Tiongkok telah meberikan bantuan berkali-kali, tetapi AS hanya menerima begitu saja, tanpa merasa untuk berbalas jasa. Maka dari itu tampaknya Tiongkok tidak akan pernah mengorbankan kepentingannya sendiri untuk membantu AS lagi.
AS telah memberlakukan sanksi ekonomi yang "gila-gilaan" terhadap Tiongkok, tetapi tanpanya perhitungan alam melebih perhitungan manusia (kualat isitilah awamnya). Pecahnya pandemi Covid-19 telah membawa dampak ekonomi yang sangat besar ke AS dan mempercepat datangnya babak baru krisis ekonomi di AS.
Saat ini, konfrontasi antara Tiongkok dan AS di bidang ekonomi sangat sengit. Dalam hal politik, AS juga dengan garang menekan Tiongkok, terus-menerus mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok, dan secara sengaja mengarahkan opini publik dunia untuk mencoreng dan membingkai Tiongkok, yang telah menimbulkan pengaruh dan kerugian bagi Tiongkok.
Pada saat ini, AS sedang meminta bantuan Tiongkok, bahkan meminta agar mau mengorbankan kepentingan Tiongkok. Karena krisis ekonomi di AS akan berdampak tertentu pada Tiongkok, namun AS sendiri yang akan berdampak terbesar. Maka dari itu AS hingga  menelepon (memanggil) dua kali berturut-turut ke Tiongkok.Â
Dilihat dari informasi yang diungkapkan media, ada banyak ekspresi serupa dalam isi dua panggilan tersebut.
Pernyataan pertama: Kedua belah pihak percaya bahwa pengembangan pertukaran barang bilateral sangat penting.
Pernyataan kedua: Kedua belah pihak percaya bahwa hubungan ekonomi Tiongkok-AS sangat penting.
Dengan perhatian besar dari dunia luar, para negosiator perdagangan Tiongkok dan negosiator perdagangan pendatang baru Biden Katherine yang fasih bahasa Mandarin akhirnya berbicara satu sama lain.
Dan kedua kali kontak pembicaraan ini menekankan perlunya untuk terus berkomunikasi, jadi apakah seruan yang sering seperti itu akan memulai kembali negosiasi ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS? Ada kemungkinan, tetapi ada banyak kendala jika tidak diselesaikan, bahkan jika pembicaraan diadakan untuk menghasilkan hal-hal yang substansial, diketahui bahwa selama pemerintahan Trump, ada perang opini publik tentang neraca perdagangan, sains dan teknologi, dan pandemi di AS, serta seperti isu-isu seperti Xinjiang, Taiwan, dan Hong Kong.
Ini semua adalah hambatan yang diciptakan oleh Trump. Tampaknya bagi Tiongkok tidak ada yang akan dibahas sebelum ini dihilangkan.