Dalam sebuah obrolan di akun youtube POLGAS TV, terkandung pernyataan inspiratif yang sarat semangat dan optimisme, Bupati Flores Timur, Ir. Antonius Doni Dihen, terkait pelaksanaan Solor Fun Run. Ia menegaskan bahwa  Solor Fun Run bukan sekadar ajang olahraga semata, melainkan sebuah langkah strategis untuk mengungkit potensi pariwisata dan energi sosial masyarakat Flores Timur, khususnya di Pulau Solor.
"Kita sama-sama melihat Solor Fun Run ini dengan pikiran yang positif, dengan semangat besar untuk menghidupkan energi sosial kita," ujar Bupati Doni Dihen. Menurutnya, tanggal pelaksanaan event yang jatuh pada 21 Juni, 210625, diyakini membawa hoki menurut kepercayaan Jawa, dan menjadi momentum simbolis untuk mendorong kebangkitan pariwisata di wilayah ini.
Bupati secara terbuka mengakui bahwa tantangan pariwisata Flores Timur tidak ringan, terutama jika dibandingkan dengan destinasi besar seperti Labuan Bajo atau Sumba. Namun, ia menegaskan bahwa daerah ini tak kalah dalam potensi dan keunikan. "Keindahan alam Solor itu luar biasa. Saya menyebutnya sebagai gadis yang indah, tidak terlalu tinggi seperti Luna Maya, tidak terlalu pendek seperti Rossa dia pas, ideal," tutur Bupati dengan analogi yang memikat.
Solor Fun Run, menurutnya, adalah bagian dari upaya membangun branding daerah, dengan mengangkat sejarah, budaya, dan keunikan topografi Pulau Solor. "Jalanan di tepi pantai, pemandangan pesisir yang memesona, dan kesederhanaan masyarakatnya adalah potensi wisata yang tak bisa diabaikan," lanjutnya.
Ia juga memuji etos kerja masyarakat Solor yang gigih dan setia, bahkan bisa bertani di atas batu. "Kita bisa belajar dari ketekunan mereka. Orang Solor mengajarkan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk bertahan dan maju," jelas Bupati.
Dari sisi sejarah dan budaya, Bupati menyinggung pentingnya narasi bahwa orang Portugis pertama kali mendarat di Pulau Solor, menjadikannya titik mula persebaran pengaruh budaya di kawasan Lamaholot. "Cerita rakyat, warisan budaya, rumah adat, dan tarian lokal bisa kita poles menjadi kekuatan wisata budaya yang luar biasa," tambahnya.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan bahwa strategi pembangunan pariwisata Flores Timur difokuskan bukan pada pembangunan destinasi terlebih dahulu, melainkan pada penciptaan event yang menggerakkan keramaian sosial. "Event seperti Semana Santa, Festival Bale Nagi, Solor Fun Run, dan nanti Festival Budaya Lamaholot itulah pilar-pilar awal kita. Baru setelah itu kita bangun satu dua destinasi," jelasnya.
Dalam pernyataannya, Bupati juga membagikan pengalamannya berdiskusi dengan seorang investor dari Jakarta yang telah membangun vila di Baniona, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara. Investor tersebut menyatakan bahwa keramaian sosial yang teratur dan berulang menjadi modal kuat untuk investasi, dan Solor Fun Run adalah langkah awal yang menjanjikan.
"Solor Fun Run memiliki arti strategis dalam mendorong pergerakan manusia, menumbuhkan nilai-nilai budaya, dan membuka jalan bagi investasi," ujar Bupati. Ia menekankan pentingnya perspektif yang luas dan positif dari masyarakat untuk mendukung suksesnya event ini.
Di akhir pernyataannya, Bupati Doni Dihen menyerukan ajakan penuh semangat: "Mari kita lihat Solor Fun Run ini sebagai tonggak penting dalam kemajuan pariwisata dan ekonomi Flores Timur. Dengan niat tulus dan pikiran positif, saya yakin Tuhan dan Leluhur Lewotana akan merestui langkah ini."
Solor Fun Run kini bukan lagi sekadar lari bersama, tetapi simbol kebangkitan menggerakkan energi sosial, budaya, ekonomi, dan harapan baru bagi Flores Timur.