Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menerawang Apa Itu "Belt and Road"

20 Mei 2017   19:47 Diperbarui: 24 Januari 2019   09:45 21186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman Kolonial Orang Barat

100 tahun setelah Zheng He menjelalahi “Laut Barat” Kekuatan Barat mengalami kebangkitan dan berkembang dan terjadi perluasan maritim mereka. Setelah Perang Opium, Tiongkok menjadi daerah semi-koloni kekuatan barat, dan Jalur Sutra Maritim jatuh ke dalam kehancuran.

Kolonialis Barat menggunakan kekautan Kapal dan senjata mereka untuk merebut wilayah dan menjarah sumber daya tanah koloninya. Pada awal abad ke-20 negara-negara kolonial dan koloni mereka menguasai 85% dari daratan dunia, dan budaya Barat menyebar ke seluruh dunia.

Hingga hari ini, dalam dunia ini, tata letak kepentingan yang dilihat setiap orang, pada dasarnya berpusat di negara-negara Barat yang maju, dan peraturan permainan pada dasarnya dirumuskan oleh negara-negara maju ini setelah Revolusi Industri. Dan dalam aturan permainan ini, pasti ada tanda-tanda hegemonisme, kolonialisme dan imperialisme. Dengan kata lain, sistem mereka paling menguntungkan bagi mereka.

Setelah Perang Dingin berakhir, ilmuwan politik Universitas Harvard, Francis Fukuyama, bahkan mengusulkan teori “akhir dari sejarah.” Dia menuliskan: “Apa yang mungkin bisa kita saksikan adalah akhir dari sejarah seperti itu: Itulah titik akhir evolusi ideologis umat manusia. Dan universalisasi demokrasi liberal Barat sebagai bentuk akhir pemerintahan umat manusia” (What we may be witnessing is the end of history as such: That is, the end point of mankind’s ideological evolution and the universalization of Western liberal democracy as the final form of human government.)

Tapi apa yang terjadi? Pada awal abad ke-21, AS memprakarsai Perang Afganistan dan Perang Irak dengan alasan “Kejahatan Terhadap Kemanusiaan.” (“crimes against humanity.”) Dan mengusulkan “Rencana Timur Tengah yang lebih Baik (Greater Middle East Plan).”

Mereka menggunakan senjata untuk memaksa sistem nilai AS (demokrasi) ke Timur Tengah, namun Timteng memiliki kebudayaan lokal sendiri, budaya Islam. Jelas, dalam masyarakat manusia, kita tidak bisa memaksakan satu jenis budaya dan sistem nilai kita ke negara lain.

Metode perang tidak menciptakan demokrasi Amerika, namun menyebabkan Timteng jatuh dalam peperangan dan kekacauan, memperdalam pertentangan budaya, dan memberikan kesempatan kepada terorisme untuk menyebar.

Pada tahun 2002, tahun pertama setelah Perang Afganistan berakhir, ada seorang analis mengunjungi Afganistan. Adegan perang yang dia lihat benar-benar tragis, dan yang sangat menghancurkan adalah ketika dia melihat orang-orang remaja di tempat itu sekitar umur 12 dan 13 tahun menyadang senjata. Ketika dia bertanya kepada masyarakat setempat mengapa mereka membiarkan anak-anak membawa senjata? Mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya makanan untuk makan, jadi mereka harus membawa senjata sebagai pekerjaan untuk mendapatkan makanan.

Jadi dalam situasi seperti itu, jika tidak ada perdamaian, tidak ada pembangunan. Begitu pula jika tidak ada pembangunan ekonomi, yang ada hanya kemiskinan, dan perdamaian tidak akan terjadi secara berkelanjutan.

Pada tahun 2002, dalam sebuah jajak pendapat pada publik AS yang dilakukan oleh Zegby International yang berbasis di AS, mengungkapkan bahwa 78% orang Arab membenci AS. AS yang sedang tenggelam dalam lumpur Perang Afganistan, mulai menyadari bahwa hal itu tidak dapat membawa stabilitas kepada Afganistan dengan kekuatan militer saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun