Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pesawat Sipil Komersial Tiongkok C919 Terancam Kesulitan Memperoleh Sertifikasi FAA dan EASA

27 September 2021   15:13 Diperbarui: 27 September 2021   15:24 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi ini adalah kekalahan keenam berturut-turut Boeing, dan harus dikatakan bahwa bentuknya cukup parah.

Pada tahun 2018 dan 2019, telah terjadi dua kali crash pada Boeing 737 Max yang mengakibatkan pesawat digrounded minimal 20 bulan dan penghentian produksi selama 5 bulan. Pengurangan atau pembatalan besar-besaran menyebabkan vitalitas Boeing berkurang secara tiba-tiba.

Setelah tahun 2020, dampak pandemi ini bahkan lebih buruk. Boeing telah kehilangan lebih dari 10 miliar dolar AS berturut-turut, dan pendapatannya turun 24%. Ini juga merupakan pengurangan skala produksi dan PHK skala besar.

Terkahir ini Boeing menjual senjata ke Taiwan, pemerintah Tiongkok jelas menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan militer AS, termasuk Boeing, yang menyebabkan Boeing langsung terpukul di pasar penerbangan Tiongkok.

Tiongkok adalah pasar besar yang tak tergantikan bagi perusahaan asing mana pun. Tidak terkecuali Boeing. Saat ini, Tiongkok telah melampaui AS untuk menjadi produksi perjalanan domestik tunggal terbesar di dunia, dan penerbangan sipil juga tumbuh pada tingkat yang relatif tinggi.

Permintaan pesawat penumpang sangat besar, dan jika Boeing kehilangan pasar Tiongkok,  Airbus Eropa pasti akan mendapat manfaat langsung darinya.

Pada saat yang sama, Tiongkok juga secara aktif mempromosikan pengembangan pesawat penerbangan sipil buatan dalam negerinya sendiri, di masa depan, tingkat produsen pesawat asing pasti akan berkurang, dan akan lebih sulit bagi Boeing untuk mendapatkan kembali pangsa pasarnya.

Boeing tidak memiliki cara untuk menanggung biaya kehilangan pasar yang besar di bawah dilema kerugian terus-menerus dan produksi yang lamban.

Oleh karena itu, Boeing harus menundukkan kepalanya ke Tiongkok. Presiden dan CEO Boeing Dave Calhoun menjelaskan pada pertemuan laporan keuangan bahwa dia harus melakukan segala upaya untuk memperjuangkan pasar Tiongkok, dan menekankan bahwa perdagangan dengan Tiongkok harus jelas, industri penerbangan memiliki signifikansi ekonomi yang besar.

Dia berharap untuk memperkuat dialog resmi antara Tiongkok dan AS bahkan secara langsung mengusulkan untuk mempromosikan kontak antara pemerintahan Biden dan Tiongkok, melakukan dialog yang bermanfaat, dan membiarkan penerbangan Tiongkok kembali menjadi normal.

Sebulan lalu, ketika hubungan Tiongkok-AS semakin tegang, Calhoun juga mengusulkan agar pemerintah AS tidak mengaitkan "masalah hak asasi manusia" dengan hubungan perdagangan Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun