Mohon tunggu...
Mala Anggi
Mala Anggi Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai pengingat, menulis untuk berbagi semangat

Can't stop writing

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Program "SARUSAKE" Cara Bertahan di Tengah Ketidakpastian

19 April 2020   15:45 Diperbarui: 19 April 2020   15:43 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : dok. pribadi

Saya warga negara biasa (bukan pakar ekonomi, ahli perencanaan keuangan, pelaku bisnis yang sukses atau direktur perusahaan ternama) yang cukup layak untuk berbicara mengenai isu resesi dan Covid-19 yang mempengaruhi kondisi global dan sistem keuangan Indonesia. 

Saya hanya buruh pabrik yang tiba-tiba mendapat predikat "pengangguran" setelah wabah Korona menghentikan aktivitas produksi di tempat saya bekerja. Tetapi, saya merasa perlu berbagi meski hanya_sekedar berbagi kegiatan sehari-hari yang cenderung dipaksakan.  Nyatanya, kondisi saat ini memang memaksa kita untuk lebih sabar, prihatin, ngirit dan berpikir sekreatif mungkin.

Kondisi yang saya alami tentunya tidak terjadi pada satu dua orang. Kita tahu, profesi karyawan atau buruh pabrik jumlahnya sangat besar, bisa dibilang rata-rata profesi kebanyakan orang Indonesia. 

Maka dari itu saya akan berbicara dari sudut pandang karyawan biasa, yang memiliki siklus kehidupan satu bulan yaitu; menerima upah-bayar cicilan-bayar hutang-bayar kontrakan-belanja kebutuhan-lalu bertahan hidup sampai menerima upah di bulan berikutnya. Sangat sedikit diantara kami yang memiliki tabungan, investasi, usaha atau pekerjaan sampingan, seringnya malah tekor alias pinjam kesana-kemari dengan jaminan gaji di bulan depan.

Beberapa bulan yang lalu, hal yang saya pikirkan adalah bagaimana mencari pekerjaan lain jika perusahaan tidak memperpanjang kontrak kerja. Tentunya saya mesti aktif mencari informasi lowongan pekerjaan jauh-jauh hari sebelum kontrak kerja berakhir. Situasi tak terduga pun terjadi, saya benar-benar berhenti bekerja sebelum waktunya, tanpa bekal, tanpa persiapan. 

Melamar pekerjaan ke pabrik lain sepertinya bukan pilihan karena mereka sama-sama terdampak. Mau tidak mau, pilihan saat ini adalah bagaimana menghasilkan uang sendiri alias berwirausaha. Tapi tunggu dulu, dalam kondisi normal saja, terbilang sulit untuk memulai usaha mengingat terbatasnya waktu, ilmu dan yang paling utama adalah modal karena sulitnya menyisihkan uang untuk menabung bagi orang serba pas-pasan seperti saya. Alhasil saya hanya bisa merenung, rebahan dan guling-guling di kasur.

Menyaksikan dan menerka-nerka, ditambah melakukan pengamatan alakadarnya, plus perenungan yang dalam, saya mulai berpikir bagaimana berperilaku cerdas di tengah ketidakpastian ini. Didapatlah tiga langkah yang bisa dilakukan khususnya oleh orang-orang biasa seperti saya.

Langkah jangka pendek : Sekuat mungkin usahakan uang dari gaji terakhir tidak habis

Misalnya gaji kita tiga juta rupiah, tentunya uang segitu akan habis untuk keperluan sehari-hari apabila tidak kita putar. Gunakanlah sebagian uang tersebut untuk modal berjualan. Saya sendiri buru-buru membeli beras untuk dijual kembali. Untuk situasi saat ini, berjualan bahan pokok adalah yang paling aman karena setiap orang pasti membutuhkan. 

Mulai dari sayur mayur, beras, gula, minyak sayur, telur, ikan atau daging. Kita bisa menjualnya lewat online atau medsos dan kita langsung yang mengantarkannya. Sasarlah tetanggga-tetangga yang kondisi ekonominya lebih baik misal pejabat-pejabat atau PNS yang sementara ini sedang bekerja di rumah aja. Kuncinya yakin saja, Allah pasti memberi jalan bagi orang-orang yang mau berusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun