Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Jalur Sutra Maritim Zaman Kuno (3)

6 April 2016   22:26 Diperbarui: 6 April 2016   22:55 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]Perkembangan “Baru”Pada zaman Tang Dinasti (tahun 618-907), Liangtianchi (量 天 尺), alat pengamatan bintang diciptakan di Tiongkok yang kemudian menjadi pencerahan dalam Navigasi Astronomi Laut. Dalam Dinasti Song orang Tiongkok menemukan Kompas dan digunakan dalam navigasi pelayaran, teknologi canggih seperti meletakan dasar yang kuat untuk membuka Jalur Sutra dan Perluasan Perdagangan luar negeri serta kemakmuran komunikasi budaya dunia.

[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]

Alat pengamatan bintang untuk mengukur jarak zaman kuno Tiongkok

Sejak Dinasti Sui (隋tahun 581-618) Tiongkok dapat dikatakan ter-unifikasi lagi. Pada Dinasti Tang masyarakat Tiongkok masuk dalam periode kemakmuran yang besar dan perdagangan luar negeri tercapai pada puncak baru. Sehingga Jalur Sutra Maritim berkembang pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam zaman Dinasti Tang dan Song (tahun 960), sejumlah pelabuhan perdagangan ke luar negeri terbentuk di daerah pesisir tenggara Tiongkok seperti Yangzhou, Mingzhou (Ningbo saat ini), Quanzhaou, Guangzhou yang sangat terkenal. Terutama Guangzhou sangat berkembang pada saat itu.

Han Yu (韩愈), seorang Perdana Menteri dan penulis besar dari Dinasti Tang, ketika turun dari jabatannya dan melewati Gaungzhou, dia menulis catatan “Barang-barang dari luar negeri diangkut ke negara kita (Tiongkok) setiap hari, berupa mutiara, parfum, gading gajah, tanduk badak, kulit penyu sisik, dan barang langka lainnya yang tidak ada habis-habisnya dan dapat dilihat di seluruh Tiongkok.”

[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]

 

Seorang bhiksu Jepang datang ke Guangzhou pada periode  Kaiyuan (开元/tahun 713-741 ) Dinasti Tang, dia juga melihat pemadangan seperti itu. Ada banyak kapal dari Brahmin, Persia, Kunlun, dan negara-negara lainnya, yang dalam ruang kapalnya 6 atau 7 zhang (3 m)  dan yang membawa rempah-rempah dan parfum serta harta lainnya. Banyak orang dari Sinhala (Sri Lanka), Kerajaan Arab, kerajaan Gutang dan tempat-tempat lain dan juga dari segala tempat di Tiongkok.

Liu Yuxi (刘禹锡) seorang penyair besar, juga menuliskan kata putitis : “Laut tenang dan ikan paus beristirahat. Dibawah sinar matahari banyak kapal-kapal denga penuh harta.”

Kini Pelabuhan Huangpu (黄埔) di Guangzhou, airnya tenang, suatu ketika pernah menjadi pelabuahn yang sibuk sekali sebelum diganti yang baru. Kapal-kapal penuh dengan harta yang berlabuh, kini hanya bisa dilihat di gambar, dan patung yang dibuat sebagai relief.

[caption caption="Ilustrasi dari www.youtube.com"]

Petilasan Pelabuhan Huangpu kini

Pada zaman Tang dan Song Jalur Sutra Maritim telah berkembang cukup makmur, saat itu terjadi fenomena baru, yang sebelumnya navigasi adalah hal yang masih sangat spesifik. Yang menjadi peserta utama adalah pedagang, para utusan negara, dan para biarawan yang menjadi penumpang kapal dagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun