Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meneropong Kiprah Kebijakan Biden-AS terhadap Tiongkok

3 Juni 2021   12:14 Diperbarui: 4 Juni 2021   10:04 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joe Biden dan Xi Jinping. Sumber: AP/Carolyn Kaster via Kompas.com

Dilihat dari situasi beberapa bulan terakhir, memang tampaknya mengikuti langkah-langkah yang direncanakan Biden.

Tiongkok telah menjadi alasan terbaik bagi pemerintahan Biden untuk mempromosikan kebijakan untuk membujuk Kongres dan rakyat. Adapun aliansi anti-Tiongkok, meskipun masih jauh dari pembentukannya, tapi bagaimana pun masih memiliki hasil tertentu. 

Jepang dan Australia secara aktif juga telah bertindak sebagai pengikut setia, dan Inggris juga ikut serta secara kecil-kecilan, dan Eropa yang semula tidak ingin ikut-ikutan juga akhirnya ikuti-ikutan juga, yang menyebabkan banyak gelombang internal di bawah sensasi ritual Biden.

"Perjanjian Investasi Tiongkok-Uni Eropa" juga telah dibekukan, tetapi ini bukan tujuan terpenting atau kunci bagi Biden untuk terus membekukan hubungan Tiongkok-AS. 

Tujuan Bidan untuk bisa berhasil dalam operasi ini, yang terpenting adalah Tiongkok harus tunduk dan berkompromi dengan dia, sehingga memudahkan hubungan antara AS dan Tiongkok, dan secara aktif Tiongkok harus secara aktif menerima lebih banyak konsesi. Maka dari itu mengapa kebijakan sanksi-sanksi keras Trump tetap dipertahankan sejauh mungkin untuk memperjuangkan kepentingan nasional AS.

Pada saat yang sama, itu juga dapat mengidentifikasi kepercayaan sekutunya, bahwa bersekutu dengan AS adalah pilihan yang tepat. Pada saat yang sama, Biden juga dapat membangun prestise politik yang sangat tinggi dan mengimbangi penolakan internal yang disebabkan oleh relaksasi Tiongkok-AS. Ini seharusnya menjadi hasil paling memuaskan yang dapat dicapai Biden.

Namun, masalahnya terletak jika Tiongkok tidak setuju dengan keinginan Biden, dimana Tiongkok harus mengorbankan kepentingan jangka panjang untuk relaksasi bertahap, tidak saja termasuk kerugian ketika era Trump sebelumnya yang sebagian besar tidak dapat diperbaiki dalam jangka panjang, tetapi juga secara internasional sangat kehilangan point. Untuk mengharapkan sekutu utama AS bergabung dalam anti-Tiongkok yang diharapkan akan mempermudah menangani masalah anti-Tiongkok, hal ini  yang dapat membuat AS menjadi gentar.

Oleh karena itu, pilihan Biden adalah konsumsi. Tergantung siapa yang akan mengkonsumsi siapa. Dalam hal konsumsi Biden juga percaya diri. Keyakinan terbesarnya bahwa AS akan keluar dari situasi pandemi.

Periode waktu berikutnya adalah periode pemulihan ekonomi. Selama itu berjalan baik, setidaknya pemulihan ekonomi yang tampaknya baik akan berlanjut, yang akan memberi Biden kepercayaan terbesar untuk terus membekukan hubungan Tiongkok-AS.

Kenyataan Ada Masalah Ekonomi Dengan AS

Sumber: www.theatlantic.com
Sumber: www.theatlantic.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun