Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemain di Belakang Layar Serangan ke Provinsi Idlib untuk Mengakhiri Perang Sipil Suriah

4 Oktober 2018   16:22 Diperbarui: 4 Oktober 2018   17:19 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk isu Idlib, ketiga pemimpin mengungkapkan perbedaan besar dalam pendapat mereka. Rusia percaya bahwa teroris di Idlib sedang berusaha untuk mengganggu gencatan senjata, dan melaksanakan dan merencanakan berbagai kegiatan provokatif, termasuk menggunakan senjata kimia, sehingga misi utama mereka pada saat sekarang pada waktunya seharusnya untuk mengeliminasi militan bersenjata di Idlib.

Iran, juga mengatakan bahwa operasi Idlib adalah bagian dari perang melawan teror. Namun Turki menyarankan untuk mengumumkan gencatan senjata di Provinsi Idlib dan mengakhiri semua serangan terhadap kawasan itu.

Jadi, pertemuan antara tiga kepala negara di Teheran ini tidak menyelesaikan masalah ini. Pemerintah Suriah dan Rusia telah terlibat mendalam di pertempuran, kini apakah Idlib harus diperangi atau tidak.  Mempertimbangkan gambaran besar, dari perspektif mempertahankan posisi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk memerintah, tentu saja, hal yang paling menguntungkan jika terlibat dan mampu berhasil dalam pertempuran untuk Idlib.

Namun, ketika semua sedang menerka-nerka saat pertempuran akan pecah, situasi tiba-tiba berbalik, karena zona demiliterisasi didirikan pada 17 September. Dunia mau tidak mau bertanya-tanya, apa yang menyebabkan konflik ini pecah?

Analis memperkirakan alasan situasi telah berubah begitu tiba-tiba, karena pertimbangan Turki dan Rusia telah dapat menemukan titik temu yang dapat mereka kompromikan. Kompromi ini memenuhi masalah paling penting dari kedua belah pihak. Yang dipedulikan Turki adalah bahwa pasukan mereka tidak dapat dihapuskan, dan harus tetap ada di Idlib, untuk sebagian besar. Turki ingin memiliki suara penting dan kuat untuk tren masa depan Suriah.

Perhatian utama Rusia juga terpuaskan. Kita tahu bahwa mereka ingin membentuk zona demiliterisasi, dan kemudian menyaring apa yang disebut Rusia sebagai teroris, atau apa yang secara internasional diakui sebagai terorisme internasional, dan ingin memindahkan mereka ke utara, menjauh dari koridor aman zona demiliterisasi.

 

Berdasarkan perjanjian Rusia-Turki, semua militan kelompok ekstremis, termasuk Front al-Nusra, harus benar-benar mundur. Menurut data yang diberikan Turki kepada "Pusat Studi Strategis Timur Tengah," saat ini ada 80.000 hingga 90.000 militan di Idlib, termasuk 50.000 hingga 60.000 militan oposisi yang didukung oleh Turki. Sisanya 30.000 atau lebih adalah militan radikal atau anggota kelompok teroris.

Bagian besar yang diakui sebagai teroris, dikatakan mencapai puluhan ribu. Turki pasti tidak akan mau menerima merka, lalu mau dikemanakan orang-orang ini berikutnya. Untuk didesak ke utara Idlib, itu adalah tempat yang sangat kecil, jadi bagaimana orang-orang ini harus berlindung di sana? Akankah orang-orang ini patuh mematuhi perjanjian, dan meletakkan senjata berat mereka dan pergi ke utara? Ini semua adalah faktor yang masih belum diketahui.

Selain dari kelompok ekstrimis seperti Front al-Nusra dan Negara Islam, masih ada kelompok lain yang biasa disebut sebagai militan oposisi di Suriah.

Menurut perjanjian ini, militan oposisi di Suriah perlu dilucuti senjata utama mereka, tetapi bagaimana ini akan tercapai? Jadi masih banyak ketidakpastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun