Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perekonomian Tiongkok Ditengarai Menjadi Nomor Satu Di Dunia Dan Latar Belakang Apa Bagi AS Dan Barat (1)

15 Februari 2015   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:09 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2007 diberitakan bahwa ekonomi Tiongkok melampaui Jerman menjadi perekonomian terbesar di dunia. Pada 2010, diberitakan lagi bahwa perekonomi Tiongkok melampaui Jepang menjadi ekonomi terebsar kedua di dunia. Baru-baru ini, IMF merilis sebuah laporan berdasarkan PPP (Power Purchasing Parity atau Paritas Daya Beli) pada akhir tahun 2014, Tiongkok melampaui Amerika Serikat menjadi perekonomian terbesar di dunia. Kabar dasyat ini menjadi topik hangat di seluruh dunia. Tapi apakah benar demikian, data ekonomi Tiongkok dihitung bagaimana sehingga dikatakan melampaui Amerika. Apakah benar perekonomian Tiongkok melampaui AS ?

Pada 7 Oktober 2014, IMF merilis laporan “World Economic Outlook”, yang menunjukkan berdasarkan PPP untuk akhir tahun 2014. PDB nasional AS akan mejadi US$ 17,4  trillyun, sedangkan Tiongkok akan menjadi US$ 17,6 trillyun, yang berarti perekonomian Tiongkok melampaui AS dan menjadi ekonomi terbesar di dunia.

Namun seperti diketahui menurut situs IMF, masing-masing negara melaporkan data dalam mata uangnya sendiri. Untuk membandingkan data, statistik masing-masing negara harus dikonversi ke mata uang bersama. Tapi ada terdapat beberapa cara untuk mengelola konservi tersbut dan masing-masing dapat menghasilkan jawaban yang sangat berbeda.

Ada juga dengan cara ukuran lain untuk mengukur kekuatan ekonomi suatu negara yaitu dengan PPP, dengan meng-konversi mata uang satu negara ke negara lain untuk membeli jumlah yang sama satu barang dan jasa di masing-masing negara.

Tiongkok sekarang menyumbang 16,5% dari ekonomi global jika diukur secara riil dalam PPP, dibandingkan dengan 16,3% untuk AS.

Mempertanyakan Dasar Perhitungan

Namun menurut “Business Insider” harga tidak sama di setiap negara. Satu kemeja yang sama akan dikenakan biaya lebih murah di Shanghai dibandingkan dengan di San Francisco, sehingga untuk membandingkan negara tanpa memperdulikan faktor-faktor ini akan tidak dapat diandalkan.

Seorang kolomnis ‘Market Watch” Brett Arends menununjukkan bahwa jika hanya menilai dengan niali tukar internasional, ekonomi AS masih lebih besar dari Tiongkok sekitar 70%. Meskipun cara mengukur ini juga dipakai, tetap saja masih tidak bisa diandalkan.

Zhang Yunling, Director of International Studies, CASS (张蕴岭, 中国社会科学学院国际研究学主任) memberi pendapatnya, dengan menggunakan standar daya beli dari mata uang domestik suatu negara dalam mengukur status suatu negara untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Ini terutama untuk mengukur status ekonomi. Tapi bagaimana untuk membandingkan situasi sosial dalam negerinya ?  Maka dari itu ekonom memikirkan metode lain yang disebut “Big Mac Index” dengan mengacu membandingkan perbedaan “Big Mac”( roti burger dari McDonald) di negara satu dengan negara lainnya. Sebagai contoh Big Mac seharga 15 Yuan di Tiongkok dan US$ 3 di AS, membandingkan berdasarkan perbedaan harga dari keduanya.

PPP adalah perbandingan harga komposit antara kedua negara, yang berarti rasio harga dua atau lebih mata uang yang digunakan untuk membeli sejumlah barang yang sama dan dengan kualitas produk dan jasa di berbagai negara, yang digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat harga saat membanding negara-negara.

Saat ini untuk menghitung PDB negara-negara, ada yang menggunakan metode nilai tukar pasar dan metode PPP. Tapi umumnya dengan nilai tukar pasar; itu dengan mengkoversikan PDB negara dihitung dengan mata uang nasional mereka ke USD dan membandingkan mereka.

Namun, nilai tukar sering berfluktuasi karena faktor politik atau spekulasi, yang akan mempengaruhi ke-akuratan hitungannya. Untuk mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar, IMF menggunakan metode PPP.

Jadi yang mana harus digunakan ? Beberapa ada yang mengatakan metode satu sama lainnya tidak ilmiah, karena PDB tergantung pada nilai tukar. Contoh yang paling klasik terjadi pada 1985, ketika negara-negara Barat memaksa Yen Jepang untuk di apresiasi menurut Persetujuan Plaza/Plaza Accord. Pada saat itu 1 USD lebih dari 300 Yen. Setelah jatuh menjadi lebih dari 100 Yen untuk 1 USD, maka PDB Jepang meningkat sangat cepat. Hanya dalam semalam PDB nya naik. Tapi apakah dengan demikian PPP jadi wajar ? Hal itu tidak sepenuhnya masuk akal. Mengapa ? Ada beberapa faktor yang harus diselesaikan.

Yang pertama adalah indeks. Meskipun ada lebih dari 100 indeks untuk dipilih dari masyarakat yang berbelanja lebih dari 100 macam barang. Sebagai contoh di Tiongkok. Barang apa yang paling mahal saat ini ? Membeli rumah dan biasanya makanan yang termurah serta industri jasa relatif murah. Meskipun hanya untuk pembelian tunggal, namun dibutuhkan puluhan tahun untuk menabung agar terbeli rumah. Demikian menurut Zhang Yunling, maka perhitungan diatas ini tidak bisa digunakan lagi.

Pada pokoknya, dunia akademis tidak memiliki metode yang benar-benar bisa tidak terbantahkan dalam menghitung PDB untuk perbandingan internasional. Bahkan metode PPP memiliki beberapa kelemahan yang bisa diperdebatkan. Dan saat ini yang diakui secara internasional metode perhitunganPDB masih didasarkan pada tingkat nilai tukar yang ada.

Derek Scissor seorang ekonom dari American Enterprise Institute, bahkan mempercayai dengan menggunakan metode PPP untuk membandingkan PDB untuk setiap saat atau negara manapun akan tidak terlalu berarti.

Pada kenyataannya, banyak organisasi dan peneliti di seluruh dunia terutama menggunakan metode nilai tukar pasar hari ini untuk menghitung dan membandingkan perbedaan dalam skala ekonomi antara satu negara dengan negara-negara yang berbeda.

Sun Zhe, Director of Center for US-China Relation at Qinghua University (孙哲,清华大学中美研究中心主任/Direktur Pusat Penelitian Hubungan AS-Tiongkok Universitas Qinghua) mengatakan : Mengenai kondisi Tiongkok, sejauh ini media Barat mengatakan bahwa sebenarnya Tiongkok memiliki lima wilayah tingkat perkembangan yang berbeda. Ada daerah pesisir, dan kemudian jika dibandingkan dengan Xinjiang, Tibet, Qinhai antara mereka dengan Hunan dan Hubei, akan terlihat seperti anak tangga yang berbeda, dimana setiap wilayah pembangunannya berbeda. Sehingga dalam situasi demikian, sulit untuk membandingkan beberapa kota besar di pesisir Tiongkok seperti Shanghai, Shenzhen dan Guangzhou. Sebagai contoh, tentang harga real estate di Beijing sangat tinggi, jika dibandingkan dengan perumahan orang biasa di AS, kondisi perumahan di Beijing mungkin tidak bagus, tapi harga perumahan ini jelas lebih tinggi dari kebanyak perumahan yang ditinggali orang-orang AS.     ( Bersambung ....... )

Sumber : Berbagai Media TV dan Tulisan Luar Negeri.

http://www.foxnews.com/world/2014/12/06/china-surpasses-us-to-become-largest-world-economy/  China surpassed U.S. to become largest world economi

http://www.marketwatch.com/story/its-official-america-is-now-no-2-2014-12-04

http://qz.com/278012/nope-chinas-economy-hasnt-yet-surpassed-americas/

https://www.cigionline.org/thematic/chinas-role-global-economy?gclid=COenosft0cMCFQURjgodGDcA6A

http://zh.wikipedia.org/wiki/%E5%92%8C%E5%B9%B3%E5%85%B1%E5%A4%84%E4%BA%94%E9%A1%B9%E5%8E%9F%E5%88%99

http://language.chinadaily.com.cn/60th/2009-08/26/content_8620300.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Peaceful_coexistence

http://en.wikipedia.org/wiki/Offset_strategyhttp://www2.hkej.com/instantnews/current/article/

http://www2.hkej.com/instantnews/current/article/935334/奧巴馬與習近平瀛台散步對話首曝光

http://news.xinhuanet.com/2014-11/12/c_1113206992.htm

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun