Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

TikTok, Dulu Dianggap Narsis, Kini Makin Eksis

4 Agustus 2020   21:07 Diperbarui: 5 Agustus 2020   08:14 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiktok adalah salah satu aplikasi berbagi video yang secara gratis. Gambar: Tekno.kompas.com

Suatu ketika saya dibuat khawatir karena muncul video yang menayangkan tiga orang terkena syndrom tiktok. Menurut pengunggah video, orang-orang tersebut terkena sindrom tiktok karena terlalu sering bermain aplikasi tersebut.

Nah, semenjak video itu muncul, saya agak undur diri dan mengurangi aktivitas yang sering disebut norak dan kelewat narsis ini. Pada akhirnya aplikasi gratis ini pun saya delet dari ponsel.

Selain video yang menceritakan tentang korban tiktok yang ketika ditelusuri kebenaran video ini, nyatanya bukan semata-mata karena tiktok saja, melainkan karena faktor perkembangan syaraf yang tidak sempurna atau memang mengalami gangguang syaraf.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Dharmawan SpKJ bahwa,  "... gangguan yang ditunjukkan dalam video tersebut bisa karena adanya gangguan neurodevelopmental seperti tic, Tourette Syndrome. Neurodevelopmental imbuhnya adalah gangguan perkembangan syaraf selama masa perkembangan seseorang. Dan untuk gangguan gerakan disebutnya dengan neurodevelopmental motor disorder. "Di dalamnya termasuk gangguan perkembangan koordinasi gerakan, gangguan gerak stereotipik (gerakan berulang-ulang) dan gangguan tic," katanya. (Kompas, 5-7-2020)

Keterangan tersebut sedikit banyak merupakan tanda-tanda dari gejala gangguan syaraf yang mengakibatkan seseorang tidak bisa mengontrol pergerakan tubuhnya.

Seseorang yang dianggap gangguan sindrom tiktok memang bukan semata-mata disebabkan karena bermain tiktok, melainkan ada faktor lain yang menyertainya. Bahkan dalam permainan lainnya kalau membuat orang lupa diri dan lupa daratan, lupa waktu hingga lupa bekerja, maka dapat disimpulkan pengguna applikasi tersebut sudah dianggap mengalami gejala sindrom. 

Terlalu berlebihan mengakses aplikasi tertentu hingga tanpa sadar apa yang dicontohkan pun dilakukan. Tidak hanya gangguan syaraf,  karena bermain game saja ketika berlebih-lebihan dan tidak mengenal waktu istirahat saja bisa berdampak ke fisik pelakunya. Bahkan beberapa informasi mengatakan ada pemain game atau tiktok yang mengalami kematian. Entah terjatuh karena tak hati-hati, atau karena kelelahan yang sangat hingga menghembuskan nafas terakhir.

Ada banyak komentar yang diberikan publik terkait keberadaan tiktok. Pendapat tersebut ada yang bernada positif, negatif atau netral saja. Dengan kata lain di antara pengguna media sosial, tiktok dianggap salah satu applikasi seperti halnya aplikasi lain di ponsel kita, yang tujuannya awalnya untuk sekedar hiburan, lucu-lucuan atau justru bisa menghasilkan uang.

Komentar tentang tiktok di kompasiana.com (screenshoot dok. pribadi)
Komentar tentang tiktok di kompasiana.com (screenshoot dok. pribadi)

Ketika orang-orang berlebihan dalam Bermain Tiktok

Aplikasi apapun sejatinya bisa bernilai positif jika digunakan dengan sewajarnya. Digunakan dengan mempertimbangkan dampak positif dan negatif yang berujung pada pencegahan diri dari ketergantungan, kerusakan indera penglihatan, bahkan pada gangguan syaraf seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun