Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beranikah AS Menyerang Iran dan Permainan Catur Rusia?

18 Mei 2019   20:09 Diperbarui: 18 Mei 2019   20:14 3691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://drones.trendolizer.com

Ketegangan meningkat antara AS dan Iran pada hari Senin ketika pemerintahan Trump menuduh Iran dan milisi yang didukungnya mengancam pasukan AS, dan Iran dituduh melanggar kesepakatan niklir yang dicapai pada saat era Presiden Barack Obama.

Para diplomat Eropa yang berhubungan dengan para pejabat senior di Teheran mengatakan Iran kemungkinan besar akan melanjutkan penelitiannya untuk sentrifugal berkinerja tinggi yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar nuklir dan mengabaikan pembatasan pada inspeksi nuklir di Iran. Ini akan menjadi reaksi paling signifikan Iran hingga saat ini karena Presiden Trump terus meningkatkan sanksi kepada Iran.

Pada saat yang sama, tiga pejabat Amerika Serikat mengutip intelijen baru bahwa Iran atau proxynya bersiap untuk menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah, untuk "penangkalan" ini Pentagon mengirim gugus tempur kapal induk dan pesawat pembom ke Teluk Persia sebagai peringatan pada Tehran.

Langkah-langkah kedua belah pihak telah membawa hubungan antara Presiden Trump dan Iran ke titik terendah baru setelah periode pemulihan hubungan yang dimulai pada 2013 selama pemerintahan Obama.

Pemerintahan Trump secara konsisten berusaha untuk mengisolasi pemerintah ulama Iran. Satu tahun yang lalu, Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir yang diperantarai oleh kekuatan dunia, dan pada bulan lalu saja bergerak untuk memotong sisa ekspor minyak Iran dan menempatkan unit militer Iran sebagai organisasi teror.

Ancaman Iran akan penangguhkan atas beberapa elemen dari Perjanjian Nuklir ntampaknya sebagai respon terhadap kebijakan agresif AS, yang digarisbawahi oleh pengumuman Trump-AS. Dan Kapal Induk USS Abraham Lincoln menuju ke Teluk.

Pemerintah Republik Islam Iran telah memutuskan untuk menegakkan keputusan spesifik untuk membalas, menurut laporan kantor berita semi-resmi Iran, Fars, pada 6 Mei, mengisyaratkan tanggapan terhadap penarikan diri AS sebelumnya dari perjanjian nuklir dan penerapan kembali sanksi terhadap Iran.

Langkah menuju penangguhan beberapa elemen dari perjanjian nuklir - meskipun tanpa menarik diri dari itu - dilaporkan oleh para pejabat Eropa yang telah mendesak para pejabat Iran untuk menghindari diprovokasi untuk melangkahi batas-batasnya dan menyatukan kembali sekutu Barat melawan Teheran.

Di bawah kesepakatan 2015, Iran mengirim sekitar 97 persen cadangan bahan bakar nuklirnya ke luar negeri, dan para ahli tidak percaya bahwa Iran memiliki cukup banyak untuk memproduksi senjata. Sejak AS menarik diri dari perjanjian itu, Iran telah berusaha untuk menempuh garis tipis antara meninggalkan kesepakatan dan terus menjual minyaknya kepada pembeli asing untuk meningkatkan ekonominya yang sedang kesulitan.

Namun bulan lalu, pemerintahan Trump mengumumkan tidak akan lagi menunda hukuman ekonomi terhadap delapan negara yang terus membeli minyak Iran, termasuk Tiongkok, Jepang dan India. Dan dalam sebuah wawancara di New York bulan yang lalu, menteri luar negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mengatakan dia "di bawah tekanan setiap hari" untuk meninggalkan kesepakatan, seperti apa yang telah dilakukan oleh Trump.

Tetapi Fars pada 6 Maei mengutip Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Iran yang dididik MIT dan negosiator kunci dalam kesepakatan 2015, yang mengatakan Teheran dapat mengabaikan batas "kapan pun kita inginkan, dan akan melakukan pengayaan pada volume dan level apa pun "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun