Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku, Anak Buah Kapal, Narkoba, dan Tante-tante Girang

24 Juli 2020   03:36 Diperbarui: 24 Juli 2020   16:43 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya mohon maaf jika tulisan ini kurang berkenan.  Karena ini menyangkut pengalaman saya yang pernah bekerja sebagai salah satu Anak Buah Kapal (ABK).

Mengapa saya tulis ini, karena saya ingin mengingat kembali betapa kehidupan ABK banyak yang sungguh tak layak ditiru. Meskipun tidak semua pekerja di laut ini memiliki karakter yang menyimpang atau khilaf, nyatanya apa yang saya alami membuka stigma saya, ternyata dunia perkapalan sungguh sangat tidak mengenakkan.

Boleh jadi apa yang saya alami akan berbeda setiap orang, karena perjalanan hidup seseorang juga tidak sama.

Seperti lazimnya seseorang yang memasuki dunia kerja yang baru dialaminya, tentu ada banyak rasa penasaran. Seperti bagaimana cara bekerja, sikap dalam bekerja dan kebiasaan lain yang dilakukan sesama teman. Semua karena ingin bisa membaur dan merasa tidak asing lagi.

Begitu pula saya, selaku sosok yang awam dengan dunia perkapalan, saya merasa sangat butuh teman untuk ngobrol. Entah ngobrol terkait pekerjaan atau obrolan remeh-temeh. Karena menjadi newbie, kata-kata "maaf" goblok, tolol dan serentet kata-kata jorok juga saya alami. Semua karena kesalahan kecil yang saya lakukan.

Belum lagi jika ketemu dengan sosok preman yang kebetulan buronan karena kasus tertentu, maka kata-kata yang jorok pun seperti penghias hari-hari. Meskipun awalnya risih lama-lama terbiasa juga. Beruntungnya saya orangnya cuek. Kalau salah ya langsung saya perbaiki kesalahannya dan tidak berlarut-larut.

Suatu ketika ada seorang ABK yang dilihat dari penampilannya sangat terlihat kalau beliau sudah sangat kolot alias pekerja kawakan. Dan benar, berdasarkan penuturan beliau masa bekerjanya sudah sangat lama. Hingga tubuhnya nampak hitam karena terlalu lama tersengat matahari dan penampilan yang seram serta ada tato di tubuhnya.

Beruntungnya sosok pria tambun ini tidak terlihat jahat dan enggan mengganggu. Jadi saya merasa santai ketika kami bercakap-cakap.

Suatu ketika karena sudah akrab, ternyata yang ia katakan adalah rayuan untuk menikmati narkoba-waktu itu menurut nya extaci. Padahal saya sendiri belum sekalipun melihat barang haram itu. Entah ada maksud apa kok tiba-tiba merayuku agar mau mengkonsumsinya.

Alhamdulillah karena pengetahuan narkoba sedikit banyak tau efek sampingnya, Permintaan teman tersebut saya abaikan. Saya memberikan alasan bahwa saya tidak tertarik dan saya beri argumen kalau narkoba adalah haram dan berbahaya.

Sayangnya meskipun saya selalu menolaknya, si pria tambun ini tak kurang akal kembali merayu dengan alasan karena menenangkan. Saya katakan bahwa saya tetap tidak tertarik. Selain itu karena niat saya adalah untuk bekerja dan bukan untuk senang-senang.

Lain narkoba, ada juga tante-tante girang

Percakapan narkoba saya anggap selesai dan si perayu gagal melancarkan aksinya. Eh, ternyata masih merayu dengan janji-janji akan bisa senang-senang dengan perempuan-perempuan nganggur.

Pria tersebut begitu meyakinkan ketika menjelaskan akan ada banyak tante-tante girang yang mau ditemani dengan imbalan sejumlah uang. Bagaimana ia menjelaskan bahwa di luar sana ada banyak kesenangan dan uang. Bahkan memberi contoh bahwa siapa yang bersedia maka mereka akan mendapatkan banyak uang.

Dalam fikiran saya gila juga nih orang, sudah gagal merayu pake narkoba, eh tiba-tiba merayu dengan tante girang. Apa nggak gila parah? Kataku.

Beruntungnya semua rayuan gombal saya abaikan. Tersebab karena sejak awal saya keluar dari rumah memang berniat cari kerja meskipun salah posisi karena ditipu.

Apakah ABK identik dengan narkoba dan tante girang? Jawaban saya tidak juga. Memang ada yang hobi mengoleksi nomer ponsel para perempuan kesepian. Tapi banyak juga yang jujur dan bekerja karena mencari nafkah.

Yang pasti, di dalam dunia kerja, ada banyak godaan. Entah wanita-wanita kesepian, minuman keras, narkoba dan lain sebagainya. Tapi sebagai manusia yang bertanggung jawab, hendaklah semua godaan harus diabaikan.

Dan catatan saya ketika menjadi ABK, kadang orang yang sikapnya ramah dan sok baik,  malah justru ingin memanfaatkan uang kita dan menjerumuskan ke dalam lubang kebinasaan. Seperti teman yang baru saya kenal yang justru ingin menghancurkan hidup saya. Bersyukur Tuhan masih melindungi.

SALAM

Nb. Pertama kali dipublish di KBM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun