Mohon tunggu...
Muhamad Alfani Husen
Muhamad Alfani Husen Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UNSIKA

Orang yang senang makan pecel lele, doyan rebahan, penggemar berat Squidward Tentacles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya, Sebuah Kritik dalam Beragama

12 Januari 2021   14:54 Diperbarui: 12 Januari 2021   15:23 2492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Dullah mengatakan seperti itu Cak Dlahom melemparkan sebuah bantal kepada Dullah, dan memintanya untuk mengeluarkan semua kapas yang ada didalamnya. Dullah pun mengeluarkan semua kapas tanpa ada yang tersisa. Setelah semua kapas sudah berhamburan Cak Dlahom meminta Dullah untuk memasukannya kembali. Dullah pun tidak bisa menuruti apa yang diperintahkan Cak Dlahom kepadanya.

" Waduh, Cak, ya ndak bisa, Cak. Saya ndak mampu."

" Kenapa tak mampu, Dul ? "

" Karena banyak kapuk yang sudah berterbangan, Cak, dan saya tak bisa menjangkaunya."

" Begitulah fitnah bekerja, Dul. Ia berterbangan kemana-mana dan takkan mengembalikan sesuatu yang sudah berterbangan itu kepada keadaan sediakala. Ia akan hinggap dimana saja dan kamu tidak akan bisa menjangkau daya rusaknya. "

" Maafkan saya, cak..."

" Aku sudah memaafkanmu, Dul, jauh sebelum mulutmu mengucapkan maaf. Beruntung kamu karena aku mau menjelaskan duduk persoalannya. Bayangkanlah orang-orang yang telah jadi korban fitnah, tapi tak punya kesempatan dan kekuatan untuk menjelaskannya, maka fitnah terhadap mereka akan terus berkembang. Merusak pikiran kalian dan terus membunuh orang yang kalian fitnah."

Kisah ini mengingatkan kita pada peribahasa " fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan " hal ini juga dijelaskan pada surah Al-Baqarah ayat (191).

Berbicara fitnah tentu hari ini banyak sekali fitnah yang berstebaran, apalagi kalau kita melihat media sosial, banyak sekali hoax ataupun fitnah yang sering terjadi.

Tentu menjaga kata, entah itu dari mulut ataupun jari kita merupakan hal yang sangat penting. Kita harus berhati-hati ketika berucap atau mengetik sesuatu apakah itu bisa menyakiti orang lain dan apakah yang kita tulis itu adalah sebuah kebenaran.

Apalagi kita sebagai umat beragama sudah tentu harus menjaga ucap dan tingkah laku kita. Karena ketika kita sudah mengatakan sesuatu yang tidak benar terhadap orang lain, itu sudah menjadi fitnah, dan apabila fitnah itu terjadi ia akan hinggap dimana saja dan kamu tidak akan bisa menjangkaunya, dan akhirnya secara tidak langsung bisa membunuh orang yang terkena fitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun