Mohon tunggu...
Malakik Sanjo
Malakik Sanjo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Pohon

13 November 2017   08:41 Diperbarui: 13 November 2017   09:44 3689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ElderNest.com

Pagi ini suhu turun jauh dibawah acuan awal musim gugur; 7 derajat Celcius  demikian laporan biro ramalan cuaca kota. Dari jendela kamar terlihat hujan gerimis dan angin berhembus cukup kencang mengoyang dahan pohon pohon buah dibelakang rumah yang daunnya juga sudah mulai berguguran.

Pohon pohon buah (cherry, apel dan pear) itu berdiri tegar menanggung kekerasan alam, namun ketika musim berganti mereka akan kembali berbunga, berdaun dan berbuah,  dari tahun ke tahun, dari tahun ke tahun.

Tidak sama dengan manusia dan hewan pohon bisa berumur ribuan tahun pada kondisi yang ideal buat kehidupannya. Ideal itu bagaimana ?, ya cukup zat hara ditanah, cukup air alias hujan, cukup sinar matahari untuk foto sintesa, cuaca yang tidak terlalu ekstrim dan tidak kena wabah penyakit.  

Kalau ditanya apa makhluk idola saya, maka jawabannya adalah  Pohon.  Mereka  berdiri diam mengayomi  mahkluk lain; binatang bersarang, manusia  berlindung dari sengatan matahari. Buah, biji dan bahkan setiap bagian tubuhnya  menjadi sumber makanan dan penghidupan buat makhluk lain. Sebaliknya Pohon (atau tumbuhan secara umum) sendiri tidak pernah memakan atau memakai makhluk lain untuk kehidupannya,  makanan mereka  adalah sampah (zat hara  tanah), air dan sinar matahari, bahkan 'pembuangan' pohon  pun yaitu  oksigen  menjadi bahan sangat penting buat mahluk hidup lain.  Pohon bisa diberi gelar 'makhluk paling mulia' dalam arti sebenarnya. Singkat kata tanpa makhluk lain tumbuhan bisa hidup,  tapi tanpa tumbuhan makhluk lain tidak bisa hidup.

Namun kepedulian manusia dengan nasib para Pohon sangat rendah sekali, bisa dikatakan  mereka berada pada urutan paling bawah prioritas hak hidup dimuka bumi ini (yang dibuat oleh manusia tentunya);   manusia adalah makhluk termulia, kemudian hewan dan yang terakhir barulah tumbuhan (Pohon).  Dengan urutan prioritas ini kelangsungan hidup manusia boleh,  bisa dan harus mengalahkan kelangsungan hidup makhluk lain.

Semenjak revolusi industri dan diberlakukannya vaksinasi terhadap bayi, populasi manusia dibumi melaju secara drastis dari 1 triliun di tahun 1800 sampai mendekati 8 triliun  di tahun 2017 ini, bayangkan manusia bertambah sebanyak  7.000.000.000 orang  dalam kurun 200 tahun.  Indonesia saat ini berpenduduk 264 juta, bandingkan dengan 75 juta pada thn 1950 an. Pertambahan jumlah manusia ini lah yang mendesak kehidupan banyak makhluk lain sehingga ada 150 -- 200 jenis mahkluk lain punah setiap harinya terdesak oleh kehadiran manusia.

Baru baru ini ada banyak sekali badai melanda Karibia dan USA, sambung menyambung dari mulai Harvey, Maria, Jose, Nate dan Ophelia.  Menurut  para ahli cuaca keadaan ini  dikarenakan oleh Pemanasan Global yang menaikkan suhu  lautan dan  memicu topan berkesinambungan. Asal muasal Pemanasan Global masih tetap ramai diperdebatkan orang, tapi sebagian besar ahli berkesimpulan kondisi ini disebabkan  oleh pengunaan sumber energi karbon oleh manusia, arti kata ada dua faktor; manusia dan sumber energi karbon. 

Dalam tajuk berita tentang topan topan ini yang dilaporkan adalah berapa korban manusia dan kerugian materi, tidak ada yang dengan spesifik menceritakan berapa pohon yang tumbang,  walaupun dalam footage peliputan terlihat banyak sekali pohon tumbang bahkan lebih banyak dari koran manusia dan benda.

Pada saat yang bersamaan dibagian barat dan tengah America Utara terjadi kebakaran hutan  membumi hanguskan ribuan hektar hutan sub tropis dan borealis. Juga dalam tajuk berita media yang dititik beratkan adalah korban manusia dan materi milik manusia, tidak ada berita duka cita atas 'berpulang'nya saudara suadara kita bernama Pohon yang luluh lantak tanpa pembelaan diri.

Pohon boleh dikatakan adalah korban mahkluk hidup  paling mengenaskan ketika terjadi cuaca esktrim. Mereka tidak mungkin berlari menyelamatkan diri dari topan ataupun kebakaran. Ketika badai datang satu satunya yang bisa dilakukan mereka adalah tegar menahan angin yang luar biasa kencangnya itu. Padahal dengan adanya Pemanasan Global kekuatan badai pun kian membesar dengan kecepatan angin mencapai 250 km per jam, kekuatan yang hampir tidak mungkin ditahan oleh makhluk hidup.

Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan saudara saudara yang bernama Pohon itu ? Kehidupan dan kesejahteraan Pohon amatlah penting bagi anak cucu manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun