Dengan pernyataan di atas ini menunjukkan bahwa 70 jet tempur J-31 Tiongkok berarti sudah tiba di Iran. Demikian menurut pengamat.
Selain itu Iran juga telah membangun gudang-gudang rudal besar untuk tujuan ini, bahkan NATO juga telah mengakui kemampuan Iran untuk meluncurkan sampai 20.000 rudal per hari untuk 110 target ke negara-negara musuh.
Di masa depan, data ini akan jauh melebihi level saat ini, sementara beberapa negara Teluk sudah menjadi pangkalan militer musuh-musuh Iran.
Harus dikatakan bahwa pangkalan mereka (AS dan sekutunya) adalah target dari rudal Iran. Begitu perang pecah, rudal Iran akan meledakkan 21 pangkalan militer utama musuh di Timur Tengah menjadi lautan api.
Ini berarti bahwa Iran memiliki kemampuan untuk melawan dan membunuh musuh terbesarnya AS yang mereka sebut "setan besar".
Noorollahi memperingatkan negara-negara Teluk di sekitarnya bahwa pemerintah Teheran tidak menganggap mereka ini musuh Iran, kecuali negara-negara Teluk ini "melintasi perbatasan" dan menjadi kaki tangan AS untuk melawan Iran. "Kalau tidak, kita tidak ingin membahayakan tetangga kita". Kata Noorollahi
Dilaporkan bahwa militer AS memiliki 110 pangkalan militer besar dan kecil di Timur Tengah, lebih dari 40 pangkalan militer di sekitar Iran (termasuk Afghanistan), dan 21 pangkalan militer besar.
Pada November tahun lalu, jumlah pasukan AS di Timur Tengah telah mencapai 54.000, AS berulang kali meningkatkan pasukannya, sehingga jumlah pasukan AS di kawasan ini mendekati bahkan melebihi 60.000.
Hanya pada bulan Oktober lalu saja, Pentagon mengkonfirmasi bahwa mereka menambah 3.000 pasukan di Arab Saudi. Dalam menghadapi ancaman dari tentara AS, Iran telah menunjukkan sikap yang sangat keras.
Menurut Iran News Television pada 3 November, juru bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abofazil Shekatchi mengatakan bahwa bahkan jika suatu negara tidak berpartisipasi langsung dalam perang melawan Iran, selama Amerika Serikat menggunakan wilayah negara-negara tersebut dan wilayah udara, Iran akan memperlakukan mereka sebagai "negara musuh" dan memperlakukan mereka sebagai penjajah seperti Amerika Serikat. "