Salah satu masalah terbesar bagi AS tidak memiliki perwakilan dari kepentingan keseluruhan rakyatnya, tapi hanya kekuatan politik semacam Partai Demokrat atau Republik. Mereka masing-masing akan mengatakan saling tidak mewakili satu sama lain, ini adalah satu tantangan besar bagi AS.
Kemampuan, kemauan, konsensus semua orang semua terkait satu sama lain, apakah konsensus ini dapat dipromosikan dan direalisasikan oleh kekuatan politik besar pada umumnya di AS adalah suatu yang penting untuk dapat melakukan reformasi dan perubahan besar.
Namun tampaknya akan sulit sekali, karena di AS suara rasional masih terpinggirkan oleh mainstream, seperti diketahui di AS boleh mengertik bahkan memaki pemimpin, namun tidak membawa penaruh terhadap pelaksanaan yang akan dilakukan eksekutif.
Karena menurut sistem hukum AS, selama eksekutif terpilih secara sah dan prosedurnya benar maka dianggap tidak salah. Misalnya meskipun kini terjadi wabah yang sangat serius, dan pemimpin bermain golf, dia tidak akan dicopot dari jabatannya. Karena dia melakukannya pada akhir pekan saat bukan waktu bekerja, semuanya akan baik-baik saja, karena itu legal.
Menurut beberapa pakar AS sendiri seperti Fukuyama reformasi di AS baru dapat terjadi, jika terjadi krisis yang lebih besar dari krisis keuangan 2008 untuk menyadarkan elit politik dan sosialnya. Mungkin krisis pandemi Covid-19 kali ini adalah krisis yang lebih besar dari krisis keuangan 2008.
Tetapi masalahnya apakah mungkin untuk membangkitkan elit formal masyarakat AS dan kemudian mencapai konsensus, tampaknya ada tanda-tanda tidak akan berhasil sekarang, dengan kenyataan AS kini masih terkoyak.
Jika diversifikasi berjalan terlalu jauh, masyarakat akan terpecah belah. Bagaimana Anda bisa berkembang jika masyarakat terpecah? Jadi mempertahankan gelar adalah yang paling penting.
Saat ini kekuatan politik dan kekuatan pemodal di AS sedang dalam konflik, jadi di masa mendatang, dapatkah masyarakat Amerika masih dapat mengekang monopoli dan eksploitasi modal melalui kekuasaan negara dan sarana negara?
Ada pakar yang berpandangan, tidak menutup kemungkinan bahwa setelah krisis mencapai tingkat tertentu, AS akan mengadopsi beberapa langkah reformasi yang lebih kuat, tetapi pada akhirnya kita akan menemukan bahwa itu hanyalah gejala dan bukan akar penyebabnya. Akar penyebabnya harus struktural. Disini kita tidak akan berbicara tentang revolusi atau reformasi yang mendalam. Karena dianggapnya masih terlalu jauh.
Bahkan termasuk cendikiawan berpengaruh seperti Stiglitz sekali pun analisisnya terhadap banyak persoalan, dari sudut pandang banyak pakar luar masih dianggap belum sampai pada tataran struktural, sehingga masih relatif superfisial, yakni ganti presiden.Â
Tapi meskipun presiden ganti orang yang berbeda, tetapi kenyataannya apakah kita bisa tahu apa maskud dalam hatinya yang sesungguhnya?