Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terjadi Inflasi Tertinggi di AS dan Dilema Rantai Pasokan Barang

6 Desember 2021   11:38 Diperbarui: 7 Desember 2021   03:50 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua pelabuhan ini merupakan dua pelabuhan terbesar di AS. Sekitar 40% peti kemas yang masuk ke AS melewati kedua pelabuhan tersebut. Pelabuhan peti kemas terbesar ketiga Georgia Port juga mengalami backlog/penumpukan yang sangat serius, dengan backlog sebesar 80.000 kontainer. Biden juga meresepkan resep lain, yaitu dengan sistim denda.

kongesti-kontainer-di-pelabuhan-as-61ad91dc75ead611a37d2d62.png
kongesti-kontainer-di-pelabuhan-as-61ad91dc75ead611a37d2d62.png
Sumber: nypost.com

Menurut Observers News, pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, yang paling padat (kongesti) dari November tahun ini, akan mengeluarkan denda untuk kontainer yang terlambat dikeluarkan. Hari pertama adalah 100 dolar AS, meningkat 100 dolar AS per hari. Seseorang di Gedung Putih pernah menyarankan agar mengerahkan Garda Nasional di tingkat negara bagian untuk mengatasi kasus kekurangan pengemudi truk atau memasuki pelabuhan untuk membantu bongkar muat barang, tampaknya merupakan saran yang bagus, tetapi kenyataannya bagaimana?

Kenyataan, dekrit itu tidak keluar dari Gedung Putih, kemacetan pelabuhan tetap sama. Krisis rantai pasok yang parah di AS belum mereda sama sekali, bahkan semakin parah. Jumlah kapal barang di pantai barat yang mengantri telah meningkat menjadi 83 kapal dari semula 4 kapal sebelumnya (pada pertenghan November).

Saat ini rata-rata waktu tunggu per kapal di luar Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach meningkat menjadi 16,9 hari, dua kali lipat dari dua bulan lalu. (berita pertengahan November). Hal ini juga menyebabkan kongesti kapal peti kemas di luar pelabuhan pada dua pelabuhan besar itu mencapai titik tertinggi baru.

Pertama, proposal untuk mengirim Garda Nasional ditolak. Usulan ini mendapat perlawanan keras dari serikat pekerja pelabuhan tepat setelah diajukan, dan Gedung Putih ketakutan maka dengan cepat-cepat mengklarifikasinya.

Karena pelabuhan di AS sepenuhnya dikuasai oleh serikat pekerja. Lalu  organsaisi macam apa kira-kira itu? Serikat pekerja pelabuhan sudah menjadi rahasia umum sangat dipolitisasi dan kuasai gangter-gangter, mereka dapat sepenuhnya mengendalikan kebijakan lokal. Partai Demokrat jelas tidak sanggup mempengaruhi dan melakukan sesuatu.

Partai Demokrat tampaknya tidak berani mengusik mereka. Partai Republik dan Serikat Pelabuhan sudah memonopoli kue besar bisnis pelabuhan.

Karena Garda Nasional tidak dapat dikerahkan, maka satu-satunya jalan hanya dapat mengajurkan pekerja pelabuhan untuk memperpanjang jam kerja mereka dan meningkatkan efisiensi kerja.  Maka untuk ini serikat pekerja  mengajukan permintaan: OK, selama upah lembur cukup, tetapi pekerjaan di Pelabuhan Amerika sudah terlalu nyaman. Lembur tidak lebih dari memindahkan/menggilir sisanya ke unit lain,  karena pekerja pada dasarnya seperti tidak ada pekerjaan, nyatanya masih terjadi kongesti. Apakah karena mereka malas?

Kenyataannya, meskipun upah ditamah 10 kali lipat kepada pekerja pelabuhan akan percuma, karena bagi pengemudi truk kontainer mempunyai alasan kuat dengan meminta pemerintah menyadiakan tempat untuk membongkar barang.

Karena pelabuhan itu sudah penuh dengan peti kemas, ada yang masih penuh isi barang, dan ada yang kosong. Dalam keputusasaan, pelabuhan tidak punya pilihan selain menumpuk kontainer bersusun-susun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun