Mohon tunggu...
Maldini Faqih
Maldini Faqih Mohon Tunggu... Musisi - Catatan Jiwa

Seorang anak petani yang tumbuh besar dan berkembang di desa, yang sekarang sedang berkelana mencari ilmu di UIN Walisongo Semarang. Aktif di beberapa organisasi dan komunitas.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menjelang Lebaran, Petani Bawang Merah Ora Keder

22 Mei 2020   23:25 Diperbarui: 22 Mei 2020   23:23 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani yang telah memanen tanaman bawang merahnya di Brebes. (Foto: Khairi Pradana)

Menjelang ujung bulan ramadan atau lebih tepatnya menjelang hari raya idul fitri, biasanya barang-barang atau kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga. Seperti, beras, telur, minyak goreng, dan yang lainnya. Hal ini tentunya sangat membuat orang berkeluh kesah. Karena mau tidak mau mereka harus membelinya.

Terlebih, dimasa pandemi seperti sekarang ini, banyak masyarakat yang untuk sementara kehilangan pemasukan atau bahkan kehilangan pekerjaannya. Sudah beberapa bulan, mereka hanya bisa mengandalkan uang dari sisa tabungan yang ada. Atau dengan mengandalkan kerja serabutan yang ditawarkan oleh tetangga atau sahabat mereka. 

Banyak juga yang dari perantauan yang akhirnya mudik, karena di kota rantau mereka sudah tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan berdagang ataupun  bekerja. Sehingga, mereka menganggur dirumah, alhasil orang tua atau yang dinafkahi mereka, yang biasa atau mengandalkan kiriman uang atau transferan dari mereka pun tidak ada pemasukan apa-apa. Tak lain juga yang dirasakan dengan masyarakat Brebes untuk saat ini.

Banyak juga yang hanya bisa berpasrah menunggu adanya bantuan dari pemerintah yang saat sekarang ini sudah berbagai macam bentuknya. Seperti PKH, BLT Dana Desa, Bantuan dari Pemda, dan yang lainnya. Selain itu, juga banyak bantuan dari ormas, komunitas, maupun orang-orang baik lainnya, seperti ada Jaringan Gusdurian Peduli.

Di samping itu tradisi menjelang lebaran yang masih sangat melekat di masyarakat, seperti membeli belanjaan untuk nyadran (tradisi kirim-kiriman atau mengirim makanan atau jajanan kepada orang yang lebih tua atau sanak saudara), tuku badaan (baju atau pakaian baru untuk lebaran), mempersiapkan uang untuk mecingi (memberi angpau atau uang pada sanak famili), membeli belanjaan bahan makanan khas lebaran, seperti bahan-bahan untuk membut lontong, opor ayam, ketupat, atau yang lainnya. Hal tersebut membuat banyak masyarakat keder (bingung) atau mungkin mumet (pusing), apalagi ketika tidak mempunyai uang berlebih.

Lain halnya yang sedang dialami para petani bawang merah di Brebes maupun di daerah yang lainnya. Menjelang lebaran mereka sedang bungah atau senang. Tak seperti menjelang lebaran tahun-tahun sebelumnya yang membuat kepala mereka pusing bukan kepalang, karena harus menyiapkan segala persiapan lebaran tadi. Apalagi, jika tanaman bawang merah mereka gagal dan harganya yang tak sebanding dengan modalnya hingga menyebabkan kerugian.

Seperti dilansir dalam berita Liputan6.com, bahwa menjelang lebaran harga bawang merah terus merangkak naik. Dalam situs online Kementrian Perdagangan, bahwa sampai dengan saat ini tanggal 22 Mei 2020, harga bawang merah di Pasar induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menyentuh angka Rp 45.000 untuk per kilonya. Sedangkan di Pasar Induk Cibitung, Bekasi, harganya menyentuh angka Rp 42.000 per kilonya. Itupun di pasar induk, apalagi yang terjadi di pasar-pasar kecil, tentu harganya lebih tinggi.

Dikatakan oleh Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, terus naiknya harga bawang merah salah satunya disebabkan oleh turunnya produksi bawang merah di sentra produksinya, yaitu Brebes. Dalam teori ekonomi, naiknya harga suatu komoditas juga ditentukan oleh faktor supply dan demand. Jadi, ketika supply atau ketersediannya rendah, maka harganya akan mahal. Selain hal tersebut, dari teori pertanian bawang merah bahwa sulitnya menanam bawang merah di musim kemarau seperti sekarang ini, yakni seperti sulitnya pasokan air, sehingga juga menyebabkan naiknya modal.

Hal-hal tersebut membuat lega hati para petani, karena ada uang lebih untuk mempersiapkan segala keperluan lebaran. Sehingga petani bawang merah di Brebes ora keder (tidak bingung) menjelang hari raya idul fitri tahun ini. Mungkin juga ini hikmah di balik adanya pandemi Covid-19 ini, dimana masih ada rezeki lebih yang Tuhan berikan dimasa-masa sulit seperti sekarang ini. (Maldini Faqih)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun