Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengamati Perang Pangan AS dan Barat terhadap Dunia Ketiga dan Tiongkok

18 Oktober 2021   16:29 Diperbarui: 19 Oktober 2021   07:23 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang pangan AS dengan China. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Alasan utamanya Tiongkok bisa aman-aman adalah karena memberlakukan sistem kuota.

Saat itu Tiongkok menerapkan sistem kuota impor, misalnya permintaan kedelai di Tiongkok tahun ini 10 juta ton, dan output hanya 5 juta ton, maka otoritas impor dan ekspor akan memberikan kuota impor kedelai sebesar 4 juta ton untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Kesenjangan produksi kecil sebesar satu juta ton mendorong berlanjutnya ekspansi industri kedelai Tiongkok.

Sistem kuota ini dapat secara efektif mencegah masuknya barang-barang yang didanai asing dan melindungi industri dalam negeri. Di bawah perlindungan kuota inilah pertanian Tiongkok terus tumbuh, menggerakan roda sejarahnya.

Titik kunci terletak pada bergabungnya Tiongkok dalam WTO. Pada tahun 2001, Tiongkok bergabung dengan WTO dan ekonomi lepas landas dan industri meledak. Tetapi yang banyak tidak diketahui adalah bahwa Tiongkok telah mengajukan permohonan akses ke WTO dalam banyak hal sebelum tahun 2001, dan itu ditolak oleh AS.

Salah satu alasan penolakannya adalah Tiongkok harus menandatangani "China US Agriculture Cooperation Agreement" (Perjanjian Kerjasama Pertanian Tiongkok-AS). Menghadapi kesepakatan ini, Tiongkok dan AS telah terlibat dalam banyak konfrontasi. Dua masalah yang paling akut adalah:

Pertama, AS mengharuskan Tiongkok menghapus kuota kedelai dan produk pertanian lainnya.

Kedua, AS meminta Tiongkok mencabut embargo gandum AS.

Mengenai yang pertama, telah dituliskan di atas yang menyebutkan sebelumnya bahwa sistem kuota inilah yang membuat tiga pedagang biji-bijian utama AS keluar dari Tiongkok.

Mengenai yang kedua, Tiongkok melarang impor gandum AS karena gandum AS memiliki penyakit yang disebut "gandum hitam kerdil (dwaft bunt of wheat)". Penyakit ini merupakan penyakit menular gandum yang dapat menyebar melalui biji, tanah, dari tempat yang jauh jika ada embusan angin., yang dapat membawa virus ke tanah lain, dan sekali terinfeksi sulit diberantas, virus akan bertahan di tanah selama beberapa dekade.

Gandum yang terinfeksi penyakit ini akan menghasilkan bau busuk dan menggumpal yang mempengaruhi hasil panen. Alasan AS mempromosikan gandum yang berpenyakit ini,  karena berdasarkan penelitian mereka menunjukkan bahwa gandum yang terinfeksi dwarf bunt tidak akan membahayakan manusia saat dikonsumsi setelah diproses.

Masalah Perdagangan/Pertikaian Kedelai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun