Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Iran Siap Melawan Serangan AS, Tiongkok Siap Mendukung Iran

15 Desember 2019   10:16 Diperbarui: 15 Desember 2019   15:53 6526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Timur Tengah kemungkinan akan pecah perang skala besar, tampaknya AS bisa menyerang Iran. Jika itu terjadi Iran siap melawan dengan mengancam semua pangkalan militer AS di sekitar Iran di Timteng akan menjadi target. Iran bersumpah akan menjadikannya neraka.

Menurut salah satu think-tank AS Mark Cancian yang dimuat di Forbes mengatakan ada 5 opsi AS menyerang Iran:

(1) Meningkatkan pertahanan udara di sekitar kota-kota Saudi dan fasilitas minyak, (2) meluncurkan serangan rudal di fasilitas militer Iran, (3) meluncurkan rudal dan serangan udara terhadap sejumlah besar target Iran, termasuk infrastruktur sipil, (4) Melakukan serangan udara yang berkepanjangan, dan (5) mengkarantina Iran. Opsi ini menggabungkan agresi dan kepasifan.

Menurut pandangan pengamat Trump tampaknya lebih percaya untuk menggunakan kekuatan untuk menyerang Iran.

AS memiliki puluhan ribu pasukan yang berbasis di Bahrain, Irak, Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Suriah, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Selain itu, tepat di seberang Selat Hormuz terletak Gugus Tugas Gabungan AS di Tanduk Afrika (American Combined Joint Task Force-Horn of Africa/CJTF-HOA) adalah satu-satunya pangkalan permanen AS di benua Afrika.

Di Turki, pasukan AS adalah bagian dari NATO. Di Yordania, Suriah, dan Irak, mereka berada di area terbatas di negara itu, terutama mencegah kebangkitan ISIS.

Yang di daerah lain, misi tersebut tampaknya untuk memastikan kebebasan navigasi di Teluk Persia dan Laut Merah dan ditempatkan untuk melindungi sekutu, "teman", dan kepentingan AS dari "agresi Iran".

Iran telah mengumumkan pihaknya menargetkan 21 pangkalan AS di wilayah itu dengan rudal. Mereka juga telah mengirimkan kombinasi rudal, drone, dan pabrik senjata presisi kepada Hezbollah, Hamas, Jihad Islam Palestina, Houthi di Yaman, milisi Syiah Irak, Lebanon dan Suriah Bashar Assad.

Dengan mendistribusikan aset kekuatannya di sekitar kawasan itu, Iran tampaknya berharap bahwa serangan terhadap AS atau sekutunya akan lolos dari pembalasan langsung AS (atau Israel).

Sejauh ini, AS telah menolak untuk membalas Iran atas serangan aset AS atau penghancuran fasilitas minyak Saudi yang terjadi belakangan ini. Israel, di sisi lain, telah menyerang fasilitas Iran dan gudang senjata di Libanon, Suriah dan Irak. Menyerang pada sumbernya mungkin hanya masalah waktu bagi mereka berdua.

Dalam keadaan demikian jika terjadi kesalahan baik sengaja atau tidak sengaja, perang bisa saja terjadi.

Persiapan Iran Melawan Serangan AS dan Sekutunya

Sumber: Popular Science
Sumber: Popular Science
Iran Membeli 70 Unit Jet Tempur siluman generasi ke-5 J-31 Tiongkok Yang Setara Dengan F-35, demikian menurut media AS.


Tiongkok juga memiliki sejarah panjang memasok Iran dengan peralatan militer, termasuk jet tempur, sistem rudal permukaan-ke-udara, rudal anti-kapal, kapal pembawa rudal dan kapal selam serangan.

Sebagian besar persenjataan Iran terdiri dari sistem Barat, Rusia, dan Tiongkok yang sudah ketinggalan zaman, tapi Iran telah mengandalkan beberapa senjata yang lebih modern, seperti mengkloning rudal jelajah peluncur C-704 Tiongkok menjadi Nasr-1, untuk sistem dari negara-negara ini.

Dan Iran telah mengerahkan lebih dari 20 Ribu Rudal Untuk Mentarget Pangkalan-pangkalan Militer AS di sekitarnya Timteng.

Kementerian Pertahanan Iran juga mengkonfirmasi berita AS, dan seorang juru bicara Iran mengatakan bahwa mereka akan membeli 70 jet tempur J-31 dari Tiongkok. Ini menunjukkan Iran mulai persiapan untuk perang total.

Selanjutnya, menurut laporan "Israel Times" pada 2 Desember, dalam pidato peringatan 40 tahun berdirinya Akademi Penjaga Revolusi Iran (IRGC), Komandan Penasihat Umum Allahnoor Noorollahi dalam pidatonya menyatakan, bahwa 110 pangkalan rudal Iran saat ini sudah dalam siaga siap peluncuran dan memiliki kemampuan peluncuran harian 20.000 rudal dapat secara langsung menargetkan 21 pangkalan militer AS di Timur Tengah, yang mencerminkan kesiapan tempur Iran yang memadai.

Noorollahi juga mengatakan kekuatan rudal Iran adalah terkuat ke-4 dunia setelah AS, Rusia dan Tiongkok. Selain itu dalam menghadapi serangan udara lintas-perbatasan yang sering terjadi di ibukota Suriah, Damaskus, dan mengklaim bahwa mereka menyerang pangkalan-pangkalan Iran di luar negeri, ini tidak diragukan lagi menantang garis bawah Iran.

Untuk tujuan ini jika Israel melakukan kesalahan, Iran berkemampuan untuk membumi-hanguskan dan meratakan Tel Aviv dan Haifa.

Sejak militer AS menekan Iran. Iran terus menunjukkan kekuatan misilnya yang kuat ke AS, dan telah secara langsung mengungkapkan pabrik rudal bawah tanah Iran, dan rudal anti-kapal di pantai telah didirikan, dan siap kapan saja untuk menenggelamkan kapal induk AS jika mendekati masuk wilayah Iran, dan Iran siap melawan.

Dengan pernyataan di atas ini menunjukkan bahwa 70 jet tempur J-31 Tiongkok berarti sudah tiba di Iran. Demikian menurut pengamat.

Selain itu Iran juga telah membangun gudang-gudang rudal besar untuk tujuan ini, bahkan NATO juga telah mengakui kemampuan Iran untuk meluncurkan sampai 20.000 rudal per hari untuk 110 target ke negara-negara musuh.

Di masa depan, data ini akan jauh melebihi level saat ini, sementara beberapa negara Teluk sudah menjadi pangkalan militer musuh-musuh Iran.

Harus dikatakan bahwa pangkalan mereka (AS dan sekutunya) adalah target dari rudal Iran. Begitu perang pecah, rudal Iran akan meledakkan 21 pangkalan militer utama musuh di Timur Tengah menjadi lautan api.

Ini berarti bahwa Iran memiliki kemampuan untuk melawan dan membunuh musuh terbesarnya AS yang mereka sebut "setan besar".

Noorollahi memperingatkan negara-negara Teluk di sekitarnya bahwa pemerintah Teheran tidak menganggap mereka ini musuh Iran, kecuali negara-negara Teluk ini "melintasi perbatasan" dan menjadi kaki tangan AS untuk melawan Iran. "Kalau tidak, kita tidak ingin membahayakan tetangga kita". Kata Noorollahi

Dilaporkan bahwa militer AS memiliki 110 pangkalan militer besar dan kecil di Timur Tengah, lebih dari 40 pangkalan militer di sekitar Iran (termasuk Afghanistan), dan 21 pangkalan militer besar.

Pada November tahun lalu, jumlah pasukan AS di Timur Tengah telah mencapai 54.000, AS berulang kali meningkatkan pasukannya, sehingga jumlah pasukan AS di kawasan ini mendekati bahkan melebihi 60.000.

Hanya pada bulan Oktober lalu saja, Pentagon mengkonfirmasi bahwa mereka menambah 3.000 pasukan di Arab Saudi. Dalam menghadapi ancaman dari tentara AS, Iran telah menunjukkan sikap yang sangat keras.

Menurut Iran News Television pada 3 November, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abofazil Shekatchi mengatakan bahwa bahkan jika suatu negara tidak berpartisipasi langsung dalam perang melawan Iran, selama Amerika Serikat menggunakan wilayah negara-negara tersebut dan wilayah udara, Iran akan memperlakukan mereka sebagai "negara musuh" dan memperlakukan mereka sebagai penjajah seperti Amerika Serikat. "

Sumber: en.farsnews.com
Sumber: en.farsnews.com
Menurut Fars News Agency pada 3 Nopember 2019, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brijend. Abolfazil Shekarchi Iran memperingatkan bahwa Teheran akan memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap segala kemungkinan agresi oleh AS dan sekutunya, dengan menekankan bahwa negara-negara yang wilayahnya digunakan untuk melancarkan serangan terhadap Iran tidak akan aman juga, dan anggap "agresor". Begitu Iran terancam, tidak ada tempat berlindung yang bisa melindungi mereka, dan Teheran memiliki kemampuan untuk melakukannya.

"Setiap tempat dan titik mana pun dari wilayah mana pun yang menjadi tuan rumah AS dan kepentingan sekutunya akan terancam (jika terjadi perang) dan Republik Islam telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya," Jenderal Shekarchi mengatakan kepada FNA pada hari Minggu (1 Desember).

"Bahkan jika suatu negara tidak secara langsung berpartisipasi dalam kemungkinan perang tetapi wilayahnya menjadi tuan rumah musuh, kami menganggap negara itu sebagai wilayah yang bermusuhan dan akan memperlakukannya sebagai agresor," tambahnya.

Jenderal Shekarchi juga menggaris bawahi bahwa kekuatan dan kekuasaan militer Iran tidak terbatas pada perbatasan wilayah negara itu. (Masih ingat dengan "Angkatan Bersenjata Sistem Iran" pada tulisan terdahulu : baca Benarkah AS Akan Menyerang Iran?)

Sementara itu, dia mengatakan bahwa Iran tidak pernah memulai dan tidak akan memulai perang di masa depan, "tetapi jika seorang penyerang membuat kesalahan strategis, bahwa agresi akan dihadapkan dengan respons yang paling kuat dan paling menghancurkan" dalam geografi di luar imajinasi simpatisan, tanggapan yang akan membuat agresor menyesali perbuatan mereka.

Jenderal Shekarchi juga memperingatkan pada Juni bahwa kepentingan Washington dan sekutu regionalnya akan terancam dan dihancurkan jika AS menembakkan satu peluru saja ke Iran.

"Ancaman akan dilawan dengan ancaman berarti bahwa jika satu peluru menembaki kami, 10 peluru akan menembaki mereka (musuh) dan mereka harus membayar harga yang mahal," kata Jenderal Iran itu.

Dia menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Iran sebagai penjamin keamanan bagi rakyat Iran dan warga regional, pesan ini perlu disampaikan kepada dunia bahwa, "kami tidak bermaksud untuk menyerang negara mana pun, tetapi jika Iran berada di bawah serangan musuh, Iran akan menghadapi dengan tanggapan yang tidak dapat diperbaiki dan secara historis itu akan membuat mereka menyesal".

Jenderal Shekarchi mengatakan bahwa semua gerakan musuh, khususnya AS, dipantau secara tepat oleh Angkatan Bersenjata Iran, menekankan bahwa setiap kesalahan perhitungan militer oleh musuh, khususnya AS dan sekutunya akan dibumi hanguskan.

MayJend. Mohammad Bagheri , juga menekankan bahwa Garda Revolusi adalah "kekuatan ancaman" yang kuat di bawah kepemimpinan Pemimpin Tertinggi Khameni. Setiap perilaku keras terhadap tentara Iran hanya akan menyebabkan banyak korban dan menjadi terhinaan terhadap musuh.

Tidak lama setelah peringatan dari Mayjend. Bagheri. Pada 22 Nopember lalu, Iran melakukan latihan militer pertahanan udara dengan menstimulasikan pecahnya perang di Teluk Persia. Dengan kode nama ""Modafe'an-e Aseman-e Velayat 98"(Guardians of Velayat's Sky-98)"

Sumber: en.irna.ir
Sumber: en.irna.ir
Latihan dimulai dengan pengumuman kode Muhammad Rasulullah (SAW) dan penggunaan unit tempur.

Tahap-tahap pengerahan sistem pertahanan yang ada dalam latihan ini telah dimulai dengan latihan yang menekankan respon cepat pasukan pertahanan dan kemampuan untuk dengan cepat menyebarkan sistem rudal, radar dan artileri dalam operasi, komunikasi yang aman dan multi-lapisan antara sistem pertahanan, komunikasi yang tepat antara peralatan dan kekuatan operasional dan jaringan.

Pertahanan udara terpadu adalah langkah paling penting yang harus diambil pada fase pertama militer untuk membuat keputusan defensif yang sepadan dengan ancaman, praktik rekayasa tempur, dan pertahanan pasif untuk kamuflase dan penyingkiran sistem dan peralatan musuh.

Penerbangan intelijen dan identifikasi tak berawak di zona tempur umum, invasi pesawat tempur, dan aksi pesawat taktis dan defensif terhadap pesawat serang di bawah panduan jaringan pertahanan udara terpadu negara itu adalah langkah lain pada tahap latihan udara ini.

Operasi pengisian bahan bakar udara di atas zona latihan juga dilakukan dengan bimbingan Petugas Pengawas Perbatasan Pertahanan Udara, mempraktikkan proses pertahanan udara termasuk deteksi, intersepsi, dan serangan elektronik sistem pertahanan udara pada tahap latihan ini.

Latihan ini dilakukan di Provinsi Semnan, Iran utara, dengan luas area 416.000 kilometer persegi. Latihan ini mensimulasikan situasi seluruh Teluk Persia dalam situasi perang, dan sepenuhnya menguji situasi strategis pasukan pertahanan udara Iran dan pengoperasian sistem pertahanan dan kontrol.

Selama fase terakhir dari Penjaga Velayat Sky-98, sistem pertahanan udara canggih "Khordad ke-15" juga digunakan.

Komandan Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard memuji keberhasilan latihan pertahanan udara skala besar di bagian utara negara itu dan mengatakan semua target berhasil ditembak oleh sistem pertahanan udara domestik Iran.

Dalam komentar pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami mengatakan sistem pertahanan udara baru telah dipasangkan dengan rudal jarak jauh "Sayyad-3" yang mampu mendeteksi berbagai target, termasuk pesawat tempur dan drone yang mengganggu, dalam kisaran 150 kilometer dan melacak mereka pada jarak 120 kilometer.

Selain itu sistem tersebut diklaim mampu mencegat 6 target secara bersamaan, kata menteri pada saat itu, menambahkan bahwa kemudahan mobilitasnya akan memungkinkan prajurit untuk mempersiapkan sistem pertahanan udara untuk keterlibatan dalam waktu kurang dari 5 menit.

Manuver AS di Sekitar Iran

Sesaat sebelum latihan militer Iran, gugus kapal induk AS "Lincoln" melintasi Selat Hormuz yang dikuasai Iran untuk pertama kalinya sejak penempatannya pada April tahun ini dan memasuki wilayah Teluk Persia.

Dilihat dari serangkaian pernyataan intensif yang dibuat oleh pejabat senior militer Iran dan latihan ultra-skala besar, situasi di Timur Tengah menjadi semakin tegang.

AS terus meningkatkan kehadirannya di Timur Tengah dan mengirim kapal induk ke Teluk Persia, memaksa Teheran untuk membuat peringatan terberat.

Melihat keadaan di atas tuan rumah Gedung Putih, Presiden Trump, sementara ini terlihat untuk tenang dan tidak sembarang meluncurkan perang yang dapat mempengaruhi dunia untuk pemilihannya sendiri (untuk pemilu pada akhir 2020).

Menurut data NATO yang dikutip dari Jenderal Noorallahi dari Akademi Pengawal Revolusi, Iran mungkin memiliki lebih dari 20.000 rudal. Ini lebih dari 10 kali perkiraan Pentagon Amerika Serikat sebelumnya. Kekuatan rudal menjadi andalan Iran.

Bahkan jika Teheran tidak dapat menghancurkan AS, Pengawal Revolusi Islam Iran yang menguasai Teluk Persia mampu menghancurkan ekonomi global. AS harus mempertimbangkan masak-masak untuk memilih.

Dukungan Tiongkok Terhadap Iran

Sumber: fmprc.gov.cn
Sumber: fmprc.gov.cn
Pada 1 Desember 2019, Wakil Menlu Tiongkok Ma Zhaoxu dan Wakil Menlu Iran Abbas Araghchi mengadakan konsultasi Tiongkok-Iran mengenai masalah nuklir Iran di Beijing.

Araghi mengadakan konsultasi mengenai masalah nuklir Iran di Beijing, mereka bertukar pandangan mendalam tentang situasi nuklir Iran saat ini, kesepakatan komprehensif tentang masalah nuklir Iran, dan masalah lainnya.

Kedua belah pihak bertukar pandangan mendalam tentang topik-topik seperti situasi masalah nuklir Iran dan implementasi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan/ Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tentang masalah nuklir Iran.

Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama strategis, terus mempromosikan implementasi JCPOA yang penuh dan efektif, tetap pada arah penyelesaian politik dan diplomatik, menjaga tatanan internasional berdasarkan hukum internasional dan menjaga perdamaian dan stabilitas internasional dan regional. Setelah konsultasi, kedua belah pihak juga bertemu pers bersama menyiarakan konsesus yang dicapai.

Dalam pertemuan ini dicapai 3 konsensus: 1. Mempertahankan perjanjian nuklir Iran yang komprehensif; 2. Mematuhi diplomasi politik untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran; 3. Mempertahankan kelengkapan dan secara efektif mengimplementasikan perjanjian komprehensif tersebut.

Tiga poin ini tampaknya umum, tetapi masing-masing poin sebenarnya sangat berat.

Seperti kita ketahui sebelumnya Iran sudah berupaya mempertahankan JCPOA terutama berunding dengan Inggris, Prancis dan Jerman, yang mendorong Iran untuk tetap mempertahankan JCPOA secara komprehensif.

Namun selama ini upaya Inggris, Prancis dan Jerman untuk mendukung ini dengan menekan AS hanya sebatas bicara tidak ada tindakan apa-apa. Dalam situasi ini Iran terus mengancam akan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran.

Dalam hal ini, Inggris, Prancis, dan Jerman tidak benar-benar memiliki langkah-langkah substantif untuk memungkinkan Iran melaksanakan sepenuhnya perjanjian nuklir, sehingga situasinya menemui jalan buntu.

Kini Tiongkok telah tampil berbicara langsung dengan Iran sendiri, (bukan Inggris, Prancis, Jerman, Tiongkok, Rusia, dan Iran). Konsensus yang dicapai antara Tiongkok dan Iran adalah tiga poin di atas. Iran bersedia untuk sepenuhnya dan efektif mengimplementasikan perjanjian nuklir komprehensif.

Dalam menghadapi Inggris, Prancis, dan Jerman, Iran telah berulang kali mengancam akan menarik diri dari perjanjian Iran. Mengapa, setelah berbicara dengan Tiongkok, mereka sangat senang sehingga ingin tetap mempertahankan perjanjian nuklir yang komprehensif?

Menurut pengamat. Itu adalah dukungan kuat Tiongkok untuk Iran. Dukungan Tiongkok bisa lebih dari sekadar politis, itu harus mencakup ekonomi dan militer.

Ketika AS menjatuhkan sanksi dan memblokir Iran, AS tidak berani menggunakan kekuatan militer, melainkan dengan menjatuhkan sanksi ekonomi agar Iran runtuh ekonominya yang akan membawa kekacauan sosial di Iran. Sekarang setelah Tiongkok melangkah, ekonomi Iran telah terdukung, dan tujuan AS tidak dapat tercapai.

Sama seperti pada tahun 2014, AS memimpin Barat untuk memblokir Rusia dengan menjatuhkan sanksi, dan dukungan Tiongkoklah yang membantu Rusia mengatasi krisis.

Dalam hal ini, tentu saja, AS membenci Tiongkok karena dukungannya terhadap Iran.

Kenyataannya, permainan kekuatan besar telah memasuki permainan persaingan yang sangat mendalam dan menyeluruh.

Dalam satu tahun terakhir ini, AS tidak hanya meluncurkan perang dagang dengan Tiongkok, tetapi juga mendukung kerusuhan di Hong Kong dengan maksud dapat menimbulkan masalah bagi Tiongkok.

Hal ini menimbulkan kemarahan dari rakyat Tiongkok, menginginkan agar Tiongkok juga melakukan tindakan atas provokasi dan intervensi AS di Hong Kong.

Kita ketahui antara AS dan Tiongkok memiliki kelebihan dan kekuarangan masing-masing, jika Tiongkok mengikuti ritme AS sepenuhnya, pastilah Tiongkok yang akan menderita, sebaliknya, jika AS memukul kelemahan saya, dan saya memukul kelemahan Anda. Maka hasilnya akan lain.

Jika Tiongkok bertindak sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, maka bukan hanya bisa lebih tenang pada Tiongkok dan membuat tenang di hadapan AS, tetapi juga bisa benar-benar melukai dan menyakiti AS, bukan bertindak sesuatu yang hanya akan membuat AS tidak terlalu sakit dan gatal-gatal saja.

Membalas Provokasi dan Intervensi AS atas Kerusuhan Hong Kong

Sebagai contoh sederhana, AS baru saja meluluskan apa yang disebut "RUU HAM dan Demokrasi Hong Kong." Tujuannya adalah untuk mendukung "kemerdekaan Hong Kong" untuk menumbangkan pemerintah Hong Kong, mencari jurisdiksi jangka panjang atas Hong Kong, dan mengubah campur tangan untuk urusan pemerintahan Hong Kong menjadi normal dan legal.

Tentu saja, tujuan utama AS melakukan ini untuk menggunakan Hong Kong untuk melawan Tiongkok. Sehingga ada yang berkata pada saat ini, mengapa Tiongkok tidak meloloskan Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hawaii?

Di Hong Kong, ada pengkhianat berkulit kuning (yang oleh orang Tionghoa disebut penghianat suku " Han Jian"), tatapi pertanyaannya akan ada berapa banyak pengkhianat di Hawaii? Karena itu, jika Tiongkok mengikuti jurus AS dan bertindak untuk AS, Tiongkok tentu tidak akan bisa berhasil maksimal.

Sebaliknya jika Tiongkok melawan provokasi AS dengan jurus-jurusnya sendiri, maka akan membuat AS menjadi blangsatan atau kelojotan.

Sebagai contoh, dukungan terhadap Iran ada jurus "Taichi" dengan menggunakan tenaga kecil untuk menuai kekuatan besar, itu akan membuat AS sangat tidak nyaman dan dengki.

Jika ingin memukul AS, maka memukul dengan lambat dan luwes. AS dengan memprovokasi penghianat (hanjian) dan preman Hong Kong untuk mengacau, maka tidak dengan sekaligus diringkus, melainkan dengan pelan-pelan diringkus dan dieliminir, bagaimanapun kerusuhan Hong Kong dan "RUU HAM & Hong Kong AS" ) serta melenyapkan para penghianat dan preman pengacau Hong Kong tidak membawa pengaruh besar terhadap Tiongkok.

AS akan membuat Tiongkok tidak nyaman melalui kerusuhan Hong Kong, sebaliknya Tiongkok juga bisa bertindak untuk membuat AS kesakitan. 

Iran adalah salah satu yang dapat membuat AS menderita. Selama Iran masih ada AS tidak mungkin bisa mengendalikan harga minyak dunia, dengan masih adanya Iran, pengaruh AS di Timur Tengah akan terus-menerus ditekan.

AS telah sepenuhnya memblokir Iran dengan menjatuhkan sanksi berkali-kali, namun selama menyokong Iran, maka sanksi-sanksi ini akan tidak ada artinya.

Jadi tampaknya AS akan membuat Tiongkok menjadi sakit dan menderita melalui provokasi dan dukungannya terhadap kemerdekaan Hong Kong dan Taiwan, tapi dengan jurus "Taichi" pukul memukul Tiongkok, AS juga merasa sakit dan menderita..... Ini seperti keduanya saling pukul memukul... tapi bagaimanapun dengan pukul memukul keduanya akan menjadi sakit dan menderita.....

Mudah-mudahan kedua belah pihak mau saling berunding dan berdamai untuk kemasalahatan dan kesejahteraan umat manusia di dunia...

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

1, 2, 3, 4, 5, 6. 7, 8, 9, 10, 11, 12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun