Mohon tunggu...
Mala Azzurah A.
Mala Azzurah A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa dan Hobi saya menonton film, drakor, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Generasi Milenial yang Lebih Baik

4 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 4 Oktober 2022   19:25 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi Kaum Muda Yang Lebih Baik

Banyak kalangan menyebut anak muda masa kini sebagai generasi milenial. Generasi ini lahir setelah era Generasi X, atau lebih tepatnya, tahun 1980-an-2000-an. 

Dengan demikian, dapat diperkirakan kelompok usia generasi milenial saat ini berusia 17-37 tahun. Sekitar 80 juta orang berusia antara 17 dan 37 tahun tinggal di Indonesia saja. Jumlah ini sangat besar dan signifikan, mengingat populasi milenial sudah mencakup 30 persen dari total penduduk Indonesia. 

Berdasarkan berbagai kajian dan penelitian terhadap generasi milenial, ditemukan banyak perbedaan antara generasi ini dengan generasi tua seperti generasi silent, boomer dan generasi X. generasi tidak dapat dipisahkan dari teknologi dan Internet Generasi X, dimana pengaruh teknologi belum pernah terlihat seperti sekarang ini. 

Generasi milenial lahir ketika handphone dan media sosial mulai bermunculan di Indonesia, sehingga wajar jika generasi ini lebih melek teknologi dibandingkan generasi sebelumnya. Ada perbedaan lain antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya yang berkaitan dengan masalah budaya/kehidupan sehari-hari. 

Tampaknya ada tren generasi milenial lebih suka mendengarkan musik dan jalan-jalan bersama teman. Maka tidak heran jika banyak kafe atau tempat nongkrong lainnya saat ini dipenuhi oleh anak muda karena memang begitulah kehidupan sosial mereka.

Selain ciri-ciri yang dijelaskan di atas, generasi milenial juga lebih toleran satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tren globalisasi yang semakin pesat, dimana anak muda saat ini dapat berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Arus globalisasi telah berhasil menciptakan hubungan langsung dan tidak langsung yang lebih luas antara orang-orang yang tidak mengenal batas-batas negara. 

Oleh karena itu, globalisasi membuat generasi milenial semakin terbuka terhadap perbedaan, visi keberagaman mereka juga semakin luas, yang berujung pada toleransi yang cukup tinggi bagi generasi ini.

Nah, jika kita melihat berbagai karakteristik generasi milenial, tampaknya kehidupan benar-benar terjamin dan menyenangkan bagi generasi ini. Dimana kemajuan teknologi yang pesat, kehidupan yang super dinamis, dan perkembangan alat telekomunikasi telah membantu mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, sering tidak kita sadari bahwa dunia ini semakin penuh dengan tantangan baru yang harus dihadapi. Tingginya mobilitas antar negara sebagai dampak dari globalisasi dan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 menyebabkan persaingan untuk dapat survive di dunia ini menjadi lebih keras. Belum lagi dengan naiknya tingkat inflasi yang terus terjadi dari tahun ke tahun, yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok menjadi lebih mahal dan sulit dijangkau. 

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, dan millennial di Indonesia tidak boleh kalah dalam persaingan dengan anak-anak muda dari negara lain. Pendidikan tinggi saja tidak cukup, generasi muda Indonesia saat ini harus memiliki pengalaman yang serba bisa dan soft skill yang baik. Menjadi kreatif, aktif dan inovatif harus ada dalam jiwa anak muda. Bagi generasi milenial, syarat terpenting adalah mampu bersaing dan menghadapi berbagai tantangan di dunia yang semakin dinamis ini. Lantas bagaimana caranya agar kita menjadi generasi millennial yang kreatif, aktif dan inovatif di era modern seperti sekarang ini?  

Untuk menjadi anak muda yang kreatif, aktif dan inovatif saat ini, kita harus membiasakan diri dengan aktivitas/gaya hidup seperti Yang pertama dengan banyak membaca buku, membaca buku secara rutin sangat dianjurkan untuk generasi milenial saat ini, terutama karena minat membaca anak-anak. Di Indonesia sendiri masih sangat rendah minat untukembaca . Minat membaca Indonesia adalah 60 dari 61 negara berdasarkan survei "Most Littered Nation In the World" 2016. Itu tentu menjadi perhatian bersama, meskipun membaca buku setiap hari memberikan perspektif yang lebih luas dan harus meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. Jika sulit untuk memulai membaca buku, pertama kita bisa memilih buku sederhana seperti novel atau majalah remaja agar lebih terbiasa. 

Kedua, menggunakan internet dan media sosial secara bijak, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan internet dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi generasi muda. Jika kita tidak hati-hati menggunakannya, kita kaum muda bisa saja terjerumus ke hal-hal negatif seperti mengunjungi situs-situs porno, membuka situs-situs radikal atau salah memilih teman dan komunitas di Internet. 

Selain itu, generasi millennial juga harus bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai media sosial justru menjadi sarana untuk saling menghujat dan menjatuhkan satu sama lain atau untuk menyebarkan informasi tidak benar atau hoax. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, generasi millenial harus mengambil dampak positifnya saja. 

Kita bisa menggunakan internet untuk mencari ide-ide yang kreatif di Google,dengan mencoba menulis artikel di Kompasiana, ataupun melihat tutorial kreatif di Youtube, membuat foto-foto menarik untuk ditampilkan di Instagram atau Facebook, membagikan info-info yang bermanfaat di Twitter dan masih banyak lagi sesuatu positif yg bisa kita buat atau cari disosial media. Pada dasarnya, dampak positif dari kemajuan teknologi akan kita rasakan ketika kita juga menggunakannya secara positif juga. 

Ketiga, terbuka terhadap pengalaman baru, kita kaum muda, di dunia yang semakin dinamis dan modern seperti sekarang ini, harus membiasakan diri terbuka terhadap pengalaman baru. Kita dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kita, seperti bergabung dengan organisasi sosial, menjadi sukarelawan untuk orang miskin atau berpartisipasi dalam kompetisi. Kegiatan ini melatih kita untuk berpikir lebih kreatif dan bergerak lebih aktif. Oh ya, selain itu, kita bisa membiasakan diri untuk lebih reseptif dan kritis terhadap masalah di sekitar kita. 

Nah, Yang terakhir adalah bagaimana menciptakan ide dan visi masa depan. Nantinya, anak muda bisa mencoba mengembangkan ide-ide kreatif yang ada di benaknya. Kita bisa mulai dengan ide-ide sederhana. Siapa tahu dari ide sederhana tersebut, kita bisa benar-benar membentuk startup baru yang bisa menyelesaikan permasalahan di sekitar kita dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Selain berusaha mengembangkan pemikiran kita, kaum milenial juga perlu memiliki visi dalam hidupnya. Visi ini harus jelas serta realistis. Kita, generasi penerus bangsa, seharusnya memiliki visi dan cita-cita yang membuat kita hidup dengan tujuan yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun