik saja, justru berimbas perusakan fasilitas umum. Menurut para pengamat dipicu oleh sebaran informasi hoax oleh salah seorang netizen yang ternyata sudah tertangkap yang diketahui berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan. Sebagaimana dirilis oleh Bareskrim Polri kemarin (Jumat, 9-10-2020). 

Dan yang membuat sedikit gerah adalah lontaran fitnah siapa penyebar berita palsu tersebut diarahkan pada panggilan kadrun, meskipun faktanya pelakunya bukan kadrun. Atau mungkin panggilan lain. Inisial pelakunya adalah @videlyae (VE) yang jika dilihat pada akun twitternya adalah seorang kompasianer. 

Sayang sekali kejadian demo anarkis yang terjadi ternyata turut memunculkan opini liar bahwa massa demo tersebut mendapat support atau dibiayai salah satu tokoh nasional yang akhirnya dengan tegas membantahnya.

Terlepas dari polemik UU Cipta Kerja atau Omnibus Law ini yang menarik dalam kacamata saya adalah kenapa demonstrasi ini seperti dipaksakan dan seolah-olah memang ada yang menggerakkannya. Saya tidak mau menuduh siapa sih grand design di balik demo besar-besaran yang berujung perusakan itu, lantaran dalam setiap aksi unjuk rasa selalu saja terjadi klass dan benturan antaran pelaku demo dan aparat keamanan.

Anies Baswedan dan Korban Anarkisme 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun