Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Zhang Rujing (Richard Chang) Salah Satu Ahli Semikonduktor TSMC dan Pendiri SMIC

30 November 2021   12:08 Diperbarui: 30 November 2021   16:58 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah tekanan gelombang baru, bagi Tiongkok daratan untuk membuat setiap terobosan sangat sulit bagi industri chipnya. SMIC tidak dapat membeli mesin litografi EUV saat ini karena tekanan AS.

Huawei tidak dapat memproduksi chip canggih di bawah tekanan AS, dan TSMC, yang dapat dikatakan juga "perusahaan Tiongkok", juga tidak memproduksi chip untuk Huawei. Tidak hanya itu, TSMC juga telah melakukan banyak tindakan untuk menekan perusahaan dan individu orang Tiongkok daratan, termasuk SMIC dan penerus Perusahaan Qingdao Xin En nya Zhang Rujing.

 

Sumber: jy.qdbhu.edu.cn
Sumber: jy.qdbhu.edu.cn

Padahal, Zhang Rujing bukan hanya pendiri perusahaan Qingdao "Xin En (SiEn) Company Ltd.", tetapi juga pendiri SMIC, yang juga dikenal sebagai "Bapak Chip Tiongkok".

Pada 1980-an, di bawah larangan "COCOM", sulit bagi Tiongkok untuk mendapatkan teknologi asing yang canggih, dan chip tersebut harus dieksplorasi sendiri.

(COCOM: Coordinating Committee for Multilateral Export Controls/Komite Koordinasi Pengawasan Ekspor Multilateral. Tentang embargo senjata yang diberlakukan oleh Barat terhadap Tiongkok, yang secara resmi dibentuk pada 1 Januari 1950.

Sejak didirikan hingga tahun 1953, COCOM telah berkembang dari tujuh negara asal Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Italia menjadi 15 negara anggota termasuk Kanada, Jerman Barat, dan Jepang. Niatnya sangat jelas, yaitu untuk memimpin pemerintah AS dan bersatu dengan kebijakan embargo negara-negara Eropa Barat terhadap negara-negara sosialis. Tujuan mendasarnya adalah untuk mencegah dan membatasi aliran bahan-bahan strategis, teknologi tinggi, dan produk Barat ke negara-negara sosialis, termasuk negara-negara ini Uni Soviet, negara-negara Eropa Timur, dan Tiongkok.

Sejak pecahnya Perang Korea pada tahun 1950, COCOM secara resmi memasukkan Tiongkok dalam daftar negara yang diembargo.  Pada tahun 1952, "China Committee", sebuah cabang organisasi COCOM di Asia, didirikan, dengan AS, Inggris, Prancis, Kanada, dan Jepang sebagai negara anggotanya, yang secara khusus menerapkan kebijakan embargo terhadap Tiongkok dan Korea Utara. 

Selama waktu itu, embargo ini jauh lebih ketat daripada embargo yang diberlakukan untuk Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur. Tiga kategori barang dalam daftar embargo, dan bahkan sebanyak 207 barang yang tidak berada dalam lingkup kendali perdagangan COCOM, juga diembargo ke Tiongkok terlepas dari levelnya, inilah penyebab "masalah perbedaan/terkeculian terhadap Tiongkok". Untuk jangka waktu tertentu, Tiongkok bahkan tidak dapat mengimpor obat-obatan yang diperlukan dari negara-negara Eropa Barat, dan pembatasan ekspor obat-obatan negara-negara Barat secara langsung menyebabkan kematian sejumlah besar pasien Tiongkok.

Pada abad pertengahan hingga akhir 1950-an, dengan berakhirnya Perang Korea dan pengurangan bantuan ekonomi AS ke Eropa, menjadi penting bagi Eropa untuk memperluas perdagangan dengan negara-negara sosialis. Pada tahun 1957, Inggris dan Jepang mengumumkan penghapusan "Terkecualian Tiongkok", dan negara-negara anggota COCOM lainnya mengikutinya. Kemudian pada dasarnya "Komite" ini lumpuh, tetapi situasi embargo perdagangan senjata tetap tidak berubah.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun