Mohon tunggu...
Makruf Mochamad
Makruf Mochamad Mohon Tunggu... Editor - Praktisi pers, CEO Pena Semesta Media dan Alumni AIYEP 1993

Wartawan Madya PWI-Dewan Pers. Kini mengelola www.pijaronline.net dan kontributor di www.cowasjp.com. Alumni Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 1993-1994, Brisbane, Millmerran, Canberra, Sydney, Jakarta, Medan, dan Galangsuka (North Sumatra). Editor dan penyusun Buku Ekspedisi Bukit Barisan 2011, Kopassus. (JP Books publisher 2011). Solo backpacker Frankfurt, German and Paris, France, 2011.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sudah Vaksin, Beli Sayur di Depan Rumah Terpapar Covid-19

11 Agustus 2021   18:49 Diperbarui: 11 Agustus 2021   19:10 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Errika ketika studing banding di Frankfurt, Jerman/foto/koleksi pribadi.

Kisah Errika, Guru SDK Swasta di Bekasi

Oleh: Mochamad Makruf *

Di era pandemi Covid-19 hati-hati kontak fisik dengan sembarang orang. Bila tidak ingin seperti Errika (49), warga Pondok Gede, Bekasi. Guru SDK swasta di Bekasi  ini hampir setiap hari di rumah karena  mengajar daring siswanya. Diduga hanya keluar rumah untuk membeli sayur, dia pun  terpapar Covid. Kini dia isolasi mandiri. Padahal dia sudah tuntas divaksin Sinovac pada akhir Maret 2021. Berikut kisahnya.

ERRIKA adalah  guru Matematika dengan pengantar  Bahasa Inggris. Dia adalah alumni IKIP Jakarta, FKIP Bahasa Inggris (English Department). Pengalamannya mengajar Bahasa Inggris tidak diragukan lagi. Dia mulai mengajar Bahasa Inggris sejak 1994, ketika mahasiswa. ''Saya mengajar sejak mahasiswa," tegasnya.

Pada 1993, dia terpilih sebagai wakil dari DKI Jakarta untuk mengikuti pertukaran pemuda Indonesia-Australia atau Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 1993. Program ini disponsori Australia Indonesia Institute (AII) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, RI. Saat itu, dia wakil pemuda DKI Jakarta bersama Fridiani.

Penulis kenal Errika. Karena kebetulan penulis wakil dari Jawa Timur pada AIYEP 1993. Jadi kami satu alumni di AIYEP-93. Ada WA grup anggotanya khusus Alumni AIYEP 93. Ada penulis, Errika, Fridiani,  Lusi (Palembang), Marnita (Jambi), Ida (Jawa Tengah), Salmawati ( Sulawesi Selatan), Reni (Lombok), Yahya (Sulawesi Selatan), Wawan (Jawa Barat kini di Melbourne), Firman (Wakil Sulawesi Selatan), John Meki Sawaki (Papua), Kamilius Tegun (Kaltim), Wayan (Bali), dan Aris (Yogyakarta) kini dosen sastra Inggris UGM.

Errika ketika studing banding di Frankfurt, Jerman/foto/koleksi pribadi.
Errika ketika studing banding di Frankfurt, Jerman/foto/koleksi pribadi.

Dalam grup WA itu ada seorang teman Australia. Dia juga alumni AIYEP 93 wakil pemuda Australia. Namanya Edward Buckingham, asal Melbourne. Dia profesinya dosen dan jabatan akademiknya keren. Dia adalah Professor of Management and Director of Engagement at Monash Business School, Monash University, Melbourne, Australia. Dia yang bertanggung jawab pada Monash Bussiness School di Jakarta.

Kami, rekan-rekan alumni AIYEP 93,  terbiasa memanggilnya Edo. Panggilan yang sama ketika kami memanggilnya dan menjalani program di Indonesia yakni di Medan dan Galangsuka, Deli Serdang, Sumatra Utara.

Balik ke Errika. Errika juga pernah berkesempatan studi banding ke sekolah sekolah TK, SD, dan SMP di Frankfurt, Jerman pada 18 Februari sampai 21 Maret 2013. "Saat itu saya berkesempatan memperkenalkan Indonesia dan budayanya pada anak-anak sekolah tersebut. Itu juga pengalaman berharga selain AIYEP," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun