Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menelisik Efektivitas Pelatihan oleh Kemendikbud (PK-PLK)

3 Juli 2014   12:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:42 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14043603681559932233

Kondisi ini saya rasakan sendiri, saya pernah diundang dan mengikuti kegiatan tersebut, meskipun selama sepekan saya harus meninggalkan tugas, toh sampai di sekolah ilmu tersebut tidak bermanfaat. Kadang sayang sering meminta untuk mendapatkan waktu sosialisasi tapi ternyata respons sekolahpun amat minim. Terlebih-lebih jika dikaitkan dengan pendidikan saya, tentu saja sekolah menganggap tidak mampu menjalankan tugas sebagaimana perintah dari pusat.

Bagi saya sih tidak jadi persoalan, tapi alangkan sia-sianya ketika kita sudah jauh-jauh mengikuti pelatihan dengan uang yang tidak sedikit ternyata tidak membekas dan dimanfaatkan dalam dunia kerja kita.

Pelatihan  berskala nasional, terlalu menyita waktu dan biaya, tapi minim output / outcome

Boleh jadi anggapan saya juga salah, tapi melihat fakta yang terjadi justru kegiatan pelatihan tersebut terkesan menghambur-hamburkan uang negara karena dilaksanakan di sebuah hotel berbintang yang saya yaqin biayanya tidak sedikit. Misalnya dengan peserta berjumlah 30 orang dengan anggaran transportasi minimal PP 5 juta, maka sudah dapat dihitung berapa ongkos transportasi pesertanya. Belum ongkos untuk panitia dan instruktur. Kira-kira 150 juta hanya untuk kilar-kilir peserta saja. Belum biaya penginapan dan konsumsi di sebuah hotel bintang empat misalnya. Betapa biayanya sudah tidak terhitung jumlahnya. Tapi itulah birokrasi, mungkin pemerintah ingin memberikan fasilitas yang mewah kepada guru-guru. Meskipun menurut saya sangat berlebih-lebihan.

Seandainya pemerintah ingin menghemat biaya negara, semestinya dana tersebut dialokasikan pada pengembangan tekhnologi berbasis e-learning, pembelajaran secara online. Jadi guru-guru tak harus mengikuti pelatihan yang jauh dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Meskipun tidak salah pula ketika kegiatan tersebut disatukan dengan instruktur tingkat nasional di hotel yang mahal, tapi apa artinya jika pelatihan tersebut kurang bermanfaat bagi guru sendiri.

Selain saya menganggap kurang bermanfaat, rata-rata guru yang berangkat biasanya yang dekat dengan kepala sekolah. Jadi amat sering ditemui seorang guru yang berulangkali berangkat mengikuti pelatihan dengan meninggalkan anak didiknya. Dan sayang sekali pula kesannya justru seperti mencari kesempatan berwisata atau jalan-jalan saja. Sebuah program yang kurang efektif dan efisien.

Seandainya memang mengharuskan satu orang yang berangkat maka cukup perwakilan kota/kabupaten yang diharuskan berangkat untuk selanjutnya diteruskan kepada guru lain dalam format kegiatan yang lebih spesifik dan terarah.

Pelatihan tersebut seringkali meninggalkan tugasnya sebagai pendidik.

Saya melihat bahwa meskipun pelatihan ini bermanfaat, tapi justru meninggalkan tugas pokoknya sebagai pendidik. Anak-anak dibiarkan terlantar tanpa ada guru lain yang mau menggantikan tugas guru yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan tersebut.

Dampaknya materi keteter, siswapun seringkali harus cedera karena kurang pengawasan. Dan lebih dari itu para orang tua siswa pun seringkali mengeluhkan kondisi anak-anaknya karena sering tidak mendapatkan pelayanan dari gurunya.

Hal ini pula yang menjadi pertimbangan saya seringkali memutuskan menolak pelatihan karena enggan meninggalkan tugas sekolah dan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun