Mohon tunggu...
Pendidikan

Sejarah Berkembangnya Asy'ariyah dan Maturidiah

27 September 2018   11:23 Diperbarui: 27 September 2018   19:13 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagaimana telah diuraikan terdahulu bahwa pengaruh aliran mu'tazilah mencapai puncaknya pada zaman khalifah A-Ma'mun, terutama setelah Al-Ma'mun menjadikan aliran mu'tazilah sebagai aliran resmi Negara. Dengan memanfaatkan kekuasaan pemerintahan, kaum mu'tazilah memaksakan kehendaknya untuk mempengaruhi rakyat agar menerima ajaran ajaranya, namun banyak orang yang menentang ajaranya, akibatnya harus menjalani hukuman penjara. Bagi kaum mu'tazilah karena terlalu berpegangan kepada akal pikiran sehingga mereka kurang berpegang kepada sunnah dan hadis, dalam hal ini bukan karena tidak percaya kepada sunnah nabi, tetapi karena mereka ragu akan keaslian sunnah dan hadis nabi. 

Tetapi oleh sebab sebab yang tidak begitu jelas , al-asyari telah puluhan tahun menganut paham mu'tazilah, akhirnya meninggalkan ajaran mu'tazilah . sebab yang bisa disebut yang berasal dari al-subki dan ibn asakir, ialah pada suatu malam al-asyari bermimpi, dalam mimpi itu mazhab mutazilah salah sebab lain bahwa al-asyari berdebat dengan gurunya al-jubbai dan dalam perdebatan itu guru tidak dapat menjawab tantangan muridnya. Bahkan sebagian pemuka pemukanya meninggalkan barisan mu'tazilah seperti abu al-husain ahmad ibn al rawandi . dalam suasana demikianlah al-asyari keluar dari golongan mu'tazilah dan menyusun teologi baru yang sesuai dengan aliran orang yang berpegang kuat pada hadits. Tokoh tokoh aliran asy'ariyah :

1.al-baqilani nama lengkapnya Muhammad tayib bin Muhammad abu bakar al baqilani

2.al-juwaini nama lengkap abdul malik al-juwaini

3.al-ghazali nama lengkap abu hamid Muhammad bin ahmad al-gozali

4.al-ijl nama lengkapnya alaudin al-aji

5.as-sanusi nama lengkapnya abu abdillah Muhammad bin yusuf.

Al-asy'ari, pendiri aliran asy'ariah adalah orang yang pernah menganut faham mu'tazilah, sehingga ia tidak dapat menjauhkan diri dari penggunaan akal dan pikiran dalam mengemukakan pendapatnya. Ajaran ajaran aliran asy'ariah dapat diketahui dari buku buku yang dikarang oleh al-asy'ari dan buku buku yang ditulis oleh para pengikutnya.
1.sifat tuhan
2.kekuasaan tuhan dan perbuatan manusia
3.melihat tuhan pada hari kiamat
4.kedudukan al-qur'an
5.keadilan tuhan.
Selain dari yang telah diuraikan di atas, masih ada lagi ajaran ajaran asy'ariyah yang lainnya di antaranya:
1.adanya syafaat pada hari kiamat
2.adanya siksa kubur
3.adanya pengumpulan manusia di padang mahsyar
4.adanya pertanyaan munkar dan nakir di kubur
5.adanya timbangan amal perbuatan manusia
6.adanya shirath (jembatan)
7.kebaikan dan keburukan tidak dapat diketahui hanya melalui akal
8.para nabi dan rosul, termasuk nabi Muhammad saw, diperkuat dengan mukjizat mukjizat
9.surga dan neraka adalah makhluk
10.semua sahabat nabi saw adil dan baik
11.ijma' adalah suatu kebenaran yang harus diterima
12.walaupun tuhan berkehendak mutlak, namun kaum asy'ariyah mempercayai bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar akan masuk neraka sampai selesai menjalani siksa dan akhirnya akan masuk surge.


Pikiran pikiran Al-Asy'ari seperti yang tercermin dalam ajaran ajaran atau kepercayaan kepercayaan aliran asy'ariah diatas kebanyakan merupakan jalan tengan antara golongan golongan yang berlawanan, atau antara aliran rasional dan aliran tekstualis.
Maturidiah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansur Muhammad bin Muhamaad Al-Maturidi. Ia dilahirkan di sebuah kota kecil, yaitu maturid, samarkanda pada pertengahan abad ketiga hijriyah, dan wafat di samarkanda pada tahun 333H. al maturidi dikenal sebagai pengikut abu hanifah, ia menggunakan rasio dalam pandangan keagamaanya . dapat dikatakan bahwa pikiran pikiran Al Maturidi dalam hal ini merupakan penguraian yang lebih luas dari pikiran-pikiran Abu Hanifah. Diperkirakan maturidiah muncul ketika aliran mu'tazilah mulai menurun popularitasnya. Pada masanya, Al-maturidi menyaksikan terjadinya perdebatan perdebatan masalah keagamaan, seperti perdebatan yang terjadi antara aliran fiqih hanafiah dengan aliran fiqh syafiiah. Para tokoh aliran maturidiah antara lain: Al-Bazdawi, Al-Taftazani, An Nasafi, dan Ibnu Hammam. Menurut aliran mu'tazilah bahwa apa yang di ketahui kebaikannya oleh akal, maka harus dikerjakan berdasarkan perintah akal. Al maturidi tidak mengikuti aliran mu'tazilah, tetapi mengikuti pendapat Abu Hanifah, yang mengatakan bahwa akal sanggup mengetahui namun datangnya perintah yang mewajibkan itu dari syara', karena akal tidak dapat bertindak sendiri dalam kewajiban kewajiban agama, dan yang mengeluarkan perintah agama hanyalah tuhan. Masih dalam kaitan soal kebaikan dan keburukan, aliran maturidiah tidak sejalan dengan aliran Asy'ariyah yang mengatakan bahwa sesuatu tidak mempunyai kebaikan atau keburukan. Selain dari al-maturidi , masih ada lagi tokoh tokoh aliran maturidiah yang lain, diantaranya: al-bayadi, al-bazdawi, at-taftazani, an-nasaf, dan inul hammam. Pada ajaran ajaran maturidiah terdapat persamaan dan perbedaan dengan mu'tazilah dan ajaran asy'ariyah. Ajaran ajaran maturidiah antara lain:
a.tuhan mempunyai sifat
b.manusia mewujudkan perbuatanya sendiri
c.al-qur'an (kalamullah) bersifat qodim
d.tuhan tidak berkewajiban berbuat sesuatu, tetapi perbuatan tuhan ada tujuanyan dalam arti tidak sia sia
e.orang yang berdosa besar masih tetap mukmin, soal dari balasan dari perbuatan dosa besar itu urusan tuhan
f.janji dan ancaman tuhan kelak akan terjadi
g.akal sanggup mengetahui perbuatan baik dan buruknya, namun tuntutan kewajiban untuk melakukan dan meninggalkan suatu perbuatan datangnya dari tuhan, bukan dari akal itu sendiri. Al maturidi dan asy'ari tampil bersama dalam satu sosial dan pemikiran yang sama . Al asy'ari dan al maturidi datang untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri ekstriminasi kaum rasional yang berada dibarisan paling depan adalah mu'tazilah, maupun ekstriminasi kaum tekstualitas yang berada dibarisan paling depan adalah kaum hanabilah (para pengikut imam ibn hambali.


REFRENSI:1. Drs. A. Mustadjib, M.A.,dkk
2. Abbas, sirajudin, I'tiqad Ahl al-Sunnah wa al-jama'ah,(Jakarta: pustaka tarbiyah, 1998)
3.Abduh, Muhammad, Risalah tauhidm, cet.X,(Jakarta: Bulan bintang, 1996)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun