Liang Wenfeng adalah kutu buku dan malu tampil di media tampaknya lebih tertarik mengguncang sektor sains dan teknologi Tiongkok ketimbang menentang Amerika atau meraup untung dengan cepat. Baca:
Seorang "Kutu Buku" Penyediri Usia 40 Tahun di Balik DeepSeek
Liputan media di dunia mengenai peluncuran model AI Tiongkok DeepSeek telah gencar diberitakan. Reaksi yang muncul beragam, ada yang histeris tentang risiko yang ditimbulkannya terhadap keamanan nasional, atau hiperbolik tentang dampaknya yang berpotensi menghancurkan industri AI AS. Deskripsi peluncurannya sebagai "momen Sputnik" yang menyebabkan "pembantaian" di pasar teknologi telah memicu reaksi mendalam berupa ketakutan dan kegembiraan.
Banyak yang mengamati sikap sopan dan pendiam dari orang di balik DeepSeek, dan ada upaya-upaya panik untuk memahami implikasi geopolitik dari keberhasilan model yang tak terduga tersebut. Namun, yang paling tidak diperhatikan sejauh ini adalah dampak revolusioner yang mungkin terjadi dari model bisnis DeepSeek terhadap sektor sains dan teknologi di Tiongkok sendiri.
Liang Wenfeng yang berusia 40 tahun, kutu buku, dan pemalu terhadap media, sekarang menjadi pahlawan nasional di Tiongkok, dan menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, tapi dia tetap rendah hati. Sejauh ini, dia hanya mau memberikan dua wawancara tentang DeepSeek, pada tahun 2023, yang keduanya dilakukan di sebuah blog Tiongkok yang tidak dikenal. Dalam wawancara ini, Liang tidak menunjukkan keberanian yang diharapkan dari seorang pengusaha sukses.
Setidaknya untuk saat ini, dia memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok daripada pergi ke AS, dan tidak ada satu pun anggota timnya yang pernah belajar di luar negeri. Namun, saat mendengarkan wawancaranya, kita tidak akan mendapat kesan bahwa dia ingin menjadi ikon proyek pembangunan negara Tiongkok. Dia juga tidak terdengar seperti sedang terburu-buru untuk mendapatkan uang dengan cepat, meskipun mungkin itu bisa dimengertibahwa  dia sebenarnya telah menjadi miliarder, dan perusahaannya High-Flyer telah menggunakan AI untuk memprediksi pola di pasar saham.
Sebaliknya, dia tampak bersemangat dengan inovasi dan niat untuk mengguncang para pemimpin industri AI di Tiongkok dengan memaksa mereka untuk meninggalkan pola pikir mereka saat ini. Bahkan, dia secara efektif memberi tahu para pelaku AI di Tiongkok untuk membuang buku pedoman mereka atau beralih ke generasi baru yang lebih muda, lebih berani, dan berani berpikir di luar kotak (outside the box).
Ketika ditanya mengapa dia tidak tertarik mengembangkan model dan aplikasi AI, seperti yang dilakukan sebagian besar perusahaan Tiongkok lainnya, dan lebih memilih fokus pada penelitian dan eksplorasi, Liang mengatakan ambisinya ada di tempat lain. Dia ingin bergabung dengan gelombang inovasi global sebagai peserta, bukan sebagai pengikut. Ini mungkin terdengar klise, tetapi dalam situasi saat ini, ini sama saja dengan menantang rekan-rekannya di bidang ini:
"Inovasi seperti yang kami lakukan terjadi sepanjang waktu di AS. Orang Amerika kini terkejut dengan kami terutama karena kami adalah perusahaan Tiongkok, dan kami memasuki permainan mereka sebagai inovator dengan kontribusi orisinal, bukan sebagai pengikut." tuturnya.