Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apakah Kebijakan Tarif Baru Trump Akan Memicu Perang Dagang Dunia?

14 Maret 2018   21:06 Diperbarui: 15 Maret 2018   10:02 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2016 sudah setahun dimana pers/media meyakini dengan peristiwa Black Swan. Dari Brexit hingga kampanye kepresidenan AS, globalisasi mulai menghadapi tren de-globalisasi.

Pada saat yang sama, Tiongkok secara aktif meluncurkan Inisiatif "Belt and Road", yang dipandang oleh media Barat sebagai sebuah pertarungan antara globalisasi dan de-globalisasi.

Apa perbedaan jalur globalisasi Tiongkok dan AS? Apakah dalam hal ini ada permainan zero-sum?

Selama beberapa hari terakhir ini, sebuah "perang dagang" telah menjadi topik hangat media dunia, dan mereka khawatir dan bahkan marah.

Tapi apakah Presiden Trump benar-benar memiliki kekuatan untuk membuat seluruh sistem perdagangan dunia runtuh, dan kemudian kembali berfokus pada kepentingan AS dalam sebuah pergeseran "tata kelola yang hebat keluar dari kekacauan besar"?

Banyak pakar percaya sulit untuk melawan perang dagang di era globalisasi. Pertama-tama, Anda tidak akurat, karena semua negara memiliki ekonomi yang sangat mengandalkan pasar (highly-marketized economy), dan kebijakan telah terfilter dan akan membuat pasar miring, jadi Anda tidak tahu siapa yang akan berakhir dengan kerugian.

Kedua, kepentingan setiap negara sangat terjalin satu sama lainnya. Saat bertikai dengan lawan, beberapa kekuatan itu akan menghantam kembali dengan membahayakan dirinya sendiri.

Baru-baru ini, beberapa ekonom terkenal AS mengatakan ketika diwawancarai oleh salah satu wartawan bahwa tindakan ini tidak akan membantu mengembalikan pekerjaan manufaktur ke AS.

Adam Posen, Presiden Institut Peterson untuk International Economics, AS mengatakan: "Tak satu pun dari keputusan ini akan membawa pekerjaan tertentu kembali, jadi jika kita mengubah kesepakatan dan tiba-tiba AS memiliki lebih banyak manufaktur atau pabrik, sebagian besar akan berbentuk robot modal (captial robots)  yang diperluas, tidak akan ada banyak pekerjaan baru."

Jadi, bisakah Trump, yang begitu cerdik dalam "Art of the Deal," benar-benar memulai perang dagang, dan menutup pintu AS menuju globalisasi dengan mengatas-namakan agar bisa membuat lebih banyak pekerjaan dan proteksionisme perdagangan?

Meskipun rencana tarif pemerintah Trump telah ditandatangani, hal itu tidak akan segera dilaksanakan dan masa penyangga atau tegang waktunya 15 hari yang diberikan berdasar konstitusi AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun