Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Laut Tiongkok Selatan & “Kebebasan Navigasi” Bagi AS (3)

21 Februari 2016   21:46 Diperbarui: 21 Februari 2016   22:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Vietnam, AS telah mencapai kesepakatan dengan AS tentang Cam Ranh Bay, termasuk menggunakannya sebagai depot pemasokan, yang memungkinkan memberi persediaan dan istirahat bagi kapal AS disana. Dan juga peningkatan pertukaran militer dengan Kamboja dan Laos, termasuk pelatihan militer bilateral dan multilateral. 

Jadi dalam kenyataanya, AS mulai melakukan gerakan militerisasi di kawasan tersebut. Dan tampaknya ingin memblokir tempat strategis, yang berkaitan dengan konsep pertempuran asli AS udara  & laut (Air Sea Battle Concept). Apabila pecah perang, maka AS bisa dengan cepat menyebarkan pasukan di sana, karena senjata dan persenjataan berat sudah ada disana.

Mungkin secara normal kita tidak bisa melihat karena disimpan di gudang, tetapi jika terjadi pertempuran, militer AS akan dengan cepat berada disana.

Dalam situs Departemen Pertahanan AS menunjukkan bahwa militer AS memiliki lebih dari 300 ribu personil militer dan sipil yang bisa dikerahkan di kawasan Asia-Pasifik, serta lebih dari 1.200 personil operasi khusus. Angkatan Laut. Angkatan Darat, Angkatan Udara- AS dan Marinir AS memiliki total lebih dari 1.849 pesawat, 5 kelompok tempur kapal induk, dan 200 kapal di kawasan tersebut.

Dalam hal penyeimbangan negara di Asia-Pasifik termasuk Tiongkok, dalam hal ini termasuk penyeimbangan 10 negara ASEAN, strategi AS memandang seluruh Pasifik Barat sebagai papan catur, sehingga telah ditetapkan bagian dari pasukan Armada Ketiga disini, untuk memperkuat tentaranya di kawasan tersebut untuk memberi jaminan untuk mengendalikan atau lebih memperkuat penyeimbangan kembali strategis di kawasan tersebut. Ini menurut pandangan analis strategis militer.

Intervensi Luar Kawasan Memperkeruh Masalah

Intervensi kekuatan asing telah menyebabkan situasi lebih bergelombang di Laut Tiongkok Selatan. Dari pihak Tiongkok tampaknya berpandangan menyelesaikan masalah dengan negosiasi.

Pada pagi hari 22 Nopember 2015 di KTT Asia Timur ke-10, PM Tiongkok Li Keqiang menjelaskan sikap Tiongkok mengenai isu-isu Laut Tiongkok Selatan, dan membuat lima poin proposal bagi semua negara untuk menjaga perdamaian dan stabilitas Luat Tiongkok Selatan bersama-sama, termasuk negara-negara di luar kawasan utnuk tidak berperilaku yang bisa menyebabkan ketegangan di kawasan ini, dan minta semua negara untuk “bersumpah untuk melaksanakan dan menjaga kebebasan navigasi dan terbang diatas Laut Tiongkok Selatan berdasarkan hukum internasional.

Pengamat melihat dengan seringnya Tiongkok mengeluarkan pernyataan tentang masalah Laut Tiongkok Selatan mencerminkan nilai tingkat tinggi isu-isu ini bagi mereka. Dan inti dari tingkat tinggi ini menunjukkan Tiongkok benar-benar menghargai bagaimana menggunakan perdamaian untuk menyelesaikan sengketa di Laut Tiongkok Selatan, bagaimana menggunakan cara-cara damai untuk mempertahankan kepentingan Laut Tiongkok Selatan bagi dirinya.

Tapi masalahnya adalah ketika satu pihak menginginkan mengubah masalah laut ini menjadi kerjasama untuk perdamaian, kesejahteraan umum, dan kepentingan bersama, tapi ada negara luar yang jauh dari kawasan ini mengirim kapal perang dan pesawat. Hal ini yang menjadi masalah untuk membangun lautan perdamaian bersama bagi pihak-pihak yang berada di kawasan tersebut.

Pada 17 Nopember 2015, setelah Presiden Barack Obama tiba di Manila, ia mengunjungi dan naik ke kapal AL-Filipina BRP Gregorio Pilar, yang dulunya adalah kapal patroli Penjaga Pantai AS yang diberikan kepada Filipina pada tahun 2011. Kapal ini pernah terjadi berhadap-hadapan dengan kapal Tiongkok di Pulau Huangyan pada tahun 2012.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun