Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Momentum HUT Ke-75 RI dan Bendera "Setengah Tiang"

11 Agustus 2020   15:48 Diperbarui: 11 Agustus 2020   18:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lagi negeri tercinta hendak merayakan HUT Kemerdekaannya yang ke-75. Momentum peringatan Proklamasi ini bertepatan dengan bencana Covid-19. 

Dengan risiko semua kegiatan akan dikurangi bahkan ditiadakan. Terhitung sejak masuknya virus covid tersebut ke Indonesia, memang semua jenis kegiatan yang mengumpulkan banyak orang telah dilarang. Semua karena ingin menghindari sebaran virus yang lebih massif.

Peringatan kemerdekaan Indonesia ini sudah memasuki usia yang semakin sepuh. Usia 75 tahun adalah usia yang bukan lagi muda bagi perjalanan sebuah bangsa. 

Dengan aneka persoalan-persoalan yang menerpa seakan-akan memberikan semangat untuk kembali bangkit dari keterpurukan di semua dimensi kehidupan.

Slogan "Indonesia Maju" seharusnya bukan sekedar slogan yang membangkitkan semangat anak negeri dalam membangun kembali semangat ke-Indonesiaan, ke-Pancasila-an dan ke-NKRI-an yang selama ini sempat goyah oleh politik adu domba dan identitas yang sempat merusak keharmonisan di dalamnya.

Dengan kata lain, mungkin di tahun lalu kita masih bisa bersenang-senang dengan kemeriahan di dalamnya, saat ini sedikit banyak harus dikurangi dan diganti dengan kegiatan lain yang lebih terjamin keamanannya terhadap serangan pandemi ini. 

Bisa jadi yang biasanya mengadakan lomba hias kampung atau lomba memasukkan paku dalam botol, kini diganti lomba membuat applikasi atau lomba lain yang dilaksanakan secara daring. 

Bendera setengah tiang, dan wajah kemerdekaan kita kini

Di setiap jaman selalu saja mewujudkan dirinya pada situasi tertentu yang seperti tidak dapat dihindari. Seperti peringatan kali ini, bendera yang seharusnya berdiri tegak di langit dengan  kokoh, nyatanya kita harus berjuang mengatasi persoalan bangsa yang sungguh di luar dugaan sebelumnya. 

Begitu banyak korban berjatuhan karena covid-19, sama seperti proses untuk menggapai kemerdekaan dengan konsekuensi banyak merenggut nyawa Pahlawan. 

Para pahlawan gugur di medan perang demi meraih cita-cita tertinggi yaitu Freedom atau kemerdekaan dari jajahan negara lain. Sedangkan saat ini ketika kita tengah menyambut Hari Kemerdekaan yang ke-75 ini, seakan-akan memaksa kita untuk menundukkan kepala, menurunkan tensi konflik di dalamnya dan bersama-sama berjihad dalam memerangi jajahan covid-19. 

Kita memang sudah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, dan kita sudah terbebas dari huru-hara perang dengan sesama, tapi kali ini musuh kita adalah virus yang tidak nampak oleh mata. 

Virus yang butuh kerja keras untuk mengatasinya, virus yang tidak seekdar membuat opini bahwa serangan ini adalah konspirasi karena memang keberadannya riil ada dan banyak jatuh korban. Dan bahwa kita mesti sadar bahwa Indonesia tengah bertahan dari jajahan baru yaitu covid-19.

Kita boleh berhura-hura dan bersenang-senang karena menikmati momentum kemerdekaan. Tapi yang perlu kita sadari bahwa saat ini bangsa kita masih belum merdeka seratus persen. Rakyat masih banyak yang di bawah garis kemiskinan, di tambah PHK massal oleh perusahaan akibat imbas virus covid-19 yang tentu saja meninggalkan jejak pengangguran baru. 

Pengusaha, pedagang dan banyak unit usaha yang harus membangun lagi dari nol agar tetap bisa berdiri kokoh. Agar mereka bisa menganyam lagi jaring-jaring usaha demi kehidupan yang lebih baik.

Dan saat ini, semestinya kita kurangi sikap euforia atas momentum ini, dan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai wujud kepedulian kita pada musibah yang terjadi di negeri ini.  

Seandainya bendera setengah tiang enggan kita kibarkan, minimal berilah empati sedalam-dalamnya atas para korban ganasnya virus itu. 

Baik dari para dokter, perawat, atau masyarakat pada umumnya agar ketiadaan mereka saat ini bisa dinilai sebagai sebuah perjuangan yang hakiki bagi kemerdekaan negeri ini dari jajahan Covid-19, jajahan ekonomi yang berujung banyak pengangguran dan bentuk jajahan lain yang merusak nilai-nilai Ke-Indonesiaan kita.

Di akhir tulisan ini, sementara waktu kita memang akan kehilangan lomba panjat pinang, lomba memasukkan paku dalam botol, balap karung atau lomba makan kerupuk. 

Tapi kita harus selalu memupuk keyakinan bahwa suatu saat nanti negeri kita akan bangkit lagi, terbebas dari covid-19 dan kembali menjalani rutinitas bersama-sama demi kemajuan negeri ini.

Semoga dengan Peringatan HUT RI Ke-75 ini, kita bisa bangkit dari keterpurukan dan menjadi negara maju, sesuai dengan slogan kita kali ini yaitu "INDONESIA MAJU". Aamiin.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun