Mohon tunggu...
Muhamad Alfani Husen
Muhamad Alfani Husen Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UNSIKA

Orang yang senang makan pecel lele, doyan rebahan, penggemar berat Squidward Tentacles

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Deforestasi Sebagai Salah Satu Sumber Masalah Perubahan Iklim di Indonesia

8 November 2020   22:31 Diperbarui: 8 November 2020   22:51 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret karikatur pemanasan suhu bumi yang dibuat oleh Heidi Gadis https://www.deviantart.com

Pemanasan global merupakan sebuah isu yang tak henti-hentinya bisa kita bahas entah itu di Indonesia maupun dunia.

Masalah pemanasan global memicu terjadinya sebuah perubahan iklim yang dimana dapat berdampak pada kehidupan sosial masyarakat dunia. Bisa kita lihat banyak bencana alam yang terjadi merupakan sebuah dampak dari pemanasan global tersebut, bencana seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, bahkan mencairnya es di kutub Utara dan Selatan sekalipun tentu itu semua berawal dari masalah pemanasan global yang membuat terjadi perubahan iklim sehingga bencana yang terjadi tidak mudah untuk diprediksi.

Hal ini pun lantas membuat isu perubahan iklim ataupun pemanasan global masuk kedalam program Sustainable Development Goals (SGSs) atau dalam bahasa Indonesia bisa kita sebut pembangunan berkelanjutan. Masalah perubahan iklim adalah poin ke 13 dalam SDGs.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional penanganan perubahan iklim pada tahun 2030, ditetapkan 5 target yang diukur melalui 8 indikator. Target-target tersebut terdiri dari pengurangan risiko bencana (PRB), pengurangan korban akibat bencana, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.Gagasan untuk mengaitkan agenda perubahan iklim dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) sungguh relevan.

Sejak konvensi PBB 1992 di Rio de Janeiro yang melahirkan Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, berbagai negara telah memulai dialog guna menyelaraskan konservasi lingkungan dalam proyek pembangunan global. Lambat atau cepat pemanasan global akan terjadi di bumi ini.

Pada 2070 masyarakat Indonesia terancam hidup dalam suhu ekstrim rata-rata 34 derajat celcius pada 50 tahun mendatang. Prediksi ini bisa terjadi jika penurunan emisi gas rumah kaca gagal dilakukan secara simultan.

Proyeksi tersebut dipaparkan sejumlah peneliti dalam artikel ilmiah berjudul 'Future of the Human Climate Niche' yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences'. Dalam penelitian tersebut, para ahli memproyeksi suhu yang akan dirasakan masyarakat dunia akan meningkat 7,5 derajat celcius lebih panas di 2070 mendatang.

Jika prediksi ini tepat, maka 50 tahun lagi masyarakat Indonesia akan hidup di bawah suhu rata-rata lebih dari 30 derajat celcius. Alasannya, saat ini suhu rata-rata di Indonesia sudah mencapai 27,54 derajat celcius.

Pada 2015, dua agenda besar ini menjadi semakin kerap diperbincangkan ketika Perjanjian Paris tentang perubahan iklim serta agenda Sustainable Development Goals (SDGs) diadopsi oleh sebagian besar negara di dunia.

Namun, apakah pembangunan berkelanjutan di Indonesia saat ini sudah sejalan dengan semangat menangani perubahan iklim? Mari kita kupas sedikit, masih segar di ingatan kita semua, pada 2019 kemarin Indonesia mengalami bencana kebakaran hutan yang cukup besar.

Dari hasil analisis Greenpeace, 3.403.000 hektar (ha) lahan terbakar antara tahun 2015 sampai dengan 2018 di Indonesia, menurut hasil analisis burn scar (bekas terbakar) dari data resmi pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun