Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melihat Ekonomi Tiongkok Tetap Bangkit Dalam Pandemi Global

16 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 16 Januari 2021   14:43 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.berita.yahoo.com

Pada Selasa (12/01/2021), Menlu Tiongkok Wang Yi telah bertemu dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi dan Menko Bidang Kemaritiman & Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Besoknya hari Rabu (13/01/2021), dia akan melakukan kunjungan kehormatan ke Presiden Joko Widodo.

Memang menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan Menlu Wang Yi memulai kunjungan ke empat negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tersebut dari Myanmar pada Senin (11/01/2021) untuk memenuhi undangan Aung San Suu Kyi.

Dari Jakarta, Wang Yi akan melanjutkan kunjungannya ke Brunei Darussalam dan Filipina atas undangan menlu kedua negara itu. Sebelum ke Asean, Menlu Wang Yi melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Afrika.

Kunjungan Wang Yi di Sumatera Utara 12 - 13 Januari didampingi secara langsung oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Bersama beberapa delegasi, Menlu Tiongkok dijadwalkan akan melakukan kegiatan hiking dan berkunjung ke beberapa tempat historis di sekitar Danau Toba.

Selama pertemuan tersebut, beberapa pembicaraan penting pun dibahas oleh kedua menteri. Di antaranya seperti kerja sama investasi, proyek strategis, pariwisata hingga pemulihan ekonomi nasional.

Luhut juga mengungkapkan rasa syukurnya karena telah menyaksikan secara langsung penandatanganan MoU atau Nota Kesepahaman, terkait kerja sama di beberapa bidang strategis. Dia mengaku antusias terlibat langsung untuk mengembangkan potensi di Sumatera Utara, sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas.

Dengan kunjungan ini, mau tidak mau kita perlu melihat Tiongkok dengan mata terbuka, dan lebih memahami keadaan Tiongkok terkini, karena meskipun selama ini kita hidup dalam abad ke-21, namun media arus utama Barat telah lama menyesatkan untuk opini publik dunia tentang Tiongkok, dengan berbagai alasan yang mengakibatkan pemahaman distrorsi tentang Tiongkok oleh dunia luar.

Dalam beberapa dekade terakhir, media Barat selalu menghebohkan "teori keruntuhan Tiongkok". Mereka pertama kali meramalkan keruntuhan Tiongkok setelah "kekacauan Tiananmen" pada tahun 1989. Setelah runtuhnya Uni Soviet, mereka meramalkan bahwa Tiongkok akan mengikuti Uni Soviet dan hancur berantakan. Tiongkok akan kacau, Sebelum unifikasi Hong Kong, mereka meramalkan bahwa kemakmuran Hong Kong dan China Construction Bank akan hilang, dan ketika Tiongkok bergabung dengan WTO, dan mereka meramalkan bahwa Tiongkok akan runtuh.

Setelah tsunami finansial meletus tahun 2008, mereka memprediksikan akan terjadi kekacauan besar di Tiongkok. Pecahnya epidemi SARS-CoV2 (Covid-19) di Wuhan Tiongkok telah digambarkan oleh beberapa orang di Barat sebagai "Momen Chernobyl" Tiongkok. Baca:

Pandangan Dan Latar Belakang Barat Atas Teori "Keruntuhan RRT"

https://www.kompasiana.com/makenyok/5fe1ab8c8ede4808a03db8a2/pandangan-dan-latar-belakang-barat-atas-teori-keruntuhan-rrt

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun