Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Jalur Sutra Maritim Zaman Kuno (3)

6 April 2016   22:26 Diperbarui: 6 April 2016   22:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekspedisi Cheng Ho (郑和) ke Samudra Hindia ditandai dengan kejayaan. Ketika Wang Dayuan (旺 大 渊) dari Nanchang (南昌) di zaman Dinasti Yuan berusia 20 tahun, yaitu pada tahun 1330, ia melakukan perjalanan sepanjang rute Barat dengan kapal. Ia melewati Pulau Hainan, Asia Tenggara, India, Persia, Arab, Mesir dan juh ke maroko, meninggalkan Laut Merah tiba di Sri Lanka melalui Somalia di Afrika timur, Mozambik dan Samudra Hindia, kemudian mencapai Kalimantan dan Filipina dari Jawa melalui Australia dan kembali pulang ke Tiongkok, yang berlansung selama lima tahun.

[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]

Rute pelayaran dan petualangan Wang Dayuan dicata dalam kitab “Catatan Pulau Barbar” (岛 夷 志) 

Dalam perjalanan, Wang Dayuan benar-benar mencatat apa yang dia saksikan secara pribadi dan menuliskannya dalam buku “Catatan Pulau Barbar” (岛 夷 志/account of Island Barbarians) dan edisi singkat nya "Catatan Singkat Tentang Pulau Barbar" (岛 夷 志 略/A Brief Account of Island Barbarian) masih populer hingga sekarang.

Buku ini ada juga yang mencatat dengan melukiskan binatang yang tubuhnya berbulu burung pada waktu itu. Orang disana (Aborigin Australia) memasak dengan api dan hanya makan burung mentah dan hewan. Mereka tinggal di phon-pohon di lapangan (padang pasir). Juga ada melkiskan ada burung “bangau” yang tingginya 6 chi (1 尺= 33.3cm) di Australia. Burung ini akan akan meregangkan sayap dan menari-nari ketika ada orang bertepuk tangan dan bersoral-sorai. Dilukiskannya dengan sangat indah dan istimewa sekali.

Yang dimaksud dengan “burung bangau” oleh Wang Dayuan ini tidak lain adalah Burung Unta yang  kita tahu sekarang. Dia berbeda dengan penulis-penulis sebelumnya, karena mereka  berpergian tidak  dengan maksud dan tujuan. Sedang Wang Dayuan memang berpergian untuk mencatat keadaan yang dilihat sepanjang ekspedisinya ditambah semangat menjelajah dan ingin tahunya. Bahkan dia ingin berpergian ke seluruh dunia.

Dengan kondisi saat itu, dimana komunikasi bahasa dan persiapan untuk beberapa kperluan hidup, hal itu tidaklah mudah baginya. Wang Dayuan telah mengunjungi Asia, afrika dan Australia yang dicatat dalam "Catatan Singkat Tentang Pulau Barbar" (岛 夷 志 略/A Brief Account of Island Barbarian) secara pribadi dalam beberapa tahun. Karya ini sungguh bukanlah suatu yang mudah pada waktu itu, bahkan untuk sekarang sekalipun.

Ada perbedaan lain antara Wan Dayuan dengan penulis-penulis  kemudian, Wang sangat percaya diri dan mengeksplorasi semangatnya yang mencerminkan budaya laut di Tiongkok pada saat itu.

Pada zaman Yaun Dinasti (tahun 1271-1368), orang Tiongkok sudah tahu bahwa Tiongkok dikelilingi lautan dari semua sisi, dan ada negara lain selain Tiongkok. Orang Tiongkok tidak bisa ke laut utara karena gelombang badai sangat kuat. Tapi orang Tiongkok bisa bepergian jutaan Li ke timur, barat, dan selatan melalui jalur darat maupun laut.

Itu berarti orang Tiongkok mengetahui yang dikelilingi lautan dari semua sisi, dan banyak negara lain di sekeliling Tiongkok. Tapi orang Tiongkok tidak bisa pergi ke laut utara karena gelomabng badai yang sangat kuat saja. Walupun demikian mereka bisa  melakukan perjalanan ke arah lain dengan kapal, bisa tiba di tempat yang sangat jauh yang perjalanannya bisa dilanjutkan.

Dari sini bisa dilihat Jalur Sutra Maritim layaknya telah menumbuhkan pemikiran orang Tiongkok pada laut. Mereka juga menyadari mengarungi lautan ada resiko, tetapi juga akan memberi keuntungan badi semua pihak di dunia. Maka dari itu tampakanya mengapa Tiongkok mengusulkan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 hari ini. Tiongkok menyadari bahwa mereka harus keluar menjadi pasar internasional dan domestik menjadi terbuka penuh, dan mereka harus menumbuhkan semangat petualangan dan merintis Tiongkok go internasional.

Ini seharusnya menjadi perhatian kita Indonesia untuk menerobos pasaran domestik Tiongkok yang maha besar untuk memasarkan potensi ekspor kita melalui Jalur Sutra Maritim dan Proyek Tol Laut kita untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun