Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pilot Ace Xie Paifen dan Pembukaan Rute Udara Beijing Lhasa Tibet Tahun 1950an (2)

29 Januari 2017   21:12 Diperbarui: 29 Januari 2017   22:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: 中国空军网http://kj.81.cn/

Untuk memulih dan meningkatkan penerbangan untuk altitude tinggi, pesawat harus memiliki pemanas dan sistem pendinginan udara terutama untuk memecahkan masalah ketahanan dingin dari awak pesawat dan peralatan dalam pesawat. Selain itu ada masalah pembekuan flap dan empennage (alat untuk menstabilkan pesawat yang berada di ekor pesawat) dari pesawat. Karena jika flap sampai membeku pesawat akan jatuh.

Untuk terbang di atas pegunungan tinggi dan puncak gunung yang tinggi, mereka harus menggunakan C-46 dengan kinerja pesawat yang maksimal. Para tim droping udara ini cemas akan teman seperjuangan mereka dari Korp AD ke-18 yang sedang kelaparan. Maka mereka bekerja keras untuk terus kerja siang malam untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan pesawat C-46 ini untuk misi terebut, dengan meng-kanibal peralatan oksigen pesawat C-46 dan perlatan pesawat lain yang berbeda untuk dipasang di pesawat C-46 yang akan digunakan tersebut, dan mereka bisa menyelesaikannya seminggu lebih.

Meskipun sebelumnya telah gagal dalam uji coba terbang dua kali, tapi Xie Paifen telah bisa memastikan lokasi mulut gunung Kangding selama pengamatannya terdahulu, yaitu jalur sempit dan panjang antara puncak utama Gunung Gongga dengan ketinggian 7.556 meter dan Gunung Zenduo dengan ketinggian lebih 5.500 meter.

Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Untuk terbang menuju Kangding dari Cekungan Sichuan  mulut gunung ini hanya akan menjadi satu-satunya jalur saat itu.

Sebuah mulut gunung yang misterius dengan cuaca yang berubah-ubah dan pesawat yang dibangun dari pesawat tua yang sudah hampir di-scrap atau dibesi-tuakan ini, yang akan menjadi satu-satunya harapan bagi Xie Paifen dan para pasukan AD Divisi ke-18 di daratan yang kelaparan.

Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Sumber: Ilustrasi dari CCTV China
Sebenarnya ketika mereka terbang pertama kali, mereka mempertimbangkan membawa kamus saku bahasa Mandarin-Tibet dan parasut. Untuk persiapan jika suatu ketika harus terjun parasut dan bertemu dengan orang Tibet agar bisa berkomunikasi. Tapi dengan pertimbangan parasute akan menambah berat muatan dan mengingat gentingnya pasukan di darat, akhirnya mereka berikrar tidak membawa dan siap jika harus mati akan mati bersama

Pada 8 April 1950, Xie Paifen dan awak kapal lainnya sekali lagi terbang dengan C-46 dengan beban penuh sesuai dengan ketentuan pesawat. Saat itu, cuaca baik-baik saja. Pesawat terbang perlahan sesuai dengan rencana dan terbang cepat ke mulut gunung Kangding. Dengan mesin pesawat yang menggunakan supercharging dua tahap, pesawat lancar terbang ke ketinggian 5.500 meter, langit cukup biru tanpa awan apapun, dan puncak-puncak gunung besar muncul di depan mereka silih berganti.

Para awak pesawat untuk pertama kalinya melihat pemandangan dan petunjuk paling penting dari uji terbang ini yang tertutup dengan salju tebal puncak utama Gunung Gongga. Gunung Gongga puncak tertingginya 7.556 meter dan yang sangat tinggi berada di sisi kiri. Mereka yakin sudah terbang ke arah yang benar, jika terus terbang maju, setelah melewati gunung ini, mereka memeriksa dimana ada pintu masuk, disebelah kanan mereka bisa melihat pemandangan dari mulut Gunung Kangding.

Langit cerah dan biru di atas gunung-gunung, Xie Paifen dan awak pwsawat menilai pesawat telah mencapai langit di atas Sungai Dadu. Sepanjang mereka terbang di atas dataran tinggi Xikang-Tibet dari lembah antara dua puncak gunung utama menurut rencana penerbangan, mereka semestinya bisa melihat Kota Kangding degan jelas.

Mulut gunung Kangding juga disebut “pintu gerbang neraka” Pada saat mereka terbang menuju ke mulut gunung, semua awak pesawat menahan nafas. Xie Paifen harus terbang melintasi celah sempit dengan panjang 13 kilometer dalam waktu tiga menit. Jika terjadi sedikit kesalahan semua akan fatal.

Namun, ketika awak pesawat ini sudah bisa mengatasi kesulitan dan melintasi mulut gunung yang menebarkan hati ini, mereka tidak melihat kota Kanding. Navigator sekali lagi menghitung data penerbangan dan mengkonfirmasi pesawat telah berada diatas langit Kangding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun