Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jika Diserang AS, Iran Mengancam Umur Israel Hanya Setengah Jam, Mungkinkah?

21 Juli 2019   19:17 Diperbarui: 22 Juli 2019   14:54 19740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: militarymachine.com

Jet tempur generasi ke-5 F-22 dikenal sebagai "senjata pendobrak pintu masuk" berkat kemampuan siluman dan kemampuan penetrasi yang sangat kuat menjadi tantangan serius bagi sistem pertahanan dan kontrol udara Iran yang ada sekarang.

Media luar berkomentar, jika misi penyerangan AS ke Iran pecah, mungkin serangan akan ditujukan pada sistem rudal darat-ke-udara Tehran, terutama sistem pertahanan udara terbaik Iran S-300.

Pada saat yang sama AS, Inggris dan Israel juga mengerahkan pesawat jet generasi ke-5 yang canggih F-35 melakukan latihan bersama di Laut Meditarania.

Latihan ini ditujukan untuk meningkatkan inter-operabilitas dan koordinasi antara AS dan negara-negara mitranya dalam operasi udara dan sistem senjata canggih dari lawan yang kuat.

Namun siapakah lawan kuat yang dituju AS? Apakah memang benar AS akan menyerang Iran?

AS mengerahkan F-22 merupakan jurus untuk "mendobrak pintu masuk" dan kini juga mengerahkan kapal induk, apakah AS benar-benar siap akan berperang? Ini yang menjadi pengamatan para analis.

Namun sebagian analis dan pengamat berpandangan masalahnya tidak sesederhana itu, seperti yang telah kita tahu Trump telah menghentikan perintah menyerangan pembalasan 10 menit sebelum penyerangan dimulai. Hal ini bukanlah suatu yang sederhana, dengan mengirim F-22 dan ugus kapal induk tidaklah dengan mudah bisa mendobrak pintu dan menghancurkan Iran, karena hal ini tidak terlalu pas untuk Iran.

Tindakan AS kali ini dapat dikatakan sebagai tindakan untuk memperkuat pertahananan AS dan untuk deterrence terhadap Iran. Karena setelah dronenya ditembak jatuh di kawasan ini, terutama oleh Iran, ini menunjukkan kelemahan dari AS. Dengan mengerahkan F-22 dalam situasi tegang ini, jelas akan menjadi ancaman besar bagi pangkalan-pangkalan radar dan rudal Iran.

Lebih-lebih lagi AS pada awal April lalu telah mengerahkan F-35 dan B-52 di pangakalan udara AS di Al Dhafra, Abu Dhabi (UAE). Pengerahan F-22 ini akan lebih menambah tekanan kepada Iran.

Sumber: warnewsupdates.blogspot.com
Sumber: warnewsupdates.blogspot.com
Selain itu Al Dhafra letaknya sangat dekat dengan Iran, F-22 kemampuannya tidak sama dengan F-35. Meskipun F-35 dikatakan AS dapat menyerang radar S-300 dan posisinya, namun ini masih mengadung banyak ketidak pastian. Karena kemampuan siluman F-35 itu sendiri tidak begitu baik, tapi F-22 kemampuan silumannya sangat kuat, terutama jika digunakan untuk misi "pendobrakan" .

Jadi misi F-22 pertama-tama akan menghancurkan pertahanan udara lawan, setelah sistem S-300 dapat dihancurkan, barulah diikuti penyerangan dengan F-35. Jadi dua pesawat ini menjadi satu kesatuan. Jadi jika tidak ada F-22 sebagai "pendobrak" F-35 tidak akan gegabah melakukan misi penyerangan, karena resikonya besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun