Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kanal Kra Tak Kunjung Terealisasi, Tiongkok Membangun Pelabuhan Peti Kemas di Thailand

12 Desember 2021   18:26 Diperbarui: 12 Desember 2021   18:36 2764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: World Atlas

Media Thailand mengungkapkan pada 27 November 2021, Tiongkok dan Thailand telah secara resmi menandatangani perjanjian investasi senilai US$ 922 juta untuk membangun dan mengoperasikan terminal peti kemas baru di tenggara Thailand dengan jangka waktu kerja sama selama 35 tahun.

Menurut laporan media Thailand, setelah terminal selesai, throughput tahunan diharapkan mencapai 4 juta peti kemas, dengan throughput maksimum 15 juta perti kemas. 

Perlu dicatat bahwa terminal investasi Tiongkok ini akan terhubung ke jalur kereta api Tiongkok-Thailand, yang berarti di masa depan barang-barang kiriman ke Tiongkok dapat diangkut langsung melalui "China-Thailand Railway" setelah tiba di terminal. 

Dengan cara ini, Tiongkok akan terhindar blokade jalur transportasi laut yang dilakukan AS kepada Tiongkok yang melewati Selat Malaka dan saluran baru ini juga dapat menghemat energi, kargo akan langsung diangkut ke Tiongkok.

(Throughput adalah jumlah produk atau layanan yang dapat diproduksi dan dikirimkan oleh perusahaan kepada klien dalam jangka waktu tertentu. Istilah ini sering digunakan dalam konteks tingkat produksi perusahaan atau kecepatan pemrosesan sesuatu. 

Untuk ukuran pelabuhan mencerminkan jumlah kargo atau jumlah kapal yang ditangani pelabuhan dari waktu ke waktu. ... Statistik throughput yang termasuk dalam laporan ini adalah tonase kargo, banyaknya peti kemas, dan panggilan kapal yang dikategorikan berdasarkan komoditas yang diangkut.)

Selat Malaka merupakan jalur laut penting yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sejumlah besar energi (minyak dan gas alam) dan kargo di kawasan Eurasia harus melewati Selat Malaka. Tiongkok sebagai importir utama minyak, gas alam, dan bijih besi, hampir 80% bahan energi yang diimpor oleh Tiongkok melalui Selat Malaka. Oleh karena itu, Selat Malaka merupakan pusat distribusi pelabuhan penting bagi impor dan ekspor Tiongkok.

Di pangkalan militer Changi di Singapura, yang merupakan tenggorokan Selat Malaka, sejumlah besar pasukan AS sudah ditempatkan untuk waktu yang lama. Karena AS melihat Tiongkok sebagai "ancaman" strategis nomor satu mereka, maka tidak heran jika Tiongkok juga harus waspada terhadap "kekuatan" AS terhadap jalur laut ini yang merupakan salah satu nadi kehidupannya.

Bayangkan meskipun Selat Malaka berada di bawah yurisdiksi Singapura, jika Singapura menjadi "agen/proxy" AS di kawasan Asia-Pasifik suatu hari nanti, militer AS yang ditempatkan di pangkalan Changi Singapura dapat dengan mudah menguasai Selat Malaka. P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun