Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money

Krisis Finansial Yunani Apa Latar Belakang Penyebabnya (1)

20 Juli 2015   15:54 Diperbarui: 20 Juli 2015   16:02 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menolak perbaikan dengan penghematan yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Tidak ada yang menginginkan langkah-langkah yang dikenakan pada pemerintah Yunani dan rakyat Yunani agar lebih ketat. Langkah-langkah tesebut telah membuktikan sangat terbatas sekali hasilnya setelah beberapa tahun  pelaksanaannya. Selain itu, orang Yunani bukanlah seperti ikan yang dapat dilakukan dengan cara hematopoitik (pembentukan sel darah) dan air. Jika hal ini dilakukan akan menjadi semakin lebih tipis dan lebih tipis lagi kemudian segera akan mati jika dilakukan tindakan dengan cara ini.Demkian sebagian analis dan pengamat melihat msaalah krisis utang Yunani ini.

Move PM Alexis Tripras

Alexis Tsipras PM Yunani yang berkuasa setelah pemilu 15 Januari 2015 ini, merupakan sosok yang mewakili perlawanan kebijakan penghematan. Ia menyatakan selama kampanye, jika ia terpilih akan bernegosiasi paket “bantuan” untuk Yunani dan kebijakan penghematan yang ditentukan dengan “Troika”. (komite tripatit yang dipimpin oleh Komisi Eropa “Eurogroup” dengan Bank Sentral Eropa dan IMF yang menyelengarakann pinjaman kepada Yunani, Irlandia, Portugal dan Siprus.)

Tsipras percaya bahwa warga Yunani tidak bisa terus “mengencangkan ikat pinggang” dalam rangka memenuhi kebijakan penghematan. Dia bahkan mengancam sebagai pilihan terakhir, Yunani akan berani default untuk utangnya yang 300 milyar euro.

Pada bulan Maret tahun ini, Alexis Tsipras secara terbuka menuntut Jerman untuk membayar pampasan perang dari Nazi yang telah menduduki negara Yunani.

Mantan Menkeu Yunani yang mengundurkan diri, Varoufakis mengatakan : Jika anda memiliki sapi yang sakit, dan tidak menghasilkan susu yang cukup, dan anda mulai mencambuk terus menerus, supaya menghasilkan lebih banyak susu. Pada titik tertentu, sapi itu akan mati. Akhirnya Anda tidak akan mendapatkan susu yang Anda inginkan. Inilah serupa dengan apa yang terjadi dengan ekonomi Yunani selama lima tahun terakhir. Sang naga telah mencambuk dan mencoba untuk mendapatkan sebanyak mungkin apapun yang diinginkan, untuk membayar utang-utang kita”.

Tapi kini EC (Uni Eropa), ECB (Bank Sentral Eropa) dan IMF yang mewakili “Troika” kreditur internasioanl masih tetap mempertahankan kebijakan penghematan bahkan lebih keras lagi yang akan diberlakukan sebagai prasyarat bantuan keuangan. Ini jelas judi. Katanya lebih lanjut.

Bagi pemerintahan Alexis Tsipras ‘referendum’ merupakan sebuah tawar menawar dan cara baginya untuk menjelaskan kepada semua orang. Pertama, Dia menutup mulutnya selama negosiasi karena memiliki keluhan sendiri. Namun apa keluhannya? Kini Ia sudah  berkuasa sejak bulan Januari tahun ini. Selain itu saat kampanye, ia berjanji bila berkuasa dan bisa memperoleh dukungan rakyat, dia mengatakan akan menggunakan periode pemerintahan barunya untuk menuntut keadilan dari Uni Eropa.

Tsipras melihat langkah-langkah penghematan terakhir yang dikenakan terlalu keras, dan usulan yang ditentukan Uni Eropa untuk reformasi tidak efektif. Kini ia meminta Uni Eropa,  pertama meringankan langkah-langkah penghematan dan kemudian memperbaiki langkah-langkah yang tidak tepat,  atas nama rakyat Yunani.

Dengan demikian barulah dia mau melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa. Dia bisa memberikan rencana yang lebih baik yang dapat diterima kedua pihak, yang diusulkan atas nama rakyat Yunani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun