Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berebut Pasar Alutsista AS-Rusia, Mengapa Turki dan India Memilih Su-35 dan Su-57 Rusia daripada F-35 AS?

12 Agustus 2019   21:30 Diperbarui: 12 Agustus 2019   21:41 28866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tass.com + businessinsider.sg

Ini tampaknya menjadi tamparan di wajah negara-negara yang terlibat dalam F-35. Meskipun mereka telah membayar dan menanamkan dana untuk itu, tapi bisa saja AS menendangnya keluar. Ini benar-benar suatu etika dagang yang sangat buruk.

Sebenar kenyataannya, AS mengusir Turki dari proyek F-35, kerugian ekonominya tidak kecil. Trump adalah seorang pengusaha, tetapi mengapa harus berbuat tekad ini?

Menurut pengamatan analis, kemungkinan ini tidak besar. Karena Turki dimata AS seperti buah simalakama (Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati). AS tidak bisa main sembarangan marah-marah terhadap Turki, mereka berusaha untuk memundurkan batas benang merah bagi Turki.

Pompeo dan Bolton akan mengunjungi Turki dengan mengatakan pintu belum tertutup, mereka dapat membicarakan F-35 kembali jika Turki berubah pikiran. Tetapi kini pada dasarnya sudah tidak mungkin lagi, karena situasinya telah mencapai titik beku.

Sehingga kini untuk membeli alutsista AS bagi Turki sudah sangat tidak mungkin. Tetapi tidak baik untuk mengeluarkan Turki dari NATO, mengingat posisi Turki yang terlalu penting.

Turki merupakan "Gerbang Selatan" NATO, jika terjadi sejalan dengan Rusia atau bahkan independen dari NATO, situasi ini sama sekali tidak diinginkan AS terjadi. AS dalam bersaing dengan Rusia sebagai negara utama berusaha membuat negara-negara sekutu Rusia agar berpihak ke sisi AS. Sehingga negara sekutu Rusia makin sedikit.

Tapi situasinya kini tampaknya, sekutu AS yang memiliki kekuatan tentara terbesar ini (Turki) di dalam NATO telah konsisten dengan Rusia, jadi semakin ditekan perlawanannya makin keras, situasi sungguh berbalikan membuat AS serba salah.

Hal ini berdampak sangat buruk pada strategi persaingan AS sebagai negara utama., yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap reaksi penjualan alutsistanya. Membeli alutsista Rusia bukan lagi dilakukan oleh negara yang tidak mempunyai banyak uang. Bahkan bagi negara-negara yang tidak bermusuhan dengan Rusia dan AS bisa berkeinginan membeli alutsista Rusia.

Rusia dalam menjual alutsistanya tidak terlalu menuntut persyaratan seperti AS yang banyak persyaratan yang mengikat, selama memenuhi kondisi perdagangan yang adil, Rusia bersedia mengekspor alutsista dengan murah kepada negara-negara itu. (Bahkan dengan Indonesia bersedia dibayar dengan hasil pertanian/minyak sawit).

Jika banyak negara anggota NATO yang mengikuti jejak Turki, kemudian oleh AS dikenakan sanksi dan dikeluarkan dari NATO, akibatnya akan tidak baik bagi NATO yang mana anggotanya akan makin berkurang dan  akan melemah. Maka situasinya sekarang bagi AS hanya bisa menahan amarahnya bak menelan buah simalakama. Sehingga tindakan-tindakan lain yang efektif tidak bisa ditrapkan.

India Kembali Berminat membeli Jet Tempur Gen-5 Rusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun